Suami Sakit, Istri Rela Kencan Bertiga untuk Nafkahi Keluarga: Anak Minum Air Kran
/vidio-web-prod-video/uploads/video/image/7531455/derai-air-mata-inara-rusli-banting-tulang-nafkahi-keluarga-best-kiss-2e499c.jpg)
Perjuangan Keluarga untuk Bertahan Hidup
Seorang istri asal Gresik, IN (29 tahun), mengambil keputusan yang sangat berat dalam hidupnya. Ia rela melakukan kencan bertiga atau Threesome demi menafkahi keluarganya. Keputusan ini diambil setelah keluarganya terjebak dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit.
IN menjelaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan atas kemauannya sendiri, tanpa ada tekanan dari suaminya. Awal mula ia memutuskan untuk melakukan hal itu karena situasi keuangan keluarga yang sangat memprihatinkan. Suaminya, Totok, tidak bekerja selama enam bulan akibat cedera yang dialaminya saat bekerja sebagai kuli bangunan dan penjual bakso. Cedera tersebut menyebabkan penyakit paru-paru dan liver, sehingga tidak bisa bekerja lagi.
Kondisi ini membuat keluarga IN harus menghadapi berbagai pengeluaran seperti biaya kos, pendidikan anak, dan kebutuhan sehari-hari. Karena dua anak perempuan mereka masih kecil, IN tidak bisa bekerja secara penuh. Anak pertama berusia 9 tahun dan anak kedua berusia 7 tahun. Tanpa pendapatan tetap, IN merasa tidak memiliki pilihan lain.
Dalam situasi yang sangat memprihatinkan, IN menemukan sebuah grup Facebook yang membahas tentang layanan kencan bertiga. Ia mengaku awalnya hanya iseng mengakses grup tersebut dan mengetahui adanya tawaran layanan kencan bertiga dengan imbalan uang. Ia pun meminta izin kepada suaminya, Totok, sebelum memutuskan untuk ikut serta.
Totok memberikan izin setelah melihat dan mempelajari grup tersebut. Menurut IN, suaminya mengatakan bahwa jika mereka cocok, tidak apa-apa. Dengan kondisi keuangan yang sangat mepet, IN dan Totok memutuskan untuk mencoba tawaran tersebut.
Pertama kali, mereka melakukan kencan bertiga di rumah kosnya di Gresik. Setelah itu, mereka juga melakukan aksi serupa di Malang dan akhirnya di Kota Mojokerto. Tarif yang diberikan bervariasi, mulai dari 250 ribu hingga 350 ribu rupiah. Pada salah satu kesempatan, mereka mendapat pesanan dari seorang pria di Mojokerto yang menawarkan uang senilai Rp 1,5 juta.
Namun, ketika mereka bertemu di hotel tengah Kota Mojokerto, pria tersebut hanya memberikan uang sebesar Rp 1 juta. Meskipun demikian, IN tetap merasa bahwa tindakan mereka bukanlah tindakan yang dipaksa, melainkan tindakan yang dilakukan untuk kebutuhan keluarga.
IN menegaskan bahwa dirinya tidak disuruh atau dipaksa oleh siapa pun. Ia merasa bahwa tindakan tersebut dilakukan atas dasar keinginan sendiri demi kebutuhan keluarga. Meski begitu, ia keberatan dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut suaminya dengan hukuman 7 tahun pidana penjara dan denda Rp 200 juta.
Saat ini, IN tinggal sendirian dan berusaha memenuhi kebutuhan dua anaknya. Ia bekerja sebagai tukang jahit tas, tetapi hasilnya hanya cukup untuk jajan anak-anaknya. Untuk kebutuhan makan, ia harus meminta bantuan orang tua. Anak-anaknya masih sekolah, tetapi belum bisa dibayar.
Satuan Reskrim Polres Mojokerto Kota menangkap Totok bersama istri dan tamu pria berinisial AB di sebuah hotel di Kota Mojokerto pada Senin 4 November 2024 lalu. Saat digerebek, mereka ditemukan dalam keadaan telanjang di bawah selimut. Totok menikah dengan IN pada 14 Juli 2014 silam dan dikaruniai dua anak. Perbuatan Totok dilakukan sebanyak lima kali, salah satunya di hotel Kota Mojokerto.