Mengapa UI dan ITB Disoroti soal Integritas Ilmiah?

Kampus Indonesia dalam Daftar Risiko Integritas Penelitian
Beberapa waktu lalu, munculnya laporan Research Integrity Risk Index 2024 yang menyebutkan bahwa terdapat 13 universitas di Indonesia masuk dalam daftar risiko integritas penelitian. Laporan ini dikeluarkan oleh Profesor Lokman Meho dari Universitas Amerika di Beirut, yang menghasilkan peringkat 1.500 universitas dunia berdasarkan tingkat risiko institusional dalam hal integritas penelitian.
Dari 13 kampus tersebut, dua di antaranya adalah Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Meskipun UI dan ITB termasuk dalam kampus-kampus terbaik di Indonesia, mereka tetap masuk dalam daftar risiko. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan tentang alasan kampus-kampus tersebut masuk dalam daftar tersebut.
Alasan UI dan ITB Masuk dalam Daftar Risiko
Rektor UI, Heri Hermansyah, memberikan penjelasan terkait masuknya UI dalam daftar watch list Research Integrity Risk Index 2024. Menurutnya, UI hanya masuk dalam daftar pemantauan karena adanya jurnal yang sebelumnya terindeks menjadi tidak terindeks.
"Kami ini kan ada di 200-an lebih universitas masuk kategorinya, artinya watch list. Watch list ini kan kategorinya misal tadi ada pernah publikasi, kemudian ada jurnalnya yang dulunya masuk terindeks, kemudian menjadi tidak terindeks," ujar Heri.
Heri menjelaskan bahwa masuknya UI dalam daftar watch list bukan berarti publikasi yang dilakukan UI buruk. Hanya saja, jurnal yang digunakan sebelumnya tidak lagi terindeks. Ia menilai bahwa yang lebih penting adalah perguruan tinggi yang mendapatkan tanda red flag dari laporan tersebut.
Meski demikian, data dari Research Integrity Risk Index 2024 akan tetap menjadi bahan evaluasi dan peningkatan kualitas penelitian di UI. "Ini bisa menjadi masukan bagi kita yang berada di watch list ini supaya bisa lebih berhati-hati, dan kemudian lebih melakukan quality control sehingga kita tidak lagi berada di zona tersebut untuk peningkatan kualitas yang lebih baik," tambahnya.
Riset Kampus Indonesia dan Perbedaan dengan Negara Maju
Sementara itu, Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, menjelaskan bahwa saat ini riset kampus di Indonesia belum bisa dibandingkan dengan riset-riset yang dilakukan di negara-negara maju. Hal ini menyebabkan perbedaan platform tempat publikasi antara kampus Indonesia dan negara maju.
"Kalau dibandingkan dengan negara maju yang ekosistemnya berbeda, ya memang kita enggak bisa bandingkan," kata Tata.
Ia menambahkan bahwa banyak penulis-penulis pemula di jurnal-jurnal yang beda liganya dengan yang di negara maju. Hal ini kemudian dianggap berisiko. Namun, ia menegaskan bahwa meskipun ITB masuk dalam daftar 13 kampus dengan integritas diragukan, bukan berarti hasil penelitian yang dilakukan jelek.
"Tapi kalau yang ITB sendiri itu kami relatif bagus. Nanti coba dilihat aja misalnya dibandingkan dengan beberapa universitas top yang di ASEAN ya," ujarnya.
Tingkat Penilaian dalam Research Integrity Risk Index 2024
Research Integrity Risk Index 2024 memberikan lima tingkat penilaian pada universitas-universitas yang terlibat. Berikut rinciannya:
- Risiko Rendah
- Variasi Normal
- Daftar Pengawasan (Dalam Pemantauan)
- Risiko Tinggi
- Bendera Merah (Buruk)
Berikut daftar 13 universitas yang masuk dalam kategori risiko integritas penelitian:
- Binus University - peringkat 11 (Red Flag)
- Universitas Airlangga - peringkat 40 (Red Flag)
- Universitas Sumatera Utara - peringkat 49 (Red Flag)
- Universitas Hasanuddin - peringkat 69 (Red Flag)
- Universitas Sebelas Maret - peringkat 86 (Red Flag)
- Universitas Diponegoro - peringkat 152 (High Risk)
- Universitas Brawijaya - peringkat 155 (High Risk)
- Universitas Padjadjaran - peringkat 177 (High Risk)
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember - peringkat 233 (Watch List)
- Universitas Indonesia - peringkat 266 (Watch List)
- Institut Teknologi Bandung - peringkat 354 (Watch List)
- Institut Pertanian Bogor - peringkat 358 (Watch List)
- Universitas Gadjah Mada - peringkat 363 (Watch List)