Palestina Lapar, Israel Lontarkan Batu dengan Tangan Tersembunyi

Featured Image

Penyangkalan Israel atas Kelaparan di Gaza Dihancurkan oleh Banyak Bukti

Banyak pihak yang menyatakan bahwa kelaparan yang terjadi di wilayah Palestina, khususnya di Gaza, bukanlah kesalahan dari pihak Israel. Namun, fakta dan laporan internasional menunjukkan bahwa tindakan Israel berkontribusi signifikan pada situasi ini. Pernyataan resmi dari pejabat dan menteri Israel sering kali mencoba mengelak dari tanggung jawab atas kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk.

Dilaporkan oleh beberapa media internasional, termasuk The Guardian, Israel sedang melakukan upaya untuk melepaskan diri dari tuduhan atas kelaparan dan pembunuhan warga sipil di Gaza. Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa Israel adalah pihak utama yang bertanggung jawab atas krisis ini. Beberapa organisasi internasional seperti PBB dan sejumlah negara telah menyoroti kebijakan Israel yang tidak manusiawi dalam menghadapi krisis kemanusiaan di wilayah tersebut.

Para pejabat Israel terus berusaha membantah klaim bahwa ada kelaparan di Gaza. Mereka menyatakan bahwa jika ada kelaparan, itu bukan kesalahan mereka, atau bahkan menyalahkan Hamas dan organisasi bantuan internasional atas masalah distribusi bantuan. Bahkan, salah satu menteri Israel sendiri, Amichai Eliyahu, diberitakan menggambarkan kebijakan yang menyerupai genosida dan pembersihan etnis, meskipun pihak Israel menyangkal bahwa hal tersebut merupakan kebijakan resmi.

Di tengah meningkatnya jumlah kematian akibat kelaparan, termasuk banyak anak-anak, dan laporan tentang tingkat malnutrisi yang sangat tinggi, Israel terus berusaha menghindari tuduhan yang diajukan oleh organisasi seperti WHO. Kepala WHO menggambarkan situasi ini sebagai "kelaparan massal buatan manusia".

Pernyataan bersama dari 28 negara, termasuk Inggris, menunjukkan dukungan kuat terhadap pernyataan bahwa penderitaan warga sipil di Gaza mencapai titik terendah. Mereka mengecam model penyaluran bantuan pemerintah Israel yang dinilai berbahaya dan merampas martabat warga Gaza. Selain itu, mereka juga mengutuk cara Israel memberikan bantuan secara bertahap serta pembunuhan tidak manusiawi terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, yang berusaha memenuhi kebutuhan dasar mereka akan air dan makanan.

Beberapa pejabat Israel lebih hati-hati dalam menyampaikan pernyataan publik, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang hanya berjanji bahwa tidak akan ada kelaparan di Gaza. Namun, sebuah pengarahan rahasia kepada wartawan oleh pejabat keamanan senior Israel menunjukkan posisi yang lebih tegas, dengan menyatakan bahwa tidak ada kelaparan di Gaza dan menuduh bahwa gambar-gambar anak-anak kelaparan di media internasional menunjukkan anak-anak dengan penyakit yang mendasarinya.

Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, mengklaim bahwa tidak ada kelaparan di Gaza, tetapi yang ada adalah kelaparan akan kebenaran. Namun, laporan dari organisasi seperti Medecins Sans Frontieres menunjukkan bahwa seperempat dari anak-anak kecil dan ibu hamil atau menyusui yang diperiksa di kliniknya mengalami malnutrisi. PBB juga melaporkan bahwa satu dari lima anak di Kota Gaza menderita malnutrisi.

Israel, sebagai kekuatan pendudukan, memiliki kewajiban hukum untuk memastikan penyediaan sarana kehidupan bagi warga yang berada di bawah pendudukannya. Meskipun Israel sering menyalahkan Hamas atas intersepsi bantuan pangan, laporan AS yang bocor menunjukkan bahwa tidak ada bukti pencurian sistematis oleh kelompok tersebut atas pasokan kemanusiaan yang didanai AS.

Selain itu, Israel juga berusaha menyalahkan PBB atas masalah distribusi bantuan, dengan alasan kurangnya kerja sama dari komunitas internasional. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa Israel mengandalkan Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang sering dikritik karena tidak berpengalaman dan kontroversial, untuk membagikan bantuan. Namun, lokasi yayasan tersebut menjadi fokus pembunuhan massal oleh tentara Israel.

Upaya Israel untuk menghambat bantuan kemanusiaan terus berlanjut. Beberapa waktu lalu, Israel menolak memperbarui visa kerja Jonathan Whittall, pejabat bantuan PBB paling senior di Gaza. Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa Israel menolak delapan dari 16 permintaan untuk mengangkut bantuan kemanusiaan. Juru bicara WHO juga menyatakan bahwa persediaan perawatan malnutrisi hampir habis dan akan segera habis jika tidak diisi ulang.