Anak Kereta dan Pekerja WFH, Waspadai Varises Mengintai

Featured Image

Kebiasaan Pasca-Pandemi dan Risiko Varises pada Pekerja WFH serta Pengguna Transportasi Umum

Di tengah pandemi COVID-19, kebiasaan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) menjadi pola hidup yang umum dijalani oleh banyak orang. Banyak individu menghabiskan waktu berjam-jam duduk di depan layar komputer dengan ruang gerak yang terbatas. Meski situasi pandemi telah berlalu, sebagian besar pekerja masih mempertahankan kebiasaan ini, terutama dalam bentuk WFH beberapa hari dalam seminggu.

Kebiasaan ini memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan, salah satunya adalah risiko munculnya varises. Varises adalah kondisi pembuluh darah vena yang membengkak, membesar, dan menonjol tepat di bawah permukaan kulit. Secara klinis, varises dapat dikenali melalui pembuluh darah yang tampak biru, berkelok-kelok, dan berukuran besar. Kondisi ini sering kali tidak disadari hingga berkembang lebih parah.

Varises paling sering terjadi pada kaki karena adanya tekanan pada pembuluh darah bagian bawah tubuh saat berdiri atau berjalan. Hal ini merupakan salah satu gejala dari penyakit insufisiensi vena kronis (IVK). Menurut dr. Charley Dokma Tua Simanjuntak, Sp.B, Subsp.B.V.E.(K), dokter spesialis bedah subspesialis bedah vaskular dari RS Pondok Indah, berdiri atau duduk lama meningkatkan risiko varises hingga 50 persen. Dengan penumpukan lemak di perut, pembuluh darah akan terbebani untuk mengalirkan darah ke bagian bawah tubuh.

Risiko Bagi Pekerja WFH dan Pengguna Kereta

Selain pekerja WFH, para pengguna transportasi umum juga memiliki risiko tinggi mengalami varises. Terutama bagi mereka yang harus berdiri dalam waktu lama selama perjalanan. Posisi berdiri statis membuat pembuluh darah di kaki bekerja ekstra keras untuk memompa darah kembali ke jantung. Tanpa disadari, kombinasi antara gaya hidup pasca-pandemi yang minim gerak dan kebiasaan berdiri lama di transportasi umum bisa memicu atau memperparah varises.

Cara Mencegah Varises

Untuk mencegah varises, penting untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur, terutama yang dapat memperkuat otot kaki. Contohnya adalah jalan kaki yang terukur dengan memperhatikan waktu, jarak, dan denyut jantung agar bisa terpantau. Olahraga seperti berenang atau bersepeda juga dapat membantu menjaga sirkulasi darah.

Dr. Charley menyarankan agar hindari berdiri atau duduk statis tanpa ada perubahan selama lebih dari satu jam. Jika memang terpaksa, misalnya saat rapat, naik pesawat, atau mobil, lakukan kontraksi otot betis secara berkala dengan cara jinjit-jinjit.

Tips Khusus untuk Anak Kereta

Bagi masyarakat yang sering menggunakan kereta, melakukan olahraga untuk memperkuat otot kaki menjadi alternatif pencegahan varises. Opsi lain adalah menggunakan stoking kompresi untuk mencegah darah menumpuk di kaki. Stoking akan menekan otot kaki sehingga darah terpaksa kembali ke atas, bukan menumpuk di kaki. Mekanisme ini sangat efektif dalam mengurangi tekanan darah vena di bagian bawah tubuh.

Selain itu, menjaga indeks massa tubuh (IMT) di bawah 25 juga dapat membantu mengurangi tekanan intraabdominal dan beban pada sistem vena ekstremitas bawah. Setiap penurunan bobot tubuh sebanyak 5 kilogram dapat mengurangi tekanan vena hingga 20 persen.

Pentingnya Kesadaran tentang Varises

Varises sering kali diremehkan, padahal kondisi ini bisa memburuk seiring waktu jika tidak ditangani dengan baik. Penyebab utama luka kaki tidak selalu berasal dari gula, tetapi 70 persen kasus disebabkan oleh varises. Oleh karena itu, penting untuk memahami ciri-ciri varises ringan pada kaki dan mengambil tindakan pencegahan sejak dini. Beberapa pantangan olahraga bagi pasien varises juga perlu diperhatikan agar tidak memperparah kondisi.