Ribu Ton Beras Aceh Singkil Tergantung Pasokan Luar, Pemerintah Diminta Bantu Biaya Transportasi

Ribu Ton Beras Aceh Singkil Tergantung Pasokan Luar, Pemerintah Diminta Bantu Biaya Transportasi

Ketergantungan Pasokan Beras Aceh Singkil dan Upaya Pemerintah

Kabupaten Aceh Singkil menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan beras masyarakat. Saat ini, ribuan ton beras yang dibutuhkan oleh penduduk setempat masih bergantung pada pasokan dari luar daerah. Sumber utama pasokan beras berasal dari Aceh Barat Daya (Badya), Banda Aceh, dan Sumatera Utara. Hal ini terjadi karena produksi beras di wilayah Aceh Singkil sangat minim.

Dengan rata-rata konsumsi beras per jiwa sebesar 6,6 kg per bulan dan jumlah penduduk sekitar 130 ribu orang, maka kebutuhan beras tahunan mencapai sekitar 10 ribu ton. Namun, ketersediaan beras lokal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah setempat berharap dapat mendapatkan bantuan dana subsidi transportasi dari Dinas Pangan Provinsi Aceh agar biaya pengangkutan beras dapat diminimalkan.

Menurut Kepala Dinas Pangan Aceh Singkil, Abd Haris, permintaan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan beras di wilayah tersebut. Ia menyampaikan bahwa kenaikan harga beras saat ini cukup signifikan. Harga beras umumnya naik sekitar Rp 1.500 per kilogram.

Untuk meredam gejolak harga, Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil melalui Dinas Pangan dan Dinas Perdagangan telah melakukan beberapa langkah. Salah satunya adalah operasi gerakan pangan murah (GPM) yang digelar oleh Dinas Pangan. Sementara itu, Dinas Perdagangan melakukan intervensi harga dengan mengadakan pasar murah khusus beras.

Operasi Pasar Murah dan Subsidi yang Diberikan

Pihak Dinas Perdagangan Aceh Singkil, Malim Dewa, menyampaikan bahwa kenaikan harga beras terjadi secara nasional. Untuk menangani hal ini, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Aceh serta Kanwil Perum Bulog Aceh dalam menggelar operasi pasar murah khusus beras.

Operasi pasar murah akan digelar di dua titik, yaitu di Kecamatan Gunung Meriah dan Pasar Lama Desa Pasar, Kecamatan Singkil. Jadwal pelaksanaannya adalah pada 29 Juli 2025 dan 30 Juli 2025. Dalam operasi ini, beras yang dijual adalah beras premium dengan besaran subsidi sebesar Rp 6.000 per kilogram.

Sebelumnya, operasi pangan murah sudah dilakukan di 11 kecamatan sejak awal Juni hingga awal Juli. Pada akhir bulan Juli, operasi pasar murah khusus beras akan kembali digelar bersama Disperindag Aceh dan Bulog.

Kenaikan Harga Beras dan Pengaruhnya pada Masyarakat

Harga beras di Aceh Singkil terus meningkat. Contohnya, beras kualitas bagus kemasan 10 kg dijual seharga Rp 190.000 atau Rp 19.000 per kg. Sebelumnya, harga beras ini hanya Rp 175.000 atau Rp 17.500 per kg. Sedangkan beras kualitas sedang kemasan 15 kg dijual seharga Rp 240.000 atau Rp 16.000 per kg, naik dari Rp 217.000 atau Rp 14.466 per kg sebelumnya.

Sementara itu, beras kualitas biasa kemasan 15 kg dijual seharga Rp 235.000 atau Rp 15.666 per kg, naik dari Rp 215.000 atau Rp 14.333 per kg sebelumnya. Akibat kenaikan harga ini, banyak ibu rumah tangga memilih membeli beras per bambu atau kira-kira 1,5 kg. Meskipun harganya lebih mahal dibanding kemasan, mereka memilih opsi ini karena uang yang dimiliki tidak cukup untuk membeli beras dalam kemasan besar.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga beras dan menjaga ketersediaan beras di wilayah Aceh Singkil. Diharapkan, langkah-langkah ini dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka.