7 Kebiasaan Berbahaya yang Menyebabkan Saraf Kejepit

Featured Image

Kebiasaan Harian yang Bisa Menyebabkan Saraf Kejepit

Saraf kejepit sering dianggap sebagai kondisi yang hanya terjadi akibat cedera atau aktivitas fisik yang berat. Namun, faktanya, kondisi ini bisa muncul secara perlahan karena kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele. Bahkan, beberapa kebiasaan yang dilakukan setiap hari tanpa disadari dapat memicu tekanan pada saraf dan memperburuk kondisi tulang belakang serta sendi.

Mengenali dan menghindari kebiasaan pemicu saraf kejepit menjadi langkah penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Berikut adalah beberapa kebiasaan harian yang bisa menyebabkan masalah ini:

1. Postur Tubuh yang Buruk

Membungkuk saat bekerja, mengemudi, atau berdiri sering kali dilakukan tanpa sadar. Posisi kepala yang maju dari bahu membuat beban di tulang belakang leher semakin besar, sehingga meningkatkan risiko saraf terjepit. Untuk mencegahnya, usahakan selalu menjaga kepala sejajar dengan bahu, baik saat duduk maupun berdiri. Gunakan kursi ergonomis yang mendukung punggung dan leher, serta pertimbangkan penggunaan alat koreksi postur jika diperlukan.

2. Menunduk Lama Saat Menggunakan Gawai

Menunduk terlalu lama saat menatap ponsel, tablet, atau laptop dapat memberi beban besar pada leher. Solusinya, pegang ponsel sejajar dengan mata, atur posisi layar komputer setinggi mata, dan ambil jeda setiap 30 menit untuk meregangkan otot leher. Latihan sederhana seperti chin tuck juga bermanfaat untuk memperkuat otot leher sekaligus memperbaiki postur tubuh.

3. Posisi Tidur yang Salah

Tidur tengkurap atau menggunakan bantal yang tidak menopang leher dengan baik dapat menyebabkan tulang belakang tidak sejajar dan menekan saraf leher. Untuk mengatasinya, pilih posisi tidur telentang atau menyamping dengan bantal ortopedi atau cervical yang mampu menopang leher secara netral. Pastikan juga kasur memiliki penyangga yang sesuai agar tulang belakang tetap dalam posisi alami sepanjang malam.

4. Membawa Tas Berat di Satu Bahu

Menggendong tas di satu bahu menyebabkan distribusi beban tidak merata, sehingga otot leher dan bahu bekerja lebih keras pada satu sisi. Untuk mencegahnya, gunakan ransel dengan dua tali agar beban terbagi seimbang. Jika harus menggunakan tas bertali satu, usahakan berganti bahu secara berkala dan bawa hanya barang yang benar-benar diperlukan.

5. Gerakan Mendadak

Gerakan secara tiba-tiba, seperti memutar tubuh dengan cepat atau mengangkat beban tanpa persiapan yang tepat, dapat memicu cedera dan memberi tekanan mendadak pada otot serta saraf. Lebih aman untuk melakukan setiap pergerakan secara perlahan dan terkendali, terutama saat mengangkat atau memindahkan beban.

6. Berat Badan Berlebihan

Berat badan berlebih memberi tekanan tambahan pada persendian dan jaringan lunak yang dapat memicu peradangan, pembengkakan, serta memperburuk postur tubuh. Menjaga berat badan tetap ideal bukan hanya baik untuk penampilan, tetapi juga membantu mencegah kompresi saraf dan mengurangi risiko nyeri yang mengganggu.

7. Kurang Istirahat

Kurangnya waktu istirahat juga menjadi kebiasaan yang berpotensi memicu saraf kejepit. Setelah beraktivitas seharian, tubuh memerlukan waktu untuk memulihkan diri dan memperbaiki jaringan yang lelah atau tegang. Mengabaikan kebutuhan istirahat membuat otot dan saraf tidak memiliki kesempatan untuk pulih secara optimal, sehingga risiko cedera pun meningkat.

Dengan mengenali dan menghindari kebiasaan-kebiasaan tersebut, kita dapat menjaga kesehatan tulang belakang dan mengurangi risiko saraf kejepit. Penting untuk selalu menjaga postur tubuh, melakukan peregangan secara rutin, serta memperhatikan cara beristirahat agar tubuh tetap sehat dan bugar.