Video Viral: Mertua Marahi Menantu yang Melahirkan, Ini Sikap yang Tepat

Featured Image

Peran Ibu Mertua dalam Mendukung Menantu Saat Melahirkan

Menjadi ibu mertua yang mendukung menantu saat melahirkan bukanlah hal mudah, tetapi sangat penting untuk menjaga hubungan harmonis antara keduanya. Dalam situasi seperti ini, peran ibu mertua menjadi sangat krusial karena bisa memengaruhi suasana hati dan keadaan fisik menantu yang sedang berjuang melahirkan.

Menganggap Menantu sebagai Anak Sendiri

Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan oleh ibu mertua adalah dengan menganggap menantu sebagai anak sendiri. Psikolog klinis dewasa, Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., menjelaskan bahwa hal ini dapat membantu meningkatkan empati dan rasa khawatir terhadap kondisi menantu. Meskipun awalnya sulit, terutama jika pernikahan baru saja terjalin, dengan usaha dan komunikasi yang baik, hubungan antara mertua dan menantu bisa menjadi lebih kuat.

Ketika ibu mertua mulai melihat menantu sebagai bagian dari keluarga, ia akan lebih mudah memahami kesulitan dan kebutuhan menantunya. Hal ini juga mengurangi kemungkinan ucapan-ucapan yang tidak pantas atau tidak menyenangkan seperti “Biarkan mati, tapi kasih lahir dulu itu anak.”

Menganggap Keberadaan Menantu

Selain itu, ibu mertua juga harus menganggap keberadaan menantu sebagai sesuatu yang penting. Tidak hanya cucu yang menjadi fokus utama, tetapi juga kehadiran menantu sangat berarti. Tanpa kehadiran menantu, ibu mertua tidak akan bisa menggendong cucu yang baru lahir. Oleh karena itu, menantu seharusnya dianggap sebagai bagian dari keluarga, bukan sekadar “orang asing” yang hanya bertugas menghasilkan keturunan.

Memberikan Nasihat Bukan Perintah

Seringkali, ibu mertua cenderung memberikan nasihat yang terlalu banyak dan terkesan memerintah. Namun, hal ini justru bisa membuat menantu merasa tertekan. Adelia menyarankan agar ibu mertua lebih bijak dalam memberikan masukan. Sebaliknya dari kata-kata seperti “seharusnya,” sebaiknya gunakan kalimat yang lebih lembut dan memberi ruang bagi menantu untuk membuat keputusan sendiri.

Contohnya, alih-alih berkata, “Kamu seharusnya pilih lahiran secara normal,” sebaiknya ganti dengan, “Kamu bisa pilih lahiran secara normal jika ingin rasa sakit yang singkat dan cepat pulih setelah melahirkan.” Dengan demikian, menantu merasa didukung dan dihargai.

Memperbarui Pengetahuan tentang Perawatan Ibu dan Bayi

Perkembangan ilmu pengetahuan terus berjalan, termasuk dalam bidang kesehatan ibu dan bayi. Misalnya, cara merawat bayi yang dulu dipercaya harus menggunakan gurita, kini sudah tidak lagi dianjurkan. Ibu mertua yang terus memperbarui pengetahuan tentang perawatan pasca-persalinan dan perawatan bayi akan menjadi dukungan yang nyata bagi menantu.

Dengan pengetahuan yang up-to-date, ibu mertua bisa membantu menantu dalam mengambil keputusan yang tepat tanpa perlu khawatir akan kesalahan informasi. Selain itu, proses persalinan akan lebih lancar karena menantu merasa aman dan percaya pada bantuan yang diberikan.

Kesimpulan

Menjadi ibu mertua yang suportif saat menantu melahirkan memang tidak mudah, tetapi sangat mungkin dilakukan. Dengan cara-cara seperti menganggap menantu sebagai anak sendiri, menghargai keberadaannya, memberikan nasihat tanpa memerintah, serta terus memperbarui pengetahuan, hubungan antara mertua dan menantu bisa menjadi lebih harmonis. Hal ini juga akan berdampak positif pada proses persalinan yang tenang dan penuh dukungan.