Bahaya Minuman Manis untuk Anak: Diabetes dan Gagal Ginjal Mengancam

Featured Image

Bahaya Minuman Manis dalam Kemasan bagi Anak-Anak

Minuman manis dalam kemasan (MBDK) yang semakin mudah ditemukan dan dijual dengan harga terjangkau, ternyata membawa risiko besar bagi kesehatan anak-anak. Peringatan ini disampaikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), yang menyoroti bahaya jangka panjang akibat konsumsi berlebihan gula dari minuman tersebut.

Menurut data yang dikumpulkan, anak-anak Indonesia kini menghadapi ancaman penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, dan gagal ginjal. Hal ini dipicu oleh konsumsi gula yang berlebihan, termasuk dari produk minuman berpemanis. Jumlah penderita diabetes pada anak-anak meningkat drastis, mencapai 70 kali lipat sejak tahun 2010 hingga Januari 2023.

Risiko yang Mengancam Kesehatan Anak

Dalam acara Cukaikan MBDK oleh Forum Warga Kota (FAKTA) di Jakarta Pusat, Wakil Ketua KPAI, Dr. Jasra Putra, menyampaikan kekhawatiran tentang akses anak-anak terhadap minuman manis. Ia menunjukkan contoh produk yang dijual dengan harga sangat murah, mulai dari Rp 500 hingga Rp 1.000, namun kandungan gulanya sangat tinggi.

Jasra menekankan bahwa dunia usaha memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan produk pangan yang ditujukan kepada anak-anak. Produk tersebut harus mengandung gizi seimbang dan mendukung pertumbuhan anak, bukan justru membahayakan kesehatan mereka. Ia juga mengajak industri menerapkan prinsip perlindungan anak dalam setiap tahap produksi dan pemasaran.

Selain itu, pemerintah telah memiliki dasar hukum untuk mengendalikan konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024, Pasal 194 dan 195 menjelaskan batas maksimal kandungan GGL dalam pangan olahan serta larangan promosi makanan tidak sehat di media yang menjangkau anak-anak.

Peran Orang Tua dalam Edukasi Nutrisi

Masih banyak orang tua yang belum memahami cara memberikan asupan yang baik bagi anak. Berdasarkan survei KPAI tahun 2020 terhadap lebih dari 13.000 orang tua, sebanyak 60 persen dari mereka tidak tahu bagaimana memastikan konsumsi anak yang sehat.

Jasra menegaskan bahwa pendidikan orang tua berpengaruh langsung pada kemampuan mereka dalam menjaga kesehatan anak. Oleh karena itu, edukasi harus terus diperkuat agar orang tua dapat memahami pentingnya pola makan seimbang dan menghindari konsumsi berlebihan gula.

Tanggung Jawab Bersama untuk Melindungi Anak

Perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama antara negara, masyarakat, dan dunia usaha. Dengan peningkatan konsumsi MBDK yang terus-menerus, desakan agar pemerintah segera bertindak tidak lagi bisa diabaikan. Semua pihak, mulai dari pemerintah, pelaku bisnis, hingga orang tua, perlu bekerja sama untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat, kuat, dan terlindungi sejak dini.