Diskusi Akademik di El Colegio de Mexico, Ibas: Perkuat Hubungan Intelektual

Featured Image

Diplomasi Akademik sebagai Jembatan Kemitraan Indonesia dan Meksiko

Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas/EBY), Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI dari Partai Demokrat, menyampaikan pentingnya diplomasi akademik dalam membangun jembatan peradaban antara Asia Tenggara dan Amerika Latin. Dalam acara Academic Discussion yang diselenggarakan di El Colegio de México, salah satu institusi akademik terkemuka di kawasan tersebut, Ibas menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tengah mempersiapkan diri menuju Indonesia Emas 2045.

Dalam pemaparannya, Ibas menjelaskan bahwa Indonesia berupaya memaksimalkan bonus demografi dengan fokus pada pembangunan manusia, energi terbarukan, dan ketahanan pangan. Hal ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memperkuat fondasi ekonomi nasional.

“Kunjungan ini merupakan langkah awal dalam membangun hubungan intelektual dan budaya yang berkelanjutan antara Indonesia dan Meksiko,” ujar Ibas. Ia juga menyampaikan harapan agar lebih banyak mahasiswa dari Indonesia dapat belajar di El Colegio de México, sehingga dapat memperluas wawasan dan memperkuat kerja sama antar kedua negara.

Ibas menegaskan bahwa Indonesia adalah negara demokrasi terbesar keempat di dunia, dengan sistem politik yang dinamis dan beragam. Negara ini memiliki populasi lebih dari 255 juta jiwa, yang sebagian besar terdiri dari generasi muda. Semboyan nasional "Bhinneka Tunggal Ika" mencerminkan persatuan dalam keberagaman, yang menjadi dasar dari stabilitas politik dan sosial.

Dalam konteks ekonomi, Ibas menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen pada keadilan sosial dan terbuka bagi investasi global. Ekonomi Indonesia saat ini termasuk dalam 20 ekonomi terbesar dunia, serta menjadi anggota G20 dan BRICS. Hal ini menunjukkan posisi strategis Indonesia dalam skala internasional.

Selain itu, Ibas menekankan pentingnya kemitraan strategis antara Indonesia dan Meksiko, khususnya dalam bidang pengetahuan, riset, dan pertukaran ide. Ia berharap kedua negara dapat membangun hubungan yang lebih kuat melalui kolaborasi akademik dan budaya.

Dalam upaya memanfaatkan bonus demografi, Ibas menyatakan bahwa Indonesia sedang mengarah pada era keemasan pada tahun 2045. Dengan lebih dari 70% penduduk berada pada usia produktif, pemerintah berfokus pada pengembangan sumber daya manusia melalui program beasiswa dan pendidikan berkualitas.

Ibas juga menyoroti pentingnya pembangunan ketahanan pangan dan energi terbarukan. Indonesia sedang meningkatkan produksi beras, jagung, serta mengembangkan energi alternatif seperti biofuel, tenaga surya, dan baterai kendaraan listrik. Ini menjadi bagian dari upaya untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

Dalam tata kelola lingkungan, Ibas menekankan bahwa Indonesia berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan. Prinsip growth with equity menjadi pedoman utama dalam setiap kebijakan yang diterapkan, dengan tujuan menciptakan lapangan kerja, mengurangi ketimpangan, dan menjaga kelestarian alam.

Di akhir pidatonya, Ibas mengajukan beberapa pertanyaan tentang strategi bersama untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. Ia menekankan bahwa mahasiswa Indonesia yang belajar di luar negeri, termasuk di El Colegio de México, memiliki peran penting dalam membangun masa depan bersama.

Menanggapi diskusi tersebut, Prof. Chris Lundry, Center of Asian-African Studies, El Colegio de México, menyampaikan apresiasi terhadap peluang kerja sama antara Indonesia dan Meksiko. Menurutnya, kesamaan budaya dan sikap ramah antara kedua negara bisa menjadi fondasi untuk memperkuat hubungan bilateral.

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah profesor dan akademisi ternama, serta delegasi parlemen Indonesia yang mendukung penguatan kerja sama antar universitas dan pusat penelitian. Ibas hadir bersama Herman Khaeron, Fathi, dan Bramantyo, yang berkomitmen untuk memperkuat hubungan antara kedua negara.