Sejarah Perbatasan Thailand dan Kamboja yang Panjang

Featured Image

Konflik Perbatasan Thailand dan Kamboja yang Berlangsung Selama Ratusan Tahun

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja sudah berlangsung selama ratusan tahun. Awal mula konflik ini bermula ketika Kamboja masih menjadi wilayah jajahan Prancis. Pemetaan wilayah yang dilakukan oleh Prancis pada masa itu menjadi dasar dari sengketa yang terus berlangsung hingga kini.

Beberapa waktu lalu, kedua negara kembali mengalami bentrokan militer. Jet tempur Thailand menyerang target militer di wilayah Kamboja, merespons serangan yang dilakukan oleh pasukan Kamboja. Kondisi ini memicu pengungsian warga sipil dan memperburuk hubungan antar dua negara yang sudah memiliki sejarah panjang tentang perbatasan.

Bentrokan terjadi pada hari Kamis (24/7) pagi waktu setempat. Lokasi kejadian berada di dekat Prasat Ta Muen Thom, yang terletak di perbatasan Provinsi Surin, Thailand, dengan Provinsi Oddar Meanchey, Kamboja. Dalam insiden ini, dua warga Thailand tewas dan tiga orang lainnya terluka akibat kontak senjata.

Thailand telah menyiagakan enam jet tempur F-16 di perbatasan Kamboja. Salah satu dari pesawat tersebut melakukan serangan udara terhadap dua target militer di wilayah Kamboja. Insiden awalnya dimulai dari adanya ranjau darat yang menewaskan empat tentara Thailand saat sedang patroli di daerah perbatasan. Pihak Thailand menuduh Kamboja bertanggung jawab atas pemasangan ranjau tersebut.

Di sisi lain, Kamboja menyangkal tuduhan tersebut. Mereka menyatakan bahwa rute patroli militer Thailand melintasi wilayah Kamboja dan bahwa ranjau yang ditemukan adalah sisa-sisa perang saudara yang lama terkubur. Meskipun demikian, konflik antara kedua negara tetap berlangsung.

Sejarah Konflik Perbatasan

Konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja tidak hanya terjadi dalam beberapa bulan terakhir, tetapi sudah berlangsung lebih dari satu abad. Awal mula konflik bermula ketika garis perbatasan Kamboja ditetapkan setelah penjajahan Prancis. Meski begitu, hubungan antara kedua negara secara resmi memanas pada 2008 ketika Kamboja mencoba mendaftarkan Kuil Preah Vihear, yang terletak di wilayah sengketa, sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Thailand secara keras menentang langkah ini. Mahkamah Internasional (ICJ) telah menetapkan bahwa Kuil Preah Vihear merupakan bagian dari Kamboja. Keputusan ICJ didasarkan pada peta Perancis yang menunjukkan adanya garis pemisah alami antara kedua negara. Namun, Thailand tetap mempertahankan klaimnya.

Thailand menggunakan peta skala 1:50.000 yang merujuk pada seri peta L7018 produksi Departemen Survei Kerajaan Thailand (RTSD). Sementara itu, Kamboja merujuk pada peta skala 1:200.000 berdasarkan Perjanjian Perancis-Siam tahun 1904 dan tahun 1907. Hal ini membuat perbedaan peta menjadi salah satu penyebab utama konflik.

Perkembangan Terbaru dan Tantangan

Pada pertengahan 2025, warga Kamboja yang berkunjung ke kompleks Ta Muen Thom ditegur oleh tentara Thailand. Situasi ini memicu ketegangan antar dua negara. Meskipun sebelumnya mereka sepakat bahwa situs suci tersebut berada di bawah kontrol Thailand, kesepakatan ini tidak cukup untuk mengakhiri ketegangan.

Kamboja dan Thailand juga sempat menyetujui penarikan pasukan militer pada 4 Mei. Namun, kesepakatan ini hanya memberi jeda singkat. Bentrokan kembali meletus pada 28 Mei ketika kedua belah pihak berpatroli di wilayah bersengketa. Kedua negara saling menuduh siapa yang lebih dulu memulai tembakan, dan perbatasan darat ditutup.

Ta Muen Thom dan Kuil Preah Vihear adalah dua peninggalan Khmer yang disengketakan oleh kedua negara. Ta Muen Thom adalah kuil bercorak Hindu yang dibangun oleh Udayadityawarman II, sementara Kuil Preah Vihear diperkirakan dibangun pada abad ke-9 oleh Suryawarman II sebagai persembahan kepada Dewa Siwa.

Sejarah perbatasan antara Thailand dan Kamboja terus berlanjut. Setelah Kekaisaran Khmer runtuh, Kerajaan Ayutthaya berkembang pesat dan wilayahnya sampai ke Kamboja sekarang. Pada abad ke-19, Prancis menduduki wilayah yang kini menjadi Kamboja lewat perjanjian tahun 1867. Prancis kemudian memetakan perbatasan pada 1904 dengan mengikuti aliran sungai dan perbukitan. Namun, garis perbatasan ini dianggap bermasalah.

Setelah Perang Dunia II, Kamboja mendapatkan kemerdekaan pada 1953. Batas wilayahnya tetap berdasarkan pemetaan Prancis, yang memicu perselisihan dengan Thailand hingga sekarang. Meskipun Mahkamah Internasional menetapkan bahwa sebagian dari Kuil Preah Vihear berada di bawah Kamboja, Thailand tetap tidak menerima keputusan ini.

Upaya Penyelesaian Sengketa

Pada 2000, kedua negara menyepakati pembentukan komisi bersama untuk menyelesaikan sengketa secara damai. Namun, komisi ini tidak berhasil mencapai kemajuan karena sama-sama mengeklaim atas situs bersejarah. Akibatnya, konflik antara Thailand dan Kamboja masih berlangsung hingga kini.