Dejan Tumbas dengan Rating Tinggi di Persebaya, Tapi Kenapa Banyak yang Kecewa?

Featured Image

Dejan Tumbas Menjadi Sorotan di Laga Pembuka Super League 2025/2026

Dejan Tumbas tampil mencolok dalam pertandingan pembuka Super League 2025/2026 yang digelar oleh Persebaya Surabaya. Berdasarkan data Sofascore, ia mendapatkan rating sebesar 7,2 meskipun timnya harus menerima kekalahan mengejutkan 0-1 dari PSIM Yogyakarta.

Pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo pada Jumat (8/8/2025) menjadi momen sulit bagi ribuan Bonek yang hadir langsung di stadion. Gol tunggal Ezequiel Vidal di menit 90+2’ memaksa Persebaya Surabaya mengakui kekalahan dari tim promosi. Gol ini bermula dari kesalahan dalam menjalani jebakan offside di sisi kiri pertahanan Persebaya, sehingga Vidal bisa mendapat ruang dan menuntaskan umpan dengan sundulan keras yang tak bisa dihalau oleh Ernando Ari.

Kekalahan ini langsung memicu reaksi keras dari suporter Persebaya. Di media sosial, komentar pedas dan kritik terbuka mulai muncul. Dua sosok utama yang menjadi target amarah Bonek adalah pelatih kepala Eduardo Perez dan bek senior Kadek Raditya yang dinilai tidak tampil optimal di posisinya.

Banyak Bonek menilai bahwa keputusan Eduardo Perez untuk mengubah susunan pemain di laga resmi terlalu berani. Mereka merasa ini bukan ajang uji coba, melainkan pertandingan kompetitif yang harus dimenangkan. Beberapa komentar menyebut bahwa penempatan Kadek Raditya di posisi gelandang bukanlah peran aslinya, bahkan ada yang membandingkannya dengan Irianto yang dinilai lebih cocok mengisi lini tengah.

"Terlalu percaya diri memainkan Tumbas di posisi bek kiri, sedangkan Kadek dipasang di gelandang padahal posisi aslinya guduk seperti itu. Ini bukan uji coba, ini liga," tulis salah satu penggemar Persebaya.

Selain itu, banyak yang mengkritik pergantian pemain di babak kedua. Masuknya Kadek dinilai membuat lini tengah Persebaya kehilangan keseimbangan. Kritik juga ditujukan pada keputusan mencadangkan Toni dan menurunkan Galih Freitas terlalu lambat. Padahal saat babak kedua dimulai, permainan Persebaya Surabaya sempat mengalami perubahan positif.

"Galih langsung main tiki-taka, eh malah dipasang Kadek," tulis salah satu Bonek.

Sorotan tajam juga diberikan pada latar belakang Eduardo Perez yang sebelumnya hanya sebagai pelatih kiper. Sejumlah suporter menyindir hasil buruk ini mencerminkan ketidakcocokan dirinya memimpin sebagai pelatih kepala.

Di tengah badai kritik tersebut, Dejan Tumbas justru menjadi salah satu pemain yang tampil konsisten. Meski bermain penuh 90 menit, ia mampu memberikan kontribusi signifikan di lapangan. Data Sofascore mencatat Dejan memiliki xG 0,17, melakukan 2 clearance, 4 intersep, dan 33 sentuhan bola. Umpan akuratnya mencapai 71 persen dengan 15 dari 21 percobaan sukses.

Selain itu, ia mencatat 3 umpan jauh dengan 2 yang tepat sasaran, memenangkan 5 dari 11 duel darat, dan 3 duel udara. Catatan dribble-nya sempurna dengan 2 percobaan sukses dari 2 kali usaha. Dejan juga melepaskan satu tembakan tepat sasaran. Ia hanya kehilangan bola 7 kali dan melakukan 1 pelanggaran sepanjang laga.

Statistik ini membuktikan performanya berada di atas rata-rata rekan setimnya. Sayangnya, penampilan individu yang apik tak cukup untuk menyelamatkan Persebaya Surabaya dari hasil memalukan. Kekecewaan semakin besar karena lawan yang dihadapi adalah tim promosi. PSIM datang ke Surabaya dengan status underdog, namun justru mampu membawa pulang tiga poin.

Kekalahan ini juga memunculkan pertanyaan besar soal kesiapan tim menghadapi musim panjang Super League. Banyak yang khawatir pola rotasi dan eksperimen posisi justru merugikan tim di laga-laga awal. Publik Surabaya akan mengamati langkah yang diambil Eduardo Perez dan staf pelatih. Laga melawan Persita Tangerang pada pekan ke-2, Sabtu (16/8/2025), menjadi ujian berat berikutnya.

Ada kemungkinan Dejan Tumbas akan dimainkan di posisi gelandang bertahan pada laga tersebut. Perubahan ini diharapkan bisa memperkuat lini tengah yang dinilai rapuh saat melawan PSIM. Persebaya Surabaya jelas tak punya banyak waktu untuk berbenah. Kompetisi masih panjang, namun start buruk bisa berdampak besar pada target akhir musim.

Bonek menuntut respons cepat dan perbaikan nyata di lapangan. Mereka tak ingin kekalahan melawan PSIM menjadi awal dari rangkaian hasil buruk musim ini. Meski begitu, sinar Dejan Tumbas tetap menjadi sedikit hiburan bagi suporter. Pemain ini menunjukkan dedikasi dan kemampuan yang layak diandalkan di sisa musim. Kini tinggal bagaimana tim memanfaatkannya secara optimal. Jika penempatan posisi dan strategi tepat, Persebaya Surabaya masih punya peluang bangkit dan memuaskan dahaga kemenangan Bonek.