Pengendali Termasuk Orang Terkaya RI Beli Saham BEI, Saatnya Ikut?

Featured Image

Penguasaan Saham oleh Pengendali Perusahaan Terbuka di BEI

Beberapa pengendali perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperluas kepemilikan saham masing-masing. Tindakan ini juga dilakukan oleh tokoh bisnis ternama di Indonesia, yaitu Prajogo Pangestu. Bagi para investor ritel, apakah mereka harus ikut membeli atau menjual saham?

Prajogo Pangestu dikenal sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan mencapai US$ 33,6 miliar atau sekitar Rp 547,68 triliun berdasarkan data Real Time Billionaires List. Angka ini meningkat sebesar US$ 5,8 miliar dibandingkan posisi akhir pekan sebelumnya. Kekayaannya mengalahkan taipan batubara Low Tuck Kwong yang menempati peringkat kedua dengan harta sebesar US$ 26,4 miliar.

Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya karena memiliki sejumlah perusahaan besar, salah satunya adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Baru-baru ini, ia melakukan pembelian sebanyak 3 juta saham dengan nilai sekitar Rp 23,83 miliar. Langkah serupa juga dilakukan oleh pengendali perusahaan lain seperti PT Cakra Bhakti Para Putra yang menambah kepemilikan saham sebanyak 1,13 juta saham di PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP).

Selain itu, PT Abadi Kreasi Unggul Nusantara sebagai pengendali PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) memborong 19,8 juta saham. Pengendali PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) juga menambah kepemilikan saham sebanyak 3,2 juta saham. Sementara itu, pengendali PT Hillcon Tbk (HILL) memperbesar porsi kepemilikannya sebanyak 10,8 juta saham.

Tidak ketinggalan, pengendali PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH) juga melakukan aksi serupa dengan menambah kepemilikan saham sebanyak 105,53 juta saham. Direktur Utama PT Era Media Sejahtera Tbk (DOOH), Vicktor Aritonang, menyebutkan bahwa tindakan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan dalam memperkuat struktur kepemilikan dan kontrol terhadap operasional bisnis.

“Penambahan kepemilikan ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus mendorong pertumbuhan DOOH secara berkelanjutan,” ujar Vicktor dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Vicktor, prospek bisnis media luar ruang digital masih sangat menjanjikan, dan penguatan kontrol akan memudahkan eksekusi strategi ekspansi yang telah dirancang.

Pergerakan Harga Saham dan Analisis Pasar

Harga saham BRPT pada akhir perdagangan Kamis 24 Juli 2025 berada di level 2.220, naik 10 poin atau 0,45% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama lima hari perdagangan terakhir, harga saham INET turun 10 poin atau 0,45%.

Namun, harga saham INET pada akhir perdagangan Kamis 24 Juli 2025 berada di level 306, naik 12 poin atau 4,08% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama lima hari perdagangan terakhir, harga saham INET naik 60 poin atau 24,39%.

Sementara itu, harga saham HILL pada akhir perdagangan Kamis 24 Juli 2025 berada di level 258, naik 32 poin atau 14,16% dibandingkan sehari sebelumnya. Selama lima hari perdagangan terakhir, harga saham HILL naik 30 poin atau 13,16%.

Pandangan Analis dan Rekomendasi Investasi

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menilai dampak dari aksi pembelian saham ini bervariasi. Menurutnya, emiten-emiten yang bergerak di sektor infrastruktur jaringan masih memiliki prospek menjanjikan, mengingat potensi pertumbuhan melalui ekspansi jaringan serta dukungan program pemerataan akses di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Namun, Azis menyarankan untuk "wait and see" dan mencari momentum dalam "entry" karena harga saham seperti INET sudah naik cukup tinggi. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi risiko entry di puncak harga sambil tetap menangkap potensi pertumbuhan jangka menengah seiring realisasi proyek ekspansi yang sedang berjalan.