Kemhan Pastikan Kontrak Kapal Selam Scorpene Sudah Berlaku

Featured Image

Kementerian Pertahanan Pastikan Kontrak Pembelian Kapal Selam Scorpene Aktif

Kementerian Pertahanan telah mengonfirmasi bahwa kontrak pembelian dua kapal selam Scorpene asal Prancis sudah resmi berlaku. Dengan demikian, TNI Angkatan Laut (AL) segera akan memiliki dua kapal selam baru dalam waktu dekat. Salah satu dari kapal tersebut akan digunakan untuk menggantikan KRI Nanggala-402 yang tenggelam pada 2021 lalu.

“Betul, kontrak sudah aktif per 23 Juli 2025,” ujar Kepala Biro Informasi Pertahanan Kemhan, Brigjen TNI Frega Inikiriwang, ketika dikonfirmasi pada Sabtu (26/7/2025). Ia menambahkan bahwa dengan aktifnya kontrak tersebut, pembangunan kapal selam secara resmi telah dilakukan oleh pihak Naval Group. Nantinya, kapal tersebut akan dikirimkan ke PT PAL untuk dirakit bersama. Skema ini merupakan bagian dari kerja sama antara PT PAL dan Naval Group dalam pengembangan teknologi kapal selam.

PT Naval Group juga memberikan konfirmasi serupa melalui keterangan tertulis mereka. Mereka menyebut bahwa dua kapal selam Scorpene akan dibangun di galangan kapal milik PT PAL. Proses ini bisa terwujud berkat adanya skema alih teknologi dari Naval Group. “Berkat proses alih pengetahuan, aspek pengelolaan, pengoperasian, dan pemeliharaan kedua unit kapal selam tersebut sepenuhnya akan dilakukan di Indonesia oleh tenaga profesional dalam negeri.”

Pelatihan Teknisi dan Peningkatan Kapasitas

Sejak kontrak pembelian pada 2024 lalu, Kementerian Pertahanan dan PT Naval Group telah mempersiapkan implementasi melalui berbagai kegiatan seperti perancangan, pengadaan komponen utama, dan proses perencanaan. Sebagai bagian dari rangkaian pembangunan dua unit Scorpene Evolved, PT PAL akan memberangkatkan para juru las (welder) ke Prancis untuk mengikuti pelatihan khusus.

"Dalam beberapa minggu ke depan, para pengelas PT PAL akan tiba di Perancis untuk mengikuti pelatihan khusus di tempat kerja," kata PT Naval Group dalam keterangan tertulisnya. Selain itu, Prancis juga akan mengirimkan sekitar 50 orang tenaga ahli ke Indonesia untuk melatih 400 insinyur Indonesia dalam bidang konstruksi kapal selam.

Persiapan Satgas Khusus untuk Operasional Kapal Selam

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Muhammad Ali, mengatakan pihaknya telah menyiapkan satgas khusus untuk dilatih agar dapat mengoperasikan kapal selam Scorpene buatan Prancis. "Untuk Scorpene ini kami sudah menyiapkan satgasnya. Tapi memang belum kami terbitkan surat perintahnya. Namun orang-orangnya sudah kami siapkan," ujarnya.

Selain mempersiapkan personel untuk mengawaki Scorpene, Ali mengaku pihaknya juga telah mempersiapkan berbagai kebutuhan yang diperlukan PT PAL selaku pihak yang akan ikut merakit Scorpene. Salah satunya adalah dengan menunjuk kepala proyek dari TNI AL yang ditugaskan di PT PAL. "PT PAL juga sudah kami bangun. Nanti itu untuk fasilitas untuk mengangkat kapal selam dari darat ke laut maupun dari laut ke darat, itu sedang kami siapkan."

Ali menjelaskan bahwa nantinya kapal tersebut akan dirakit oleh PT PAL dan Naval Group di Surabaya. Proses pembuatannya memakan waktu cukup lama yakni delapan tahun. Oleh sebab itu, ia berharap seluruh persiapan yang telah dilakukan PT PAL telah maksimal demi memperlancar proses pembangunan Scorpene.

Kondisi Kapal Selam TNI AL Saat Ini

Setelah KRI Nanggala-402 tenggelam di perairan utara pulau Bali pada 2021, TNI Angkatan Laut kini hanya memiliki empat kapal selam. Dari jumlah tersebut, hanya tiga yang masih beroperasi, yaitu KRI Kapal Selam Nagapasa-403, KRI Kapal Selam Ardadedali-404, dan KRI Kapal Selam Alugoro-405. KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan tiga kapal selam milik TNI AL merupakan buatan Negeri Ginseng. Tiga kapal tersebut merupakan jenis 209 dengan berat 1.400 ton.

Terbaru yang diterima TNI AL adalah kapal selam Alugoro-405 yang dibuat PT PAL Indonesia bekerja sama dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Korsel, pada 17 Maret 2021. Berdasarkan keterangan dari Kementerian Pertahanan, KRI Alugoro 405 memiliki kemampuan jelajah selama 50 hari dan umur pakai mencapai 30 tahun.