Unggahan Instagram soal Kematian Arya Daru Pangayunan Mencuri Perhatian, Ini Pernyataan Polisi

Misteri Kematian Diplomat Muda di Jakarta
Kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu), yang ditemukan tewas di kamar kos nomor 105 di Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa, 8 Juli 2025, pukul 08.00 WIB, masih menjadi teka-teki. Hingga saat ini, penyebab pasti kematian korban belum terungkap secara jelas.
Sejauh ini, pihak kepolisian belum memberikan rilis resmi mengenai penyebab kematian Arya Daru. Namun, spekulasi mulai bermunculan di berbagai platform media sosial. Salah satu informasi yang menarik perhatian publik adalah unggahan akun Instagram National Security Agency of Republic Indonesia yang menyatakan bahwa korban bukan bunuh diri, melainkan dibunuh secara terencana dan sistematis. Informasi tersebut memicu reaksi heboh dari masyarakat.
Tanggapan dari Pihak Kepolisian
Menanggapi isu tersebut, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa pihaknya akan memastikan semua informasi yang beredar di masyarakat dipertimbangkan dalam penyelidikan. Ia menekankan bahwa polisi telah melibatkan para ahli untuk mengungkap penyebab kematian korban.
“Nanti kan hasilnya ada, beberapa hasil sudah ada di tangan penyelidik. Ya beberapa hasil ahli, tapi beberapa belum, nanti setelah lengkap semua akan dijelaskan semuanya,” ujar Ade Ary.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk bijak dalam menggunakan media sosial. “Kami imbau agar bijak bermedsos, hati-hati,” tambahnya.
Meskipun demikian, Ade Ary tidak menjawab dengan jelas apakah unggahan Instagram tersebut merupakan hoaks atau tidak. Ia hanya menegaskan bahwa informasi tersebut akan didalami oleh penyelidik.
Temuan di Tempat Kejadian Perkara
Dari hasil olah TKP, polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, dan pakaian milik korban. Selain itu, turut ditemukan obat sakit kepala dan obat lambung, meskipun belum dipastikan kaitannya dengan penyebab kematian.
Sidik jari ADP juga ditemukan pada permukaan lakban yang melilit kepalanya. Namun, hingga kini polisi masih menyelidiki apakah lakban tersebut dipasang oleh korban sendiri atau oleh orang lain.
Penjelasan Kompolnas
Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga melakukan pengecekan terhadap CCTV dan plafon kamar. Dari rekaman CCTV terlihat Arya Daru keluar dari kamar pada pukul 23.23 WIB dengan membawa kantong plastik. Kantong tersebut berisi bekas sisa bungkus makanan dan struk pembelanjaan.
Selain itu, Kompolnas juga menemukan beberapa obat-obatan ringan di kamar Arya Daru, seperti obat kolesterol dan obat gerd. Bahkan, ia sempat meminum dua obat sekaligus, yaitu paracetamol dan CTM, yang bisa memberikan efek penenang.
Fakta Tentang Obat yang Digunakan
CTM, singkatan dari Chlorpheniramine Maleate, adalah antihistamin generasi pertama yang digunakan untuk alergi seperti hidung tersumbat, bersin, mata berair, dan gatal. Efek samping dari CTM bisa menyebabkan kantuk. Sementara Paracetamol adalah analgesik-antipiretik yang digunakan untuk menurunkan demam dan mengurangi nyeri.
Meski kombinasi kedua obat ini aman dalam dosis yang dianjurkan, penggunaan bersamaan harus dilakukan dengan hati-hati, terutama bagi penderita gangguan hati, glaukoma, atau sedang minum obat penenang.
Kesimpulan
Hasil otopsi akan menjadi petunjuk utama dalam menentukan penyebab kematian Arya Daru. Penyidik akan memeriksa apakah korban meninggal karena kecelakaan, over dosis obat, atau bahkan tindakan kriminal. Sampai saat ini, penyelidikan masih terus berlangsung, dan pihak kepolisian akan memberikan penjelasan lebih lanjut setelah semua data terkumpul.