Mengenal Santa Adelaide: Ratu Bijaksana yang Jadi Korban Perang Kekuasaan

Featured Image

Perjalanan Hidup Santa Adelaide, Seorang Putri yang Menjadi Pemimpin

Santa Adelaide lahir pada tahun 931 di Orbe, Burgundy, yang kini menjadi bagian dari Swiss. Ia adalah putri dari Raja Rudolf II dari Burgundy dan Bertha dari Swabia. Kehidupannya tidak hanya berjalan mulus sebagai seorang putri kerajaan, tetapi juga membawa konsekuensi besar dalam politik dan agama Eropa abad pertengahan.

Peran Sebagai Alat Diplomasi

Sebagai putri kerajaan, Adelaide memiliki peran penting dalam menjaga hubungan antar kerajaan melalui pernikahan. Pernikahannya dengan Lothair II dari Italia merupakan sebuah pernikahan politik. Meskipun usianya masih muda, ia harus menghadapi situasi sulit ketika suaminya meninggal dalam kondisi yang mencurigakan. Setelah itu, ia dipaksa menikahi Adalbert, putra musuh suaminya, namun ia menolak dan melarikan diri.

Pengalaman Penangkapan dan Kebebasan

Adelaide akhirnya tertangkap dan dikurung selama empat bulan di penjara Garda. Namun, ia berhasil kabur dan mendapatkan perlindungan dari seorang pastor bernama Martin. Kabar tentang keberaniannya menyebar cepat, dan para bangsawan Italia mulai memihaknya. Akhirnya, Otto Agung, Raja Jerman, datang untuk menggulingkan penguasa yang menindas, yaitu Berengar II.

Pernikahan dengan Otto Agung

Setelah Otto Agung menguasai Italia, ia menikahi Adelaide pada tahun 951. Paus Yohanes XII kemudian memahkotai mereka sebagai kaisar dan permaisuri di Roma pada tahun 962. Dalam pernikahan ini, Adelaide berperan penting dalam memperkuat hubungan gereja dengan kekuasaan kaisar. Ia juga aktif dalam menyebarkan monoteisme Clunia dan mendukung ekspansi gereja ke wilayah Italia.

Kehidupan Setelah Kematian Suami

Setelah kematian Otto Agung pada tahun 973, Adelaide terus memegang kendali kerajaan bersama putranya, Otto II. Namun, hubungan antara mereka mulai merenggang karena pengaruh menantunya, Theophano, serta kebijakan Adelaide yang terlalu murah hati dalam amal. Akibatnya, ia meninggalkan istana dan tinggal di Burgundy bersama saudaranya, Raja Konrad.

Peran dalam Pemerintahan Kerajaan

Setelah kematian Theophano pada tahun 991, Adelaide kembali ke Jerman dan menjadi wali tunggal bagi cucunya, Otto III. Ia memainkan peran penting dalam pemerintahan dan memastikan kelangsungan kekuasaan dinasti. Selama masa ini, ia juga fokus pada penyebaran agama, membangun banyak biara dan gereja, serta memberikan bantuan kepada kaum miskin.

Kehidupan Akhir dan Warisan

Pada tahun 994, setelah Otto III dewasa, Adelaide pensiun dari kehidupan istana dan fokus sepenuhnya pada gereja. Ia meninggal pada 16 Desember 999 saat sedang dalam perjalanan untuk mendukung keponakannya, Rudolf III. Meski hidup dalam tantangan, ia dikenang sebagai pemimpin yang bijaksana dan tidak pernah mencari balas dendam terhadap musuh-musuhnya.

Penghargaan dan Pengaruh

Pada tahun 1097, Adelaide dikanonisasikan oleh Paus Urban II. Kisah hidupnya diabadikan dalam bentuk opera oleh George Frideric Handel dan Gioachino Rossini. Santa Adelaide dianggap sebagai pelindung bagi para pengantin, ratu, permaisuri, suami istri, korban kekerasan, pernikahan kedua, orang tua sambung, dan janda.

Beberapa reliknya disimpan di Basilika Hati Kudus Universitas Notre Dame, Amerika Serikat, sebagai bukti bahwa warisan spiritual dan politiknya masih terus dihormati hingga hari ini.