Polestar Hanya Laku 69 Mobil di Tiongkok Tahun Ini

Featured Image

Polestar Menghadapi Tantangan di Pasar Cina

Polestar, merek mobil listrik asal Swedia yang didirikan bersama perusahaan Cina Geely, dilaporkan telah menutup sebagian besar toko penjualan di Cina. Hanya satu toko yang tersisa di Shanghai yang masih beroperasi secara langsung. Langkah ini menjadi tanda bahwa perusahaan sedang mengubah strategi bisnisnya di negara tersebut.

Di sisi lain, Polestar tampaknya sedang memperbaiki kinerjanya di pasar luar Cina. Mereka telah beralih produksi ke lokasi lain seperti Amerika Serikat dan Eropa, serta meluncurkan model baru seperti Polestar 3 dan Polestar 4 yang mendapat respons positif. Dengan peningkatan penjualan global yang mencapai 30.319 unit pada paruh pertama tahun 2025, terlihat bahwa merek ini sedang bangkit kembali.

Namun, situasi di Cina jauh lebih rumit. Meskipun menjadi pasar mobil listrik terbesar di dunia, Cina juga sangat kompetitif. Polestar hanya berhasil menjual 69 mobil selama semester pertama tahun ini, angka yang sangat rendah dibandingkan dengan pesaing lokal. Hal ini membuat beberapa media Tiongkok berspekulasi bahwa merek ini akan segera menutup operasinya sepenuhnya di negara tersebut.

Alasan Polestar Kesulitan di Cina

Beberapa faktor mungkin menjadi penyebab kesulitan Polestar di Cina. Pertama, pasar Cina sangat berorientasi pada nilai. Konsumen cenderung memilih kendaraan yang memiliki fitur lengkap, harga terjangkau, dan desain yang menarik. Model-model seperti Denza (BYD) atau Avatr yang hadir dengan layar besar, harga murah, dan fitur teknologi modern mungkin lebih menarik bagi konsumen daripada desain minimalis dan dinamika berkendara sporty dari Polestar.

Selain itu, ada banyak merek mobil listrik dalam lingkungan Grup Geely sendiri, seperti Zeekr, Lynk & Co, dan Smart. Ini memberikan persaingan internal yang ketat. Konsumen mungkin lebih memilih merek-merek ini karena reputasi mereka yang lebih kuat atau harga yang lebih baik.

Strategi Baru untuk Pasar Cina

Menurut pernyataan juru bicara Polestar, perusahaan sedang mengevaluasi jalur terbaik untuk operasi di Cina. Fokus utamanya adalah meningkatkan profitabilitas dan sinergi dengan grup induknya, Geely. Meski tidak jelas apakah Polestar akan benar-benar menutup operasinya di Cina, langkah ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam cara merek ini beroperasi.

Polestar juga telah mengumumkan rencana untuk meluncurkan model baru, seperti Polestar 7, sebuah SUV kompak yang lebih tradisional. Selain itu, Polestar 2, yang sebelumnya populer, juga akan kembali hadir. Namun, kemungkinan besar model-model ini akan mencari kesuksesan di pasar luar Cina.

Masa Depan Polestar

Meskipun Polestar menghadapi tantangan di Cina, perusahaan tetap memiliki peluang untuk bangkit. Dengan peningkatan penjualan di pasar internasional dan pengembangan model baru, Polestar bisa tetap menjadi bagian dari industri mobil listrik global. Namun, untuk sukses di Cina, perlu adanya strategi yang lebih tepat, termasuk memahami preferensi konsumen lokal dan meningkatkan daya saing produk.