Ahli Sebut AI Mengancam Gelar Sarjana, Pekerjaan Ini Terancam

Featured Image

Perkembangan Kecerdasan Buatan dan Pengaruhnya pada Pendidikan

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kini tidak hanya mengubah dunia kerja, tetapi juga memengaruhi cara kita mendapatkan pengetahuan. Dengan kemajuan teknologi ini, gelar sarjana yang diperoleh melalui pendidikan formal di perguruan tinggi mulai dianggap tidak relevan lagi. Hal ini disampaikan oleh Joe Atkinson, Chief AI Officer PwC Global.

Menurut Atkinson, pendidikan saat ini tidak lagi terbatas pada institusi formal seperti universitas. Banyak pelajaran kini bisa diakses melalui AI dan Large Language Models (LLM), yaitu program yang mampu mengenali dan memproduksi teks serta memproses bahasa. Teknologi ini memungkinkan LLM berkomunikasi dengan pengguna menggunakan bahasa yang alami.

Atkinson menyatakan bahwa kemampuan individu untuk memanfaatkan pengetahuan dalam jumlah besar akan semakin meningkat di era AI. Ini menunjukkan adanya pergeseran menuju ekonomi baru, di mana standar untuk semua orang semakin tinggi karena akses ke pengetahuan semakin mudah.

Pendidikan formal bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk pribadi manusia yang utuh. Ia menyarankan agar orang tidak takut pada teknologi, melainkan merangkulnya. Menurutnya, kemampuan tingkat tinggi seperti berpikir kritis dan interaksi akan menjadi lebih bernilai di masa depan.

Eksplorasi Berbagai Model AI

Atkinson menambahkan bahwa model AI mampu mengembangkan kapabilitasnya dengan kecepatan luar biasa. Siapa pun mungkin merasa tidak nyaman dengan perkembangan teknologi ini, karena harus terus-menerus mengikuti perubahan. Namun, ia menyarankan orang untuk mengeksplorasi berbagai model AI sambil memahami perbedaannya.

Orang zaman sekarang perlu belajar bagaimana mengajukan pertanyaan kepada LLM, memantau blog teknologi, dan berlatih menggunakan teknologi ini sebanyak mungkin. Semakin banyak pengalaman dengan AI, semakin baik pemahaman dan keterampilan yang dimiliki.

Pekerjaan yang Terdampak AI

Berdasarkan laporan PwC tentang 2025 Global AI Jobs Barometer, permintaan pemberi kerja terhadap gelar formal menurun untuk semua pekerjaan. Namun, hal ini terjadi lebih cepat untuk pekerjaan yang terpapar AI. PwC menganalisis hampir satu miliar iklan pekerjaan dan ribuan laporan keuangan perusahaan di enam benua.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa AI membantu orang membangun dan menguasai pengetahuan ahli, sehingga kualifikasi formal menjadi kurang relevan. AI juga menciptakan pergantian cepat dalam keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan pekerja untuk sukses.

Perlu dicatat, keterampilan yang dicari perusahaan berubah 66 persen lebih cepat pada pekerjaan yang paling banyak terpapar AI, seperti analis keuangan. Angka ini meningkat dari 25 persen yang pernah dicatat PwC pada 2024.

Pengaruh AI pada Kesempatan Kerja

PwC menyatakan bahwa penekanan pada keterampilan daripada gelar dalam perekrutan dapat membantu mendemokratisasi kesempatan, membuka pintu bagi mereka yang kurang memiliki waktu atau sumber daya untuk meraih gelar formal. Di bidang-bidang yang terpapar AI, yang semakin penting adalah apa yang dapat dilakukan orang saat ini, bukan apa yang mereka pelajari di masa lalu.

Sejak 2022, ketika kesadaran akan kekuatan AI melonjak, pertumbuhan pendapatan di industri yang paling siap mengadopsi AI telah meningkat hampir empat kali lipat. Ini menunjukkan bahwa investasi di bidang AI mulai membuahkan hasil. Kecerdasan buatan juga dinilai dapat meningkatkan produktivitas pekerja dan memungkinkan mereka menciptakan nilai lebih.