PT Mayawana Persada Kolaborasi dengan Fakultas Kehutanan Untan, Fokus pada 3 Bidang Lingkungan

Featured Image

Kerja Sama PT Mayawana Persada dengan Fakultas Kehutanan Untan

PT Mayawana Persada, sebuah perusahaan yang beroperasi di Kalimantan Barat, telah menjalin kerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura (Untan) di Pontianak. Kerja sama ini mencakup tiga bidang utama yang akan dilakukan oleh kedua pihak. Pertama, penelitian dan evaluasi implementasi konservasi orang utan melalui studi distribusi dan populasi orang utan di area PT Mayawana Persada. Kedua, kegiatan edukasi kepada publik melalui pembuatan videografi dan buku bertajuk “Harmoni Hijau Jejak Keberlanjutan PT Mayawana Persada”. Terakhir, kajian stok karbon tinggi atau High Carbon Stock (HCS) di areal perusahaan tersebut.

Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan oleh Direktur PT Mayawana Persada, Iwan Budiman, S.Hut, dengan Dekan Fakultas Kehutanan Untan, Dr. Ir. Farah Diba, S.Hut., M.Si. Acara ini berlangsung saat pembukaan “International Summer Course” yang diselenggarakan oleh Fakultas Kehutanan Untan pada hari Kamis, 24 Juli, di Aula Bungur, Gedung Prof. Ir. Sakunto, M.S.

Acara ini turut dihadiri oleh beberapa tokoh penting seperti Staf Ahli Menteri Kehutanan Bidang Perubahan Iklim, Prof. Dr. Haruni Krisnawati, S.Hut, M.Si; Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama dan Sistem Informasi, Prof. Dr. rer. nat. Ir. R.M. Rustamaji, M.T; serta mewakili Rektor Untan, Prof. Dr. Garuda Wiko, SH, M.Si yang tidak dapat hadir. Selain itu, hadir juga Kepala Balai Pengelolaan Hutan Lestari (BPHL) Wilayah X Pontianak, Adhi Suprihadhi, S.Hut, M.Sc, dan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat, Murlan Dameria Pane, S.Hut, M.Si.

Setelah penandatanganan kerja sama, acara dilanjutkan dengan kuliah umum oleh Prof. Haruni Krisnawati, presentasi dari Murlan Dameria Pane, paparan dari Adhi Suprihadhi, dan diakhiri dengan presentasi Iwan Budiman. Dalam paparannya, Prof. Haruni menjelaskan tentang kebijaksanaan dan kebijakan pemerintah dalam hal pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Dia menekankan pentingnya pendekatan multidimensi untuk mencapai tujuan global pada tahun 2030.

Konsep SDGs yang terdiri dari 17 bidang sangat relevan dengan kerja sama yang akan dijalin antara PT Mayawana Persada dan Untan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Guru Besar Fakultas Kehutanan Untan, Prof. Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, M.Sc., QAM., IPU. Menurutnya, kerja sama ini bisa dilihat sebagai bentuk nyata dari poin ke-17 SDGs, yaitu “Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan”.

Sementara itu, Iwan Budiman dalam presentasinya menjelaskan bahwa PT Mayawana Persada sudah menerapkan sebagian besar dari 17 SDGs dalam kegiatan operasionalnya. Misalnya, lewat program CSR, perusahaan melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Contohnya, item ketiga SDGs tentang “Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan”, PT Mayawana Persada sudah mewujudkannya dengan membantu setiap desa sekitar perusahaan dengan satu unit ambulans. Bantuan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang selama ini kesulitan transportasi untuk membawa warga yang dirujuk ke rumah sakit di kota.

Selain itu, item keenam SDGs tentang “Akses Air Bersih dan Sanitasi” juga telah diwujudkan oleh perusahaan. PT Mayawana Persada menyumbangkan penampung air bersih (toren) bagi warga setempat, selain membuat sumur bor sebagai sumber air bersih. Lebih dari 5.000 toren telah didistribusikan kepada warga sekitar.

Kerja sama antara PT Mayawana Persada dengan Fakultas Kehutanan Untan merupakan salah satu bentuk implementasi poin ke-15 SDGs, yaitu “Menjaga Ekosistem Darat”. Hampir semua kegiatan operasional perusahaan ini berkaitan dengan SDGs, pengelolaan hutan lestari, dan konservasi orang utan.

Farah Diba dalam laporannya mengatakan bahwa International Summer Course ini adalah program baru yang pertama kali diadakan pada 2025. Tema yang diambil dalam program ini adalah “Coastal Resilience and Carbon Sequestration: Exploring the Role of Mangrove and Peatlands Forest Contribution to Climate Mitigation”. Kursus pendek ini diikuti oleh peserta dari dalam dan luar negeri, termasuk dari Belanda, Malaysia, dan Prancis. Program ini sudah dimulai sejak 21 Juli lalu dan akan berakhir pada 31 Juli mendatang.