Menjelajah Rasa Kuliner Malam di Trusmi Cirebon

Featured Image

Zona Kreasi yang Menyajikan Kenikmatan Kuliner Malam

Malam minggu sering kali menjadi waktu yang paling dinantikan untuk menikmati makanan lezat bersama orang tercinta. Salah satu tempat yang bisa menjadi pilihan adalah kawasan jajanan di sekitar pasar batik Trusmi. Tempat ini tidak hanya menyajikan berbagai hidangan lezat, tetapi juga menciptakan kenangan yang tak terlupakan.

Kawasan jajanan ini terletak di Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, dan kini telah diresmikan sebagai pusat kuliner Trusmi. Perubahan besar terjadi setelah kedatangan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi. Para pedagang kaki lima yang biasanya berjualan di sepanjang jalan Syekh Datul Kahfi kini telah dipindahkan ke lokasi baru.

Pemindahan Pedagang Kaki Lima

Pemindahan ini dilakukan dengan tujuan penataan kembali kawasan tersebut. Lokasi baru yang dipilih berada di sekitar perempatan BT, depan kantor Dinas Perhubungan Weru hingga pasar batik Trusmi. Kini, Terminal Weru tampil lebih rapi dan tertata, berkat kehadiran para pedagang kaki lima ini.

Perubahan ini dimulai sejak awal Juli lalu, setelah ada instruksi dari Kang Dedi. Pemerintah setempat melakukan penataan dengan menertibkan para pedagang kaki lima yang berjualan di sepanjang jalan tersebut. Namun, mereka tidak diusir begitu saja, melainkan dialihkan ke lokasi yang lebih layak.

Beragam Menu Kuliner yang Tersedia

Kini, para pedagang tersebut berjualan di kawasan jalan H. Abbas, mulai dari perempatan BT sampai area terminal Weru. Wilayah yang dulunya sepi kini berubah menjadi pusat kuliner malam yang ramai pengunjung. Aktivitas berlangsung dari pukul 15.00 hingga tengah malam.

Berbagai jenis jajanan tersedia di sini, mulai dari makanan khas tradisional Cirebon hingga jajanan kekinian. Contohnya, ketoprak dengan bumbu kacang yang khas, digerus dengan cabai rawit dan sedikit bawang putih mentah, dibanderol Rp 12.000. Untuk yang suka angkringan, tersedia tempat duduk lesehan dengan aneka nasi kucing yang dibungkus kecil dengan harga Rp 2.000 per bungkus.

Selain itu, ada wedang jahe dan jahe susu yang bisa dinikmati saat nongkrong bersama teman. Anak zaman now juga bisa menikmati camilan kekinian seperti kebab Mesir yang dibanderol mulai dari Rp 10.000 atau otak-otak dan seafood dengan harga mulai dari 2.000-an.

Minuman dan Camilan Kekinian

Minuman kekinian pun tak ketinggalan, seperti es teh buntel yang dijual mulai dari Rp 2.000 dan boba dengan harga mulai dari Rp 10.000 per cup besar. Tak ketinggalan, kuliner legendaris seperti docang juga tersedia. Docang terbuat dari daun singkong yang direbus, disajikan dalam piring dengan potongan lontong, kerupuk putih, serta kuah segar yang diberi sedikit dage.

Untuk yang ingin makan murah meriah, tersedia nasi kuning per porsi dengan harga 5.000-an belum termasuk toping gorengan. Ada juga jasuke, kudapan yang merupakan singkatan dari jagung susu keju, dengan harga mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 15.000 tergantung toping.

Beragam Pilihan Menu Lainnya

Seblak, meskipun bukan kuliner asli khas Cirebon, menjamur di kawasan Plered. Terbuat dari mie yang direbus dengan kerupuk dan suwiran ayam, dijual sekitar Rp 10.000. Mie Ayam dengan mie dan sayuran caisim, ditambah ceker dan suwiran ayam, juga dijual dengan harga Rp 10.000.

Bakso Doa Ibu dan Bakso Diva adalah salah satu menu favorit yang terkenal di sini, dengan harga mulai dari Rp 10.000-an. Nasi Jamblang, kuliner khas Cirebon, juga tersedia. Nasi putih dibungkus daun jati dengan harga mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 2.000, belum termasuk lauk yang bisa dipilih sesuai selera.

Hiburan Keluarga dan Pengalaman Unik

Tidak hanya kuliner, kawasan ini juga dilengkapi dengan hiburan keluarga. Tersedia andong atau dokar, kereta kuda yang dihiasi dengan lampu warna-warni. Tarifnya cukup murah, hanya Rp 10.000 sekali putaran. Rutenya dimulai dari perempatan BT, melewati jalan H. Abbas, pasar pasalaran, lalu kembali ke tempat semula.

Transformasi yang Menghidupkan Ekonomi Lokal

Transformasi kawasan ini tidak hanya menghidupkan ekonomi lokal, tetapi juga mempercantik lingkungan. Jalan H. Abbas kini tampil lebih rapi dan nyaman. Penataan ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan pedagang, tetapi juga membuat pengunjung merasa lebih betah.

Dengan demikian, Kabupaten Cirebon kini menjadi ikon wisata kuliner malam yang patut dibanggakan. Kombinasi antara keberagaman kuliner, penataan lingkungan yang baik, dan hiburan yang menarik membuat kawasan ini menjadi destinasi yang sangat menarik untuk dikunjungi.