AMMN Alami Kerugian di Semester I-2025, Ini Penyebabnya

Featured Image

Kinerja Keuangan dan Operasional AMMN di Semester I-2025

PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) telah mengungkapkan hasil kinerja keuangan dan operasional perusahaan pada semester pertama tahun 2025. Dalam periode ini, smelter tembaga AMMN berhasil memproduksi sebanyak 19.805 ton katoda tembaga, setara dengan 44 juta pon. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan produksi pada kuartal I-2025 yang hanya mencapai 635 ton, serta meningkat dari 19.170 ton pada kuartal I-2025.

Peningkatan produksi ini terjadi seiring dengan penguasaan fase awal komisioning smelter. Perusahaan optimis bahwa volume produksi akan terus meningkat seiring dengan penyempurnaan operasional yang sedang berlangsung. Pada pertengahan Juli 2025, AMMN mencapai pencapaian penting lainnya dengan keberhasilan produksi emas murni pertama dari fasilitas PMR perusahaan.

Meskipun demikian, AMMN masih menghadapi tantangan dalam kesiapan operasional yang sangat krusial untuk memastikan transisi ke fase produksi penuh dapat berjalan aman dan sukses. Proses komisioning smelter tembaga memang kompleks dan memakan waktu, sesuai standar global. Tantangan ini berpotensi memengaruhi tingkat produksi AMMN selama sisa tahun 2025.

Presiden Direktur AMMN Arief Sidarto menyampaikan bahwa perusahaan terus berdiskusi aktif dengan pemerintah terkait fleksibilitas ekspor konsentrat. Fleksibilitas ini penting untuk menjaga keberlanjutan operasi serta mendukung kontribusi fiskal bagi perekonomian daerah maupun nasional.

Efisiensi Operasi Tambang dan Penambangan Batuan Penutup

Seiring dengan kemajuan aktivitas penambangan batuan penutup Fase 8 Batu Hijau, operasi tambang AMMN terus menunjukkan efisiensi yang tinggi. Pengupasan batuan penutup kini bergerak dari bench atas menuju bagian bawah pit dan diperkirakan akan mencapai dasar pit pada 2026/2027.

Dengan akses ke bijih segar dalam jumlah besar, AMMN mampu meningkatkan volume penambangan bijih segar dari 1 juta ton menjadi 5 juta ton pada kuartal II-2025. Kegiatan penambangan ini diperkirakan tetap dapat mencapai target produksi tahunan.

Kinerja Keuangan dan EBITDA

AMMN mencatatkan penjualan bersih sebesar US$ 183 juta pada semester I-2025, sebagian besar berasal dari penjualan katoda tembaga pada kuartal II-2025. Meski angka ini lebih rendah dibandingkan penjualan bersih pada semester I-2024 yang mencapai US$ 1,53 miliar, EBITDA AMMN pada semester I-2025 mencapai US$ 86 juta, mengalami perbaikan signifikan dari EBITDA negatif sebesar US$ 42 juta pada kuartal I-2025.

Peningkatan EBITDA terutama didorong oleh kinerja operasional yang lebih kuat pada kuartal II-2025, di mana perusahaan mencatat EBITDA positif sebesar US$ 128 juta. Rugi bersih AMMN juga menurun signifikan dari US$ 138 juta pada kuartal I-2025 menjadi US$ 8 juta pada kuartal II-2025, sehingga menghasilkan total rugi bersih sebesar US$ 146 juta pada akhir semester I-2025.

Arief Sidarto menyatakan bahwa perusahaan terus memperkuat pengendalian biaya dan langkah-langkah efisiensi untuk menjaga ketahanan selama fase ramp-up ini. Selain itu, penerapan tarif royalti pemerintah yang lebih tinggi sejak April 2025 di seluruh sektor pertambangan dan mineral menegaskan pentingnya menjaga efisiensi operasional dan kehati-hatian finansial.

Transformasi Digital dan Strategi Jangka Panjang

AMMN terus mendorong transformasi digital dengan mengembangkan tiga Minimum Viable Product (MVP) yang dirancang untuk memberi hasil cepat, memvalidasi solusi digital, dan membangun momentum untuk adopsi skala yang lebih luas. Ketiga MVP ini difokuskan pada area strategis yang berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan dan efisiensi biaya operasional.

Arief meyakini bahwa kinerja keuangan AMMN akan terus membaik. Perusahaan tetap berkomitmen pada strategi jangka panjang dan fokus untuk menciptakan nilai yang terus berkelanjutan melalui keunggulan operasional dan eksekusi yang disiplin.

Target Produksi dan Fase 8

Panduan kinerja AMMN pada 2025 tidak berubah. Perusahaan ini mempertahankan pandangan konservatif terhadap operasi seiring transisi menuju Fase 8, menjalani transformasi bisnis, dan melanjutkan komisioning serta ramp up smelter dan pemurnian logam mulia.

AMMN menargetkan produksi konsentrat tembaga sebesar 430.000 metrik ton kering pada 2025 yang diharapkan dapat menghasilkan 228 juta pon tembaga dan 90.000 ons emas. Perkiraan ini mencerminkan fokus pada penambangan material batuan penutup Fase 8. Bijih yang diproses selama periode ini akan berasal dari stockpiles dan bijih segar berkadar rendah dari lingkaran luar Fase 8. Saat ini, AMMN menuju ke bagian tengah kandungan bijih Fase 8 untuk mengantisipasi peningkatan produksi logam.