48 Jet Tempur KAAN Siap Terbang di Indonesia, Pesawat Canggih Turki untuk Segala Cuaca

Kesepakatan Pembelian 48 Unit Jet Tempur KAAN: Langkah Strategis untuk Kekuatan Udara Indonesia
Indonesia telah resmi menandatangani kontrak pembelian 48 unit jet tempur generasi kelima, KAAN, yang diproduksi oleh Turkish Aerospace Industries (TAI) dari Turki. Kesepakatan ini diumumkan setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) awal pada 11 Juni 2025 di Jakarta, selama penyelenggaraan Indo Defence 2025. Selanjutnya, kontrak implementasi ditandatangani pada 26 Juli 2025 di Istanbul, saat pameran pertahanan IDEF 2025.
Nilai kontrak diperkirakan mencapai 10 miliar dolar AS atau sekitar Rp162 triliun. Pesawat ini akan menjadi armada baru TNI Angkatan Udara (AU) yang lengkap, mampu beroperasi dalam segala kondisi cuaca, dan dilengkapi teknologi siluman terbaru. Diharapkan, KAAN akan menjadi bagian penting dari modernisasi kekuatan udara Indonesia ke depan.
Kebijakan Pembelian Jet Tempur KAAN
Pembelian 48 unit KAAN diposisikan sebagai bagian dari strategi modernisasi alutsista Indonesia yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir. Kesepakatan Government-to-Government (G2G) antara Indonesia dan Turki menunjukkan bahwa proyek ini tidak hanya tentang akuisisi, tetapi juga transfer teknologi. Proses ini mencakup pembangunan fasilitas produksi dan pemeliharaan di Indonesia bersama PT Dirgantara Indonesia dan mitra lokal lainnya.
Kepala Biro Informasi Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, menyatakan bahwa basis industri lokal yang akan dibentuk di Indonesia diharapkan menjadi bukti nyata dari kemitraan yang saling menguntungkan dan berlandaskan pada persahabatan. Kolaborasi ini dinilai sebagai langkah strategis untuk mendorong kemandirian pertahanan nasional sekaligus memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Turki.
Sebelumnya, Indonesia juga telah memperbarui armadanya dengan pembelian pesawat Rafale asal Perancis serta membahas jet J-10 dari China dan F-15EX dari AS.
Pembelian Alutsista di Tengah Efisiensi Anggaran
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa meskipun anggaran negara tengah di bawah tekanan efisiensi, pembelian pesawat ini tetap didukung melalui realokasi anggaran dari pos yang kurang produktif ke sektor strategis. Menurutnya, efisiensi bukan berarti tidak belanja sama sekali. Efisiensi merupakan relokasi untuk belanja hal yang lebih penting.
"Kita merasa perlu untuk dikurangi supaya bisa dibagi untuk apa. Contoh tadi memperkuat pertahanan dengan kita menggunakan alutsista-alutsista yang memang itu kita butuhkan," ujarnya.
Prasetyo menjelaskan bahwa pembelian 48 unit pesawat tempur KAAN dari Turki bertujuan untuk memperkuat pertahanan. Wilayah Indonesia yang luas dan dihuni oleh lebih dari 300 juta penduduk membuat perlunya memiliki pertahanan yang kuat. Pembelian bukan berarti Indonesia ikut andil dalam perang yang berkecamukan di berbagai negara, tetapi sebagai sebuah negara besar, Indonesia harus memiliki pertahanan yang memadai.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan pendapat serupa. Menurutnya, pembelian tersebut memang didasari kebutuhan Indonesia meski saat ini ada efisiensi anggaran. "Pembelian-pembelian pesawat yang dimaksud dan sudah direncanakan itu, menurut saya dalam situasi dan kondisi pada saat ini yang kemudian tidak menentu, kita perlu juga memperkuat pertahanan kita," kata Dasco.
Spesifikasi Jet Tempur KAAN
KAAN diklaim memiliki kemampuan jet tempur generasi kelima, berkemampuan siluman, daya manuver tinggi, supercruise, visibilitas radar rendah, arsitektur avionik yang dapat beradaptasi, peningkatan kesadaran situasional, penargetan presisi, dan interoperabilitas. Pesawat ini dirancang untuk menjadi andalan armada penerbangan taktis Angkatan Udara Turki.
KAAN dibuat dengan rangka pesawat yang tidak dapat diamati dengan jelas, menggunakan material penyerap radar canggih, dan memiliki permukaan bersudut yang meminimalkan penampang radar di beberapa pita frekuensi. Untuk sistem persenjataan, KAAN dilengkapi Bozdogan (Merlin), peluru kendali inframerah jarak pendek, dan Gökdogan (Peregrine), peluru kendali radar jarak jauh.
Jet tempur KAAN juga bisa membawa rudal jelajah TUBITAK SAGE SOM-J dan rudal jelajah Satha Atilan Orta Menzilli Muhimmat (SOM). Selain itu, pesawat ini kompatibel dengan rudal MBDA Meteor yang menawarkan jangkauan luas dan panduan radar aktif dengan sistem propulsi ramjet.
Sistem pendorong jet tempur KAAN terdiri dari mesin turbofan afterburner kembar, dengan prototipe awal yang ditenagai oleh mesin General Electric F110-GE-129. Setiap mesin memberikan output daya dorong sekitar 29.000 pound-force (lbf), memfasilitasi kinerja kecepatan tinggi, akselerasi cepat, dan pelayaran supersonik yang berkelanjutan tanpa afterburner—fitur yang dikenal sebagai supercruise. Kecepatan maksimal pesawat ini mencapai 2.222 kilometer per jam, atau sekitar Mach 1,8.