Mendikdasmen Cek Kesehatan Gratis di SDN 2 Cideng, Ajak Siswa Hidup Sehat

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Tinjau Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
Pada Senin (4/8/2025) pagi, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti melakukan kunjungan ke SDN 2 Cideng, Gambir, Jakarta Pusat. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka meninjau pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program ini diluncurkan secara serentak di 12 sekolah, madrasah, dan pesantren yang tersebar di berbagai daerah, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Sidoarjo, hingga Tangerang.
Abdul tiba di lokasi pukul 07.44 WIB dengan mengenakan kemeja putih lengkap dengan cukin berwarna merah-biru serta topi berlambang Tut Wuri Handayani. Ia didampingi oleh Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi, serta jajaran dari Kemenkes RI dan tenaga kesehatan.
Di dalam ruang pemeriksaan, Abdul menyaksikan langsung proses skrining kesehatan siswa yang mencakup berbagai aspek, termasuk pemeriksaan gigi, telinga, mata, kesehatan jiwa, reproduksi, dan kebugaran fisik. Untuk tes kebugaran, para siswa diminta berlari sejauh satu kilometer atau setara 12 putaran lapangan sekolah.
Menurut Abdul, kegiatan ini merupakan bagian dari visi pemerintah dalam membangun budaya hidup sehat sejak usia dini. Ia menekankan pentingnya deteksi dini terhadap potensi gangguan kesehatan anak, terutama yang berkaitan dengan pola makan dan gaya hidup.
“Sebagian besar masalah kesehatan anak berawal dari makanan. Karena itu, kami biasakan anak-anak makan makanan sehat dan bergizi,” ujar Abdul saat memberikan pernyataan kepada wartawan.
Ia juga menjelaskan bahwa program CKG adalah hasil kolaborasi lintas kementerian, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Sosial. Dalam pelaksanaannya, CKG disertai dengan kegiatan edukatif seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya, senam Anak Indonesia Hebat, dan lagu MPLS Ramah 2025.
Selain itu, Abdul mengajak anak-anak untuk menerapkan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yaitu bangun pagi, berdoa, berolahraga, makan sehat, belajar dari masyarakat, tidur cepat, dan hidup bermasyarakat secara sehat.
Hasil Evaluasi Program Sebelumnya
Maria Endang Sumiwi, Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, menjelaskan bahwa CKG merupakan hasil evaluasi dari program serupa yang telah diterapkan di 72 sekolah rakyat sebelumnya. Dari hasil evaluasi tersebut, ditemukan bahwa 46 persen anak mengalami masalah gigi, 30 persen kurang bugar, dan ada temuan anemia.
Program ini akan menjadi kegiatan rutin tahunan. Jika ditemukan indikasi gangguan kesehatan, petugas dari puskesmas akan menindaklanjuti, baik secara individu maupun kelompok. Misalnya, jika banyak siswa yang kurang bugar, maka sekolah dapat menjalankan program senam pagi secara rutin.
Pemeriksaan ini penting karena bisa menjadi sarana pemetaan kesehatan anak usia sekolah secara nasional. Pemeriksaan lanjutan dan pengobatan juga bisa dilakukan secara gratis di puskesmas, terutama di wilayah yang sudah menjalankan Universal Health Coverage.
Respons Positif dari Sekolah
Di sisi lain, Kepala SD Negeri 2 Cideng, Ratna Utami Ningsih, menyampaikan bahwa sekolah menyambut baik program CKG. Sejak awal tahun ajaran, pihaknya telah mensosialisasikan kegiatan ini kepada para orangtua murid.
“Alhamdulillah, orangtua sangat antusias. Mereka menanyakan dulu seperti apa pemeriksaannya, dan setelah dijelaskan, semuanya mendukung,” ujar Ratna.
Menurut Ratna, pendekatan yang digunakan petugas kesehatan juga ramah anak sehingga mempermudah proses pemeriksaan. “Anak-anak tidak takut karena mereka diajak komunikasi dulu, ditanya siapa yang rajin sikat gigi, dan sebagainya,” katanya.
Selain pemeriksaan di dalam ruangan, para siswa juga mengikuti tes kebugaran fisik dengan lari 12 putaran di lapangan sekolah. “Mudah-mudahan fisik anak-anak SDN 2 Cideng ini sehat-sehat dan kuat-kuat,” tutup Ratna.