Pemilik Ritel Tarik Beras Oplosan, Ini Daftar Mereknya

Tindakan Aprindo Terkait Beras Premium Oplosan
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengambil langkah tegas terkait berbagai merek beras premium yang diduga merupakan beras oplosan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan kepercayaan masyarakat terhadap produk yang dijual di gerai ritel. Salah satu merek yang menjadi perhatian adalah beras premium Alfamart, yang dipastikan ditarik dari display dan tidak lagi dijual di seluruh toko ritel di Indonesia.
Ketua Umum Aprindo 2024–2028, Solihin, menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan retur terhadap semua beras premium oplosan kepada produsen masing-masing. Ia menekankan bahwa hanya barang yang memenuhi standar mutu yang akan diterima kembali. Jika tidak, maka Aprindo akan menolak penerimaan barang tersebut.
Selain beras Alfamart, Aprindo juga akan menarik berbagai merek beras premium lainnya, seperti Sania dan merek-merek lainnya. Pihak Aprindo akan menurunkan barang dari display dan dalam waktu tertentu akan mengumpulkan semua barang tersebut dari toko. Jika produsen tidak melakukan perubahan strategi, maka barang akan dikembalikan.
Ancaman Ketersediaan Beras Premium
Solihin menyampaikan bahwa jika Aprindo menarik semua beras premium, maka masyarakat akan kesulitan mendapatkan beras premium karena pasokannya saat ini sedang terbatas. Saat ini, pasokan beras premium hanya mencapai 50–60% dari kebutuhan normal. Hal ini bisa menyebabkan ancaman kelangkaan beras premium di pasar.
Selain itu, Solihin menjelaskan bahwa peritel tidak ingin mengambil risiko dengan tetap menjual beras premium oplosan. Hanya saja, ia menilai bahwa jika produsen mau menurunkan harga belinya, maka peritel dapat menjual dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, saat ini harga beli beras premium masih tinggi, sehingga sulit untuk dijual dengan harga medium.
Dampak pada Citra Peritel
Temuan beras premium oplosan juga berdampak pada citra para peritel. Solihin menilai bahwa citra peritel akan tercoreng jika masyarakat mengetahui bahwa mereka menjual beras premium yang tidak sesuai dengan harapan. Ia menyarankan agar harga beras premium disesuaikan dengan harga beras medium, meskipun hal ini dinilai tidak akan meningkatkan citra peritel yang sudah rusak.
Meski demikian, Solihin menegaskan bahwa Aprindo tidak akan menuntut para produsen beras premium. Pihaknya hanya akan menurunkan barang dari display dan melakukan retur tanpa ada tuntutan hukum. Ia mengatakan bahwa mungkin saja ada kesalahan atau kekhilafan dari produsen, dan pihak Aprindo ingin menyelesaikan masalah secara damai.
Penanganan oleh Satgas Pangan
Sebelumnya, Kepala Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri, Helfi Assegaf, menyampaikan bahwa pihaknya telah meminta para produsen beras untuk menurunkan harga sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dan komposisi beras. Ia menegaskan bahwa distribusi beras tetap berjalan, namun harga harus sesuai dengan isi komposisi.
Helfi menjelaskan bahwa produsen harus menjual beras sesuai dengan HET dan komposisi, termasuk menghitung komposisi beras pecahan (broken rice). Misalnya, jika komposisi broken rice adalah 15%, maka harga jual harus sesuai dengan nilai tersebut. Namun, saat ini beberapa produsen menjual dengan harga yang terlalu tinggi dibandingkan komposisi beras yang digunakan.
Kesepakatan Produsen dengan Aprindo
Satgas Pangan juga telah mengumpulkan para produsen beras dan memerintahkan agar mereka menjual produk sesuai dengan komposisi dan HET. Selain itu, produsen beras telah mengirimkan surat kepada Satgas Pangan terkait penurunan harga beras yang akan dijual di ritel.
Dalam kesepakatan tersebut, produsen beras wajib menjaga mutu dan menjamin bahwa barang yang dijual tidak bermasalah. Produsen menyatakan bahwa beras yang dijual sesuai dengan ketentuan dan menjadi tanggung jawab produsen. Hal ini menunjukkan bahwa pihak produsen siap bertanggung jawab atas kualitas dan harga beras yang dijual di pasar.