Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk 53,8 Juta Siswa Dimulai Hari Ini

Featured Image

Program Cek Kesehatan Gratis Sekolah Digelar Serentak

Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah resmi digelar mulai hari ini, Senin (4/8/2025). Program yang diinisiasi oleh Presiden Prabowo Subianto ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan, mendeteksi penyakit secara dini, serta meningkatkan kualitas hidup individu. CKG Sekolah menjadi bagian dari program CKG masyarakat umum yang telah berjalan sejak 10 Februari 2025.

Target Peserta CKG Sekolah

Ditargetkan sebanyak 53,8 juta siswa dari berbagai tingkatan pendidikan akan menjadi sasaran dalam program ini. Rincian peserta terdiri dari:

  • SD dan MI/Pesantren: Total peserta didik sebanyak 28.256.134.
  • SMP dan MTs/Pesantren: Total peserta didik sebanyak 13.470.833.
  • SMU/SMK dan MA/MAK/Pesantren: Total peserta didik sebanyak 12.046.379.
  • SLB: Total peserta didik sebanyak 161.318.
  • Sekolah Rakyat (SR): Total peserta didik sebanyak 9.755.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa program ini tidak hanya sekadar pemeriksaan fisik, tetapi juga deteksi dini penyakit agar tidak berkembang lebih lanjut. Dengan demikian, setiap siswa akan mendapatkan pemeriksaan yang komprehensif sesuai dengan tingkat usia mereka.

Jenis Pemeriksaan pada CKG Sekolah

Berikut adalah jenis pemeriksaan yang dilakukan pada masing-masing tingkatan pendidikan:

SD (Usia 7–12 tahun)

  1. Status Gizi
  2. Merokok (Kelas 5–6)
  3. Tingkat Aktivitas Fisik (Kelas 4–6)
  4. Tekanan Darah
  5. Gula Darah
  6. Tuberkulosis
  7. Telinga
  8. Mata
  9. Gigi
  10. Jiwa
  11. Hati (Hepatitis B)
  12. Kesehatan Reproduksi (Kelas 4–6)
  13. Riwayat Imunisasi (Kelas 1)

SMP (Usia 13–15 tahun)

  1. Status Gizi
  2. Merokok
  3. Tingkat Aktivitas Fisik
  4. Tekanan Darah
  5. Gula Darah (Kelas 7)
  6. Tuberkulosis
  7. Talasemia
  8. Anemia (Kelas 7)
  9. Telinga
  10. Mata
  11. Gigi
  12. Jiwa
  13. Hati (Hepatitis B dan C)
  14. Kesehatan Reproduksi
  15. Riwayat Imunisasi HPV (Kelas 9 Putri)

SMA (Usia 16–17 tahun)

  1. Status Gizi
  2. Merokok
  3. Tingkat Aktivitas Fisik
  4. Tekanan Darah
  5. Gula Darah
  6. Tuberkulosis
  7. Talasemia
  8. Anemia Remaja Putri (Kelas 10)
  9. Telinga
  10. Mata
  11. Gigi
  12. Jiwa
  13. Hati (Hepatitis B dan C)
  14. Kesehatan Reproduksi

Lokasi Kick Off CKG Sekolah

Kick-off CKG Sekolah akan dilaksanakan di 12 lokasi, antara lain: - SD Cideng 02 Jakarta Pusat
- Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 8 Jagakarsa Jakarta Selatan
- SMKN 26 Jakarta Timur
- Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya, Jakarta Barat
- SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
- SD Prestasi Global, Depok
- SMPN 5 Kota Bandung
- Madrasah Tsanawiyah Persis 1-2 Kota Bandung
- SLB Negeri Semarang
- SMPN 1 Padangan Bojonegoro
- Pesantren Al-Amanah, Sidoarjo
- SMPK Penabur Gading Serpong

Saran dari Pakar Kesehatan

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, dr. Dicky Budiman M.Sc Ph.D memberikan masukan terkait program CKG Sekolah. Menurutnya, kadar gula darah anak-anak Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan. Pola makan yang tidak sehat dan paparan terhadap minuman bergula tinggi menjadi faktor utama. Ia menyarankan agar pemerintah membatasi konsumsi minuman bergula di sekolah-sekolah, seperti yang dilakukan China.

Selain itu, Dicky menekankan pentingnya tindak lanjut setelah deteksi dini. Anak yang memiliki potensi gangguan kesehatan perlu dirujuk dan didampingi agar tidak hanya berhenti pada pencatatan angka semata. Edukasi bagi orang tua dan guru, serta penyuluhan bagi siswa, harus menjadi prioritas utama.

Lingkungan Sekolah yang Sehat

Lingkungan sekolah yang sehat tidak hanya bicara soal gedung bersih atau kantin bersertifikasi. Sekolah harus menjadi tempat yang membangun kesadaran hidup sehat, baik dari segi pola makan, aktivitas fisik, hingga pemilihan jajanan. Langkah kecil seperti menyediakan air putih sebagai pilihan utama, menanamkan kebiasaan membaca kandungan gizi di kemasan, serta mensosialisasikan pentingnya makan bergizi dan berimbang perlu dijadikan bagian dari kurikulum non-formal.

Kesadaran tersebut harus dibangun dari hulu ke hilir, mulai dari siswa, guru, kepala sekolah, hingga penjaga dan pedagang sekitar sekolah. Dengan begitu, program CKG Sekolah dapat berkontribusi nyata dalam menciptakan generasi muda yang sehat dan tangguh.