Apakah Lantai Harus Dipepel Setiap Hari?

Featured Image

Manfaat Mengepel Selain Membersihkan Lantai

Mengepel bukan hanya sekadar kegiatan membersihkan lantai, tetapi juga memiliki manfaat yang lebih luas. Setelah mengepel, udara di dalam ruangan terasa lebih segar dan suasana menjadi lebih nyaman. Menurut Robin Murphy, ahli kebersihan sekaligus pendiri ChirpChirp, proses ini membantu mengangkat debu, kotoran, bakteri, serta kontaminan lain dari permukaan lantai. Hal ini berkontribusi pada peningkatan kualitas udara dan lingkungan yang lebih sehat.

Bagaimana Frekuensi Mengepel Bisa Berbeda?

Secara umum, para ahli kebersihan merekomendasikan untuk mengepel lantai rumah setiap dua hingga tiga minggu sekali. Frekuensi ini dinilai cukup untuk menjaga kebersihan lantai dan memperpanjang usia materialnya. Namun, ada beberapa faktor yang bisa membuat jadwal mengepel berbeda-beda antar rumah:

Volume Aktivitas di Rumah

Ruang-ruang dengan lalu lintas tinggi seperti dapur, kamar mandi, dan pintu masuk utama cenderung lebih cepat kotor. Jika kamu memiliki hewan peliharaan, anak kecil yang sering bermain di lantai, atau banyak anggota keluarga, mungkin perlu mengepel lebih sering, bahkan setiap hari.

Jenis Lantai

Jenis lantai juga memengaruhi frekuensi pembersihan. Menurut Murphy, lantai keramik perlu lebih sering dibersihkan dibanding lantai kayu atau laminasi. Lantai keramik cenderung menunjukkan noda lebih jelas, terutama jika ada nat (grout) yang kotor dan sulit dibersihkan. Sementara itu, lantai kayu yang sudah dilapisi pelindung (sealed) bisa lebih jarang dipel karena permukaannya tahan terhadap noda dan kelembapan.

Warna Lantai

Warna lantai juga berpengaruh. Lantai dengan warna terang atau sangat gelap lebih cepat menunjukkan debu atau bekas kaki, sehingga perlu diperhatikan secara lebih intensif agar tetap bersih.

Gaya Hidup dan Kebiasaan Penghuni

Jika kamu sering bepergian atau rumah jarang digunakan, maka lantai bisa dibersihkan dengan interval yang lebih jarang. Namun, jika kamu memiliki hewan peliharaan, sering keluar masuk rumah dengan alas kaki, atau sering memasak, maka mengepel lebih sering sangat dianjurkan.

Bedakan Antara Pel Ringan dan Pel Menyeluruh

Pel menyeluruh melibatkan kegiatan seperti menggeser perabot, membersihkan area tersembunyi, serta menyikat noda membandel. Inilah yang dimaksud dengan jadwal pel dua hingga tiga minggu sekali. Sebaliknya, pel ringan hanya menyapu area yang mudah terlihat atau sering dilalui. Pel ringan cukup dilakukan saat tidak ada banyak debu atau kotoran yang menempel.

Tanda-Tanda Lantai Sudah Perlu Dipel

Masih bingung kapan waktu yang tepat untuk mengepel lantai? Berikut adalah beberapa tanda lantai harus dipel: - Ada kotoran, debu, atau bercak yang terlihat jelas - Bulu hewan peliharaan mulai menumpuk - Permukaan terasa lengket saat diinjak - Warna lantai terlihat kusam - Nat atau garis antar ubin tampak menghitam - Alergi sering kambuh - Udara ruangan terasa pengap atau tidak segar

Tips Mengepel Agar Hasil Lebih Maksimal

Agar lantai benar-benar bersih dan bebas bakteri, berikut beberapa tips dari Robin Murphy yang bisa kamu praktikkan:

Rawat Peralatan Pel

Alat pel yang kotor justru menjadi sumber kuman baru. Pastikan kamu mencuci dan mengeringkan alat pel sebelum disimpan. Alat pel yang lembap dan tidak dibersihkan bisa jadi tempat berkembang biaknya bakteri.

Pilih Alat Pel dengan Kepala yang Bisa Dicuci

Alat pel dengan kepala atau bantalan yang dapat dicuci ulang lebih higienis dibanding mop spons atau benang biasa. Kepala alat pel yang bisa diganti juga memudahkan kamu menjaga kebersihan setiap kali digunakan.

Hindari Menggunakan Ember Berisi Air Kotor

Murphy menyarankan metode semprot (spray) ketimbang metode ember saat mengepel rumah. Banyak orang mencelupkan mop ke ember berisi air sabun, tapi akhirnya hanya menyebarkan air kotor ke seluruh lantai. Lebih baik semprotkan cairan pembersih langsung ke lantai atau kepala mop, kemudian ganti mop saat sudah terlihat kotor.