Perumda Tirta Pase Jadi Teladan Praktik Baik SDGs Lokal, Distribusi AMDK "IELOEN" Melalui BUMDes

Perumda Tirta Pase Jadi Teladan Praktik Baik SDGs Lokal, Distribusi AMDK "IELOEN" Melalui BUMDes

Inovasi Air Bersih di Aceh Utara: Solusi untuk Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat

Di tengah tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya di wilayah-wilayah dengan akses air bersih yang terbatas, Perumda Tirta Pase Kabupaten Aceh Utara menunjukkan inovasi luar biasa dalam memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Upaya ini tidak hanya membantu meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana perusahaan daerah bisa berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.

Salah satu inisiatif utama Perumda Tirta Pase adalah distribusi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek “IELOEN”. Program ini telah mendapat perhatian nasional karena dianggap sebagai praktik baik dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dengan menghadirkan solusi air bersih yang terjangkau, program ini sejalan dengan beberapa target SDGs, termasuk SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi), SDG 3 (Kesehatan yang Baik), dan SDG 1 (Tanpa Kemiskinan).

Target Wilayah dan Penduduk yang Terlayani

Program “IELOEN” menargetkan lima kecamatan di Aceh Utara yang belum memiliki sistem perpipaan. Jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tersebut mencapai lebih dari 99.000 jiwa. Kawasan ini juga dikenal memiliki angka stunting yang tinggi serta mayoritas rumah tangga dengan penghasilan rendah. Hal ini menjadikan kebutuhan akan air bersih sebagai prioritas utama.

Direktur Utama Perumda Tirta Pase, Imran, ST, MSM, menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari transformasi perusahaan dalam memperluas akses air bersih ke seluruh lapisan masyarakat. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memulihkan aset lama dan mengaktifkan kembali teknologi yang sempat terbengkalai selama lebih dari satu dekade.

Kolaborasi dengan BUMDes

Untuk mempercepat distribusi dan mengurangi biaya logistik, Perumda Tirta Pase bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Gampong (BUMDes) sebagai agen distribusi di tingkat desa. Langkah ini tidak hanya memperkuat jaringan distribusi, tetapi juga memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat.

Setiap galon air “IELOEN” dijual dengan harga flat Rp10.000, jauh di bawah harga pasar yang mencapai antara Rp17.000 hingga Rp26.000. Skema ini memungkinkan BUMDes mendapatkan margin hingga 50 persen untuk membiayai transportasi dan operasional, sekaligus membuka sumber penghasilan baru bagi desa.

“Jika satu BUMDes bisa menjual 150 galon per hari, dengan margin Rp5.000, itu sudah bisa menjadi fondasi ekonomi desa yang kuat,” ujar Imran dalam salah satu wawancara.

Dampak pada Kesehatan dan Ekonomi

Inisiatif “IELOEN” tidak hanya memperluas cakupan layanan air bersih, tetapi juga memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat. Dengan mengurangi risiko penyakit akibat konsumsi air tidak layak, program ini turut berkontribusi pada SDG 3. Selain itu, dengan harga yang terjangkau, program ini juga membantu mengurangi kemiskinan, sesuai dengan SDG 1.

Selain itu, proses produksi AMDK “IELOEN” menggunakan mesin pengolahan air bantuan pascatsunami dari General Electric yang sempat terbengkalai selama 16 tahun. Perumda Tirta Pase merehabilitasi aset ini dengan investasi dari kas internal perusahaan tanpa membebani APBD. Biaya rehabilitasi total sebesar 700 juta rupiah termasuk rehab gedung pabrik dan pembelian mesin.

Investasi Sosial dan Ekonomi

Menurut Imran, program ini bukan hanya tentang bisnis air kemasan, tetapi juga tentang transformasi aset menjadi peluang ekonomi dan solusi layanan publik. Dengan demikian, air bukan hanya komoditas, tetapi juga investasi sosial, kesehatan, dan ekonomi.

Laporan INDONESIAVNE 2 dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mencatat program ini sebagai contoh penerapan SDGs di tingkat lokal. Laporan ini menyoroti bagaimana kemitraan antara Tirta Pase dan BUMDes berhasil menyatukan aspek kesehatan, ekonomi, lingkungan, dan tata kelola desa dalam satu model bisnis inklusif.

“Ini bukan hanya soal air. Ini tentang bagaimana air menjadi alat untuk memberdayakan desa, membangun ekonomi lokal, dan mencapai tujuan global,” ungkap salah satu pejabat di Bappenas dalam keterangan tertulis.

Dengan cakupan layanan yang kini mencapai lebih dari 25% masyarakat Aceh Utara, Perumda Tirta Pase terus berkomitmen untuk menembus daerah-daerah yang sulit dijangkau. Kolaborasi dengan komunitas, keberanian berinovasi, dan orientasi pelayanan menjadi pondasi kuat bagi pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari Aceh untuk Indonesia.