Kisah Ilmuwan Perempuan Pertama Inggris yang Tidak Pelajari Sains di SMP

Featured Image

Perjalanan Profesor Michele Dougherty Menuju Jabatan Astronom Kerajaan

Profesor Michele Dougherty tidak mempelajari ilmu pengetahuan alam (IPA) saat berada di sekolah menengah pertama. Namun, semangatnya untuk menjelajahi ruang angkasa terbangkit setelah menggunakan teleskop milik ayahnya. Kini, ia menjadi perempuan pertama yang diangkat sebagai astronom Kerajaan (Astronomer Royal) dalam sejarah 350 tahun jabatan tersebut. Ini merupakan pencapaian luar biasa yang menunjukkan bakat dan dedikasinya terhadap bidang astronomi.

Dougherty juga menjadi bagian dari tim yang mengirimkan wahana antariksa ke bulan-bulan es Jupiter. Misi ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah ada potensi kehidupan di sana. Ia menyatakan bahwa keajaiban ruang angkasa perlu diperkenalkan kepada masyarakat luas. "Saya ingin membuat mereka bersemangat tentang apa yang kami lakukan di bidang astronomi dan menjelaskan betapa pentingnya pekerjaan kami bagi perekonomian Inggris," ujarnya.

Awal Perjalanan yang Tidak Terduga

Perjalanan Dougherty ke dunia luar angkasa dimulai ketika ia masih berusia 10 tahun. Saat itu, ia melihat planet Jupiter melalui teleskop yang dibuat bersama saudara perempuannya dan ayahnya. "Itu adalah pertama kalinya saya melihat Jupiter dan empat bulannya yang besar. Saya tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari saya akan mengirim instrumen ke sana dengan wahana antariksa," katanya.

Ia bahkan harus mencubit dirinya sendiri untuk percaya bahwa hal itu benar-benar terjadi. "Saya sampai harus mencubit diri sendiri karena saya sekarang menjadi astronom kerajaan!" tambahnya.

Latar Belakang yang Tidak Biasa

Pencapaian Dougherty semakin luar biasa karena ia tidak belajar IPA di SMP saat tinggal di Afrika Selatan. "Ada pilihan di antara sekolah-sekolah. Salah satunya mengajarkan IPA, tetapi tidak ada teman saya yang pergi ke sana," kata dia. "Jadi, sebagai anak 13 tahun, saya memilih tetap bersama teman-teman."

Namun, ia sangat mahir dalam matematika hingga diterima di jurusan sains universitas. Meskipun beberapa tahun pertama sangat sulit, ia berhasil mengejar ketertinggalan dan akhirnya datang ke Inggris untuk menjadi salah satu ilmuwan antariksa terkemuka. "Saya mengiyakan hal-hal yang tidak saya tahu cara melakukannya, dan saya belajar seiring berjalannya waktu," katanya.

Sejarah Jabatan Astronomer Royal

Jabatan Astronomer Royal sudah ada sejak pendirian Royal Observatory di Greenwich pada 1675. John Flamsteed dari Derby adalah orang pertama yang mengisi jabatan tersebut. Tugasnya saat itu sebagian besar adalah menasihati raja tentang penggunaan bintang untuk meningkatkan navigasi laut.

Seiring waktu, jabatan ini berkembang menjadi salah satu suara ilmiah paling penting di negara tersebut. Pada abad ke-18, Astronomer Royal mulai diminta untuk memberikan nasihat tentang berbagai topik seperti kereta api, jembatan, dan telegrafi. Di abad ke-20, fokusnya lebih pada pengembangan kolaborasi internasional, termasuk bekerja di teleskop di Chili, Kepulauan Canary, dan Teleskop Antariksa James Webb.

Selama tiga setengah abad, sebanyak 15 pria telah memegang jabatan ini. Namun, kini profesi tersebut dipegang oleh dua perempuan: Profesor Dougherty di Inggris dan Profesor Catherine Heyman di Skotlandia.

Dampak Positif dan Harapan Masa Depan

Dougherty tidak ingin membesar-besarkan fakta bahwa ia adalah perempuan pertama yang memegang jabatan di seluruh Inggris. Namun, ia berharap hal ini akan menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya. "Menurut saya ini penting. Saya pikir ketika anak-anak kecil, khususnya melihat seseorang yang mirip mereka melakukan pekerjaan yang mereka pikir tidak akan pernah mereka dapatkan kesempatannya, hal itu sedikit mengubah pola pikir mereka," ujarnya.

Selama menjabat sebagai kepala departemen fisika di Imperial College antara 2018 hingga 2024, persentase mahasiswa perempuan meningkat dari 19% menjadi 25%. "Bukan perubahan yang besar, tapi ada perubahan positif," katanya. "Dan saya pikir itu karena para mahasiswi melihat bahwa saya berada di peran yang mungkin mereka cita-citakan di masa depan."