Dejan Tumbas, Rating Tinggi di Persebaya, Tapi Banyak yang Kecewa?

Dejan Tumbas Tampil Konsisten, Namun Persebaya Surabaya Harus Menerima Kekalahan
Pada laga pembuka Super League 2025/2026, Persebaya Surabaya tampil di Stadion Gelora Bung Tomo melawan PSIM Yogyakarta. Meskipun bermain di kandang sendiri, Green Force harus menerima kekalahan 0-1 dari tim promosi. Gol tunggal yang dicetak oleh Ezequiel Vidal pada menit 90+2’ menjadi pembeda dalam pertandingan tersebut.
Dejan Tumbas, pemain asal Serbia, menjadi salah satu yang tampil menonjol meski hasil akhirnya tidak memuaskan. Berdasarkan data Sofascore, ia mendapatkan rating sebesar 7,2, menunjukkan performa yang cukup baik. Meski begitu, kekalahan ini membuat para Bonek, suporter Persebaya, merasa kecewa dan memberikan banyak kritik terhadap pelatih dan pemain.
Kritik Menghiasi Media Sosial
Kekalahan ini langsung memicu reaksi keras dari Bonek di media sosial. Unggahan hasil pertandingan di Instagram resmi Persebaya Surabaya dipenuhi komentar pedas dan kritik terbuka. Dua sosok utama yang menjadi sasaran amarah adalah pelatih kepala Eduardo Perez dan bek senior Kadek Raditya.
Banyak suporter mengkritik keputusan Eduardo Perez yang dinilai terlalu berani mengutak-atik susunan pemain. Mereka menilai bahwa pertandingan ini bukanlah ajang uji coba, melainkan laga kompetitif yang harus dimenangkan. Selain itu, posisi Kadek Raditya di gelandang juga disoroti karena dianggap tidak sesuai dengan perannya sebagai bek.
Beberapa komentar menyebutkan bahwa penempatan Kadek Raditya di gelandang justru membuat lini tengah Persebaya Surabaya kehilangan keseimbangan. Bahkan ada yang membandingkan perannya dengan Irianto yang dinilai lebih cocok mengisi posisi tersebut.
Evaluasi Performa Pemain
Di tengah kritik yang muncul, Dejan Tumbas justru menunjukkan performa yang konsisten. Meski bermain penuh 90 menit, ia berhasil memberikan kontribusi signifikan. Data Sofascore mencatat bahwa Dejan memiliki xG sebesar 0,17, melakukan 2 clearance, 4 intersep, dan 33 sentuhan bola. Umpan akuratnya mencapai 71 persen dengan 15 dari 21 percobaan sukses.
Selain itu, Dejan mencatat 3 umpan jauh dengan 2 yang tepat sasaran, memenangkan 5 dari 11 duel darat, dan 3 duel udara. Catatan dribble-nya sempurna dengan 2 percobaan sukses dari 2 kali usaha. Ia juga melepaskan satu tembakan tepat sasaran. Dejan hanya kehilangan bola 7 kali dan melakukan 1 pelanggaran sepanjang laga.
Kekalahan Mengundang Pertanyaan
Kekecewaan semakin besar karena lawan yang dihadapi adalah tim promosi. PSIM datang ke Surabaya dengan status underdog, namun justru mampu membawa pulang tiga poin. Kekalahan ini juga memunculkan pertanyaan besar soal kesiapan tim menghadapi musim panjang Super League.
Banyak yang khawatir pola rotasi dan eksperimen posisi justru merugikan tim di laga-laga awal. Publik Surabaya akan mengamati langkah yang diambil oleh Eduardo Perez dan staf pelatih. Laga melawan Persita Tangerang pada pekan ke-2, Sabtu (16/8/2025), menjadi ujian berat berikutnya.
Ada kemungkinan Dejan Tumbas akan dimainkan di posisi gelandang bertahan pada laga tersebut. Perubahan ini diharapkan bisa memperkuat lini tengah yang dinilai rapuh saat melawan PSIM.
Tantangan di Depan Mata
Persebaya Surabaya jelas tak punya banyak waktu untuk berbenah. Kompetisi masih panjang, namun start buruk bisa berdampak besar pada target akhir musim. Bonek menuntut respons cepat dan perbaikan nyata di lapangan. Mereka tak ingin kekalahan melawan PSIM menjadi awal dari rangkaian hasil buruk musim ini.
Meski begitu, sinar Dejan Tumbas tetap menjadi sedikit hiburan bagi suporter. Pemain ini menunjukkan dedikasi dan kemampuan yang layak diandalkan di sisa musim. Kini tinggal bagaimana tim memanfaatkannya secara optimal. Jika penempatan posisi dan strategi tepat, Persebaya Surabaya masih punya peluang bangkit dan memuaskan dahaga kemenangan Bonek.