Dokter AHCC Ungkap Tanda Kanker pada Anak yang Harus Diwaspadai Orang Tua

Penyakit Kanker pada Anak: Tanda-Tanda yang Perlu Diperhatikan
Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak, bahkan bayi baru lahir. Hal ini disampaikan oleh dr. I Dewa Ayu Agung Shinta Kamaya, Sp.A(K), seorang dokter Hemato-Onkologi Anak di Adi Husada Cancer Center (AHCC) Surabaya. Menurutnya, kanker pada neonatus—bayi berusia 0 hingga 28 hari—memang jarang, tetapi tidak sepenuhnya tidak mungkin terjadi.
Setiap jenis kanker memiliki gejala yang berbeda-beda. Namun, ada beberapa tanda umum yang dapat menjadi peringatan bagi orang tua. Misalnya, jika anak tampak pucat, mengalami memar atau pendarahan tanpa alasan jelas, memiliki benjolan atau pembengkakan yang tidak diketahui penyebabnya, berat badan turun secara drastis, nafsu makan menurun, atau mengeluh nyeri tulang, hal-hal tersebut bisa menjadi indikasi awal kanker.
Deteksi dini sangat penting dalam menghadapi penyakit ini. Jika orang tua melihat tanda-tanda mencurigakan, mereka tidak boleh meremehkannya. Contohnya, jika anak mengalami demam lebih dari dua minggu atau demam yang sering kambuh, sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Jenis Kanker yang Paling Umum pada Anak
Menurut dr. Shinta, kanker darah atau leukemia adalah jenis kanker yang paling sering dialami anak-anak. Leukemia memiliki berbagai jenis, tergantung pada jenis sel yang terkena. Selain itu, tumor padat dan kanker otak juga bisa terjadi pada anak. Gejala kanker otak biasanya berupa nyeri kepala yang terus-menerus atau semakin parah seiring waktu.
Data nasional maupun internasional menunjukkan bahwa kanker akut, terutama leukemia, menyumbang hampir 40% dari semua kasus kanker pada anak. Meskipun penyebab pasti kanker pada anak belum sepenuhnya diketahui, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit ini.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Risiko Kanker pada Anak
Faktor pertama adalah mutasi genetik, yang bisa terjadi sejak lahir. Di beberapa negara, mutasi gen ini sudah bisa dideteksi melalui pemeriksaan khusus. Namun, di Indonesia, hanya beberapa rumah sakit yang memiliki fasilitas untuk melakukan pemeriksaan ini.
Faktor kedua adalah lingkungan, seperti polusi udara, paparan zat kimia tertentu, radiasi, atau infeksi yang bisa memicu kanker. Terkait dengan makanan, dr. Shinta menjelaskan bahwa meski penyebab pasti kanker belum jelas, beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan tertentu dapat meningkatkan risiko kanker pada anak.
Anak masih dalam masa pertumbuhan, sehingga konsumsi makanan harus disesuaikan agar mendukung perkembangan tubuhnya. Orang tua perlu membatasi makanan yang tidak sehat, seperti makanan olahan tinggi (ultra processed food) dan minuman berpengawet.
Deteksi Dini dan Pengobatan Kanker pada Anak
Deteksi dini menjadi kunci dalam pengobatan kanker pada anak. Anak cenderung kesulitan mengungkapkan rasa sakit yang mereka alami, sehingga tanda-tanda kesehatan yang tidak biasa harus segera diperhatikan. Jika ada salah satu atau beberapa gejala yang disebutkan, orang tua sebaiknya segera membawa anak ke dokter untuk pemeriksaan.
Pengobatan kanker pada anak tergantung pada jenis kanker dan stadiumnya. Ada tiga modalitas utama terapi, yaitu pembedahan, kemoterapi, atau radiasi. Dalam beberapa kasus, kombinasi dari ketiganya digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengobatan. Dengan deteksi dini dan perawatan yang tepat, banyak anak dapat pulih dan hidup sehat.