Ular Kecil Terkecil di Dunia Ditemukan Kembali di Barbados Setelah 20 Tahun Hilang

Featured Image

Penemuan Ular Terkecil di Dunia yang Ternyata Masih Ada

Pada suatu pagi yang cerah, sebuah penemuan luar biasa terjadi di pulau Barbados. Sebuah spesies ular yang sempat dianggap punah dan hilang selama hampir dua dekade akhirnya ditemukan kembali. Ular tersebut adalah ular benang Barbados, yang merupakan salah satu spesies ular terkecil di dunia. Penemuan ini menjadi momen penting dalam upaya konservasi dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Kronologi Penemuan Ular Benang Barbados

Penemuan ini terjadi pada hari Kamis (20/3/2025) sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat. Dua peneliti, Connor Blades dari Kementerian Lingkungan Hidup Barbados dan Justin Springer dari Re:wild, sedang melakukan survei di area sekitar pohon langka jack-in-the-box. Saat Blades sedang membalikkan batu, ia menemukan sesuatu yang tidak biasa. Ular tersebut sangat kecil, sehingga sulit dikenali dengan mata telanjang.

Blades langsung membawa ular tersebut ke laboratorium. Ia menyimpannya dalam toples kaca kecil berserta tanah, substrat, dan serasah daun. Setelah beberapa jam pengamatan di bawah mikroskop, ia kesulitan mengidentifikasi spesies itu karena ular tersebut terus bergerak. Akhirnya, ia berhasil mengidentifikasi ular tersebut setelah merekam video dan menganalisis gambar diam.

“Mereka sangat samar. Anda bisa melakukan survei selama beberapa jam, dan meskipun mereka ada, Anda mungkin tidak melihatnya,” ujarnya. Penemuan ini menunjukkan betapa sulitnya mencari spesies yang sangat kecil dan memiliki kemampuan bersembunyi yang baik.

Karakteristik Ular Benang Barbados

Ular benang Barbados memiliki ukuran yang sangat kecil. Bahkan, ular ini dapat muat di atas sebuah koin. Menurut Connor Blades, ular ini memiliki garis punggung berwarna kuning pucat yang membentang di sepanjang tubuhnya, serta mata yang terletak di sisi kepala. Secara visual, spesies ini mirip dengan ular buta Brahminy atau ular pot bunga, tetapi memiliki perbedaan utama yaitu ukuran dan tidak adanya garis punggung.

Ular ini hidup dengan cara menggali tanah dan memangsa rayap serta semut. Mereka bertelur satu butir ramping dalam satu masa bertelur. Ketika dewasa, panjang tubuhnya hanya mencapai sekitar 10 sentimeter. Spesies ini pertama kali diketahui pada tahun 1889 dan sempat dianggap sebagai salah satu spesies yang "hilang dalam sains" oleh Re:wild.

Peran S. Blair Hedges dalam Penemuan Awal

S. Blair Hedges, profesor di Temple University, adalah orang pertama yang mengidentifikasi ular benang Barbados. Pada tahun 2006, ia menemukan tiga spesimen yang sebelumnya dianggap sebagai jenis ular lain. Hasil penemuannya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dengan nama ilmiah Tetracheilostoma carlae, yang diberikan untuk menghormati istrinya.

Hedges mengaku bahwa ia baru menyadari bahwa ia telah mengumpulkan spesies baru setelah melakukan analisis genetik. “Momen ‘aha’ itu terjadi di laboratorium. Penemuan itu juga mengukuhkan ular benang Barbados sebagai ular terkecil yang pernah diketahui di dunia,” katanya.

Setelah hasil penemuannya dipublikasikan, rumahnya dibanjiri surat, foto, dan email dari orang-orang yang mengira telah menemukan spesies yang sama. Beberapa fotonya ternyata hanya cacing tanah, dan itu benar-benar menjadi tahun yang penuh gangguan.

Harapan untuk Perlindungan Habitat

Para ilmuwan kini berharap bahwa penemuan kembali ular benang Barbados dapat menjadi momentum penting dalam perlindungan habitat satwa liar. Di pulau Barbados, banyak spesies endemik telah punah, termasuk kadal balap Barbados, kadal Barbados, dan salah satu spesies udang gua.

Penemuan ini menunjukkan betapa pentingnya upaya konservasi dan penelitian lanjutan untuk menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati. Dengan penemuan ini, harapan muncul bahwa spesies-spesies yang dianggap punah masih bisa ditemukan kembali dan dilindungi.