Biografi Agus Salim, Diplomat Sederhana yang Berpengaruh

Biografi Haji Agus Salim: Pahlawan Kemerdekaan yang Cerdas dan Kritis
Haji Agus Salim adalah sosok yang sangat dikenang dalam sejarah Indonesia. Ia tidak hanya dikenal sebagai pejuang kemerdekaan, tetapi juga sebagai tokoh yang cerdas dan kritis. Kemampuan intelektualnya diakui oleh banyak pihak, termasuk para pejabat dari Belanda dan Inggris. Dalam buku harian Willem Schermerhorn, mantan ketua delegasi Belanda, ia mengungkapkan kekagumannya terhadap Agus Salim.
"Agus Salim adalah seorang jenius dalam berbahasa, berbicara, dan menulis dengan sempurna dalam paling sedikit sembilan bahasa. Satu-satunya kelemahan yang ia miliki selama hidupnya adalah kemiskinan," ujarnya. Pengakuan ini muncul dari buku Agus Salim: Diplomat Ulung Perintis Jalan Menuju Dunia Internasional.
Kehidupan Sederhana dengan Prinsip Kuat
Meskipun hidupnya sederhana, Agus Salim tetap memegang prinsip-prinsipnya. Meski memiliki pendidikan yang baik dan kemampuan yang bisa membuatnya nyaman bekerja untuk pemerintah Hindia Belanda, ia memilih untuk menjadi resistan. Sikap kritisnya terhadap kebijakan kolonial membuatnya kesulitan mencari nafkah.
Pernah suatu kali, saat Agus Salim bertemu dengan seorang teman di kantor Belanda, ia mendapat ejekan. "Kalau kamu mau bekerja sama dengan Belanda, pasti kamu tidak seperti sekarang, tidak punya apa-apa," kata temannya. Namun, tak lama setelah itu, seorang adviseur Belanda datang dan memberinya hormat. Setelah adviseur pergi, Agus Salim berkata, "Jika saya bekerja sama dengan Belanda, saya akan seperti kamu. Tapi meskipun saya tidak bekerja, dia tetap menghormati saya."
Diplomat Pertama yang Merintis Hubungan Internasional
Agus Salim bukan hanya seorang diplomat ulung, tetapi juga yang pertama merintis jalan bagi Indonesia dalam hubungan internasional. Mohammad Hatta menyebutnya sebagai tokoh yang tidak tandingannya dalam bersilat lidah. Kehebatannya dalam berargumen dan kemampuannya dalam berbicara serta menulis membuatnya menjadi tokoh penting dalam diplomasi.
Salah satu pencapaian terbesarnya adalah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Mesir secara de jure. Ini merupakan pengakuan pertama dari dunia internasional. Solichin Salam, sejarawan dan penulis biografi tokoh Indonesia, menilai bahwa Agus Salim adalah diplomat pertama yang membuka jalan bagi Indonesia dalam hubungan internasional.
Kemampuan Bahasa yang Luar Biasa
Agus Salim memiliki kemampuan bahasa yang luar biasa. Ia menguasai sembilan bahasa, mulai dari bahasa Belanda, Arab, Inggris, Jerman, Prancis, Latin, China, Jepang, hingga Turki. Selain itu, ia juga menguasai beberapa bahasa daerah seperti Minang, Jawa, dan Sunda. Hal ini membuatnya menjadi seorang diplomat, penerjemah, dan konsul di Jeddah.
Kemampuannya dalam bahasa tidak diragukan lagi. Ia pernah menerjemahkan beberapa buku asing dan memimpin redaksi di beberapa surat kabar. Ia juga terlibat dalam panitia sembilan dan sebagai perancang hukum dasar.
Pendidikan Anak Tanpa Sekolah Formal
Dalam mendidik anak-anaknya, Agus Salim memilih metode yang berbeda. Ia mengajarkan istrinya, Zaitun Nahar, untuk banyak membaca dan belajar. "Kalau kita punya anak nanti, jangan kita sekolahkan mereka ke sekolah Belanda. Kita sendiri yang harus mengajar mereka!" ujarnya.
Ia tidak ingin anaknya dicekoki pemikiran dan kebudayaan penjajah. Ia melihat sistem pendidikan saat itu diskriminatif, karena pribumi sering diberi nilai rendah meski kemampuan mereka sama atau bahkan lebih baik dari orang Belanda. Meski dianggap aneh oleh kerabat dan tetangga, model pendidikan homeschooling yang diterapkan Agus Salim berhasil membuat anak-anaknya sukses dalam kehidupan mereka.
Biografi Haji Agus Salim menunjukkan bagaimana seorang pria yang memilih hidup sederhana namun tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Dengan kecerdasan, prinsip, dan keberanian, ia menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia.