Dosen Sosiologi Unhas Bimbing Pelajar Sidrap Cegah Bullying di Sekolah

Dosen Sosiologi Unhas Bimbing Pelajar Sidrap Cegah Bullying di Sekolah

Kegiatan Pengabdian Masyarakat untuk Penguatan Peran OSIS dalam Pencegahan Bullying

Sejumlah dosen dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Hasanuddin, menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang difokuskan pada penguatan kapasitas organisasi siswa sekolah (OSIS) dalam mencegah dan menangani kasus bullying di lingkungan pendidikan menengah pertama. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan OSIS dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan inklusif.

Kegiatan dengan tajuk "Sahabat OSIS: Penguatan Peran OSIS SMP Se-Kabupaten Sidrap dalam Upaya Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah" berlangsung di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidrap. Acara ini dihadiri oleh ratusan perwakilan OSIS dan guru pendamping dari berbagai SMP se-Kabupaten Sidrap.

Tim Pelaksana dan Sinergi Lintas Sektor

Kegiatan ini dipimpin oleh Arini Enar Lestari AR, SPd, MSos selaku ketua tim pelaksana, bersama para dosen pendamping lainnya seperti Muhammad Adnan Kasogi, SSos, MSi; Dr. Andi Ahmad Hasan Tenriliweng, SST, MSi; Novia Fridayanti, MSi; Rezky Ariany Aras, SPsi, MPsi; serta Hariashari Rahim, MSi. Seluruhnya merupakan akademisi aktif dari Unhas yang fokus pada isu sosial, psikologi pendidikan, dan pembangunan masyarakat.

Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidrap, H. Sirajuddin A, SP, MSi, secara resmi membuka acara. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung pembentukan karakter siswa. Ia menyatakan bahwa pencegahan bullying di sekolah bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi memerlukan kolaborasi erat antara sekolah, OSIS, guru, orang tua, hingga akademisi dan pemerintah daerah.

Perubahan Sosial Sekolah

Dalam sesi utama kegiatan, Ketua Tim Arini Enar Lestari menyampaikan materi tentang pentingnya peran OSIS dalam pencegahan bullying. Ia menjelaskan berbagai bentuk bullying — fisik, verbal, sosial, dan siber — yang sering terjadi di sekolah, serta dampaknya bagi kesehatan mental dan proses belajar siswa. Arini menegaskan bahwa OSIS perlu didorong sebagai agen perubahan yang berperan aktif menciptakan iklim sekolah yang sehat dan suportif.

Peran OSIS sangat vital karena mereka adalah jembatan antara guru dan siswa. Mereka bisa menjadi teladan dalam membangun kultur sekolah yang bebas dari kekerasan dan penuh empati.

Evaluasi dan Refleksi

Sebelum materi disampaikan, seluruh peserta diminta mengikuti pre-test digital yang dilakukan dengan memindai barcode. Pre-test ini bertujuan mengukur sejauh mana pemahaman awal peserta mengenai isu bullying, baik dari sisi definisi, bentuk, dampak, maupun strategi penanggulangan.

Setelah sesi materi, peserta terlibat dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas strategi konkret pencegahan bullying di masing-masing sekolah. Setiap kelompok diminta merumuskan tantangan yang dihadapi OSIS dalam isu kekerasan antar siswa serta menyusun rencana aksi yang realistis dan kontekstual.

Kegiatan ditutup dengan post-test digital untuk menilai peningkatan pemahaman dan efektivitas metode penyampaian materi oleh para dosen. Data pre- dan post-test ini akan digunakan sebagai dasar evaluasi kegiatan serta rujukan untuk kegiatan pengabdian masyarakat lanjutan.

Respons Pelajar dan Harapan Masa Depan

Antusiasme peserta sangat tinggi. Salah satu perwakilan OSIS menyampaikan harapannya agar kegiatan ini tidak berhenti sampai di satu pertemuan saja, tetapi dilanjutkan dalam bentuk pelatihan lanjutan, forum antarsekolah, atau kunjungan pendampingan oleh kampus. Peserta berharap ada follow-up dari kegiatan ini, seperti pelatihan lanjutan atau sesi pendampingan ke sekolah-sekolah agar mereka tidak hanya paham, tetapi juga mampu menerapkan strategi pencegahan bullying secara nyata.

Ruang Lingkup OSIS

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) mencakup berbagai aspek kehidupan dan kegiatan siswa di lingkungan sekolah. Ruang lingkup OSIS sangat luas, mencakup aspek pengembangan diri, tanggung jawab sosial, kreativitas, dan partisipasi siswa dalam membangun kultur sekolah yang positif. OSIS berperan sebagai jembatan antara siswa dan pihak sekolah, sekaligus sebagai motor penggerak perubahan di kalangan pelajar.

Beberapa bidang yang mencakup ruang lingkup OSIS antara lain: * Bidang Keorganisasian: Manajemen organisasi siswa, pelatihan kepemimpinan, administrasi dan tata kelola OSIS. * Bidang Kedisiplinan dan Tata Tertib Sekolah: Membantu sekolah dalam menegakkan aturan, menjadi teladan, dan turut dalam pembinaan karakter siswa. * Bidang Akademik dan Literasi: Menyelenggarakan kegiatan penunjang akademik, mengembangkan minat baca, dan mempromosikan budaya literasi. * Bidang Seni, Budaya, dan Olahraga: Menyelenggarakan lomba seni, pentas budaya, dan kegiatan ekstrakurikuler. * Bidang Kepedulian Sosial dan Lingkungan: Kegiatan sosial, kampanye anti-bullying, dan aksi lingkungan. * Bidang Keagamaan dan Moral: Pelaksanaan kegiatan keagamaan dan membina kelompok keagamaan siswa. * Bidang Hubungan Masyarakat dan Jaringan Kerja Sama: Membangun hubungan baik dengan organisasi pelajar antar sekolah. * Bidang Kreativitas dan Kewirausahaan: Mewadahi ide bisnis dan kegiatan usaha siswa serta memberikan pelatihan keterampilan hidup.

Dengan dilaksanakannya kegiatan ini, tim dosen dari FISIP Unhas berharap bahwa pendidikan karakter yang berbasis kolaborasi dan partisipasi siswa akan tumbuh subur di Sidrap, dan bisa menjadi model bagi kabupaten lain. Mereka percaya bahwa mencegah bullying bukan hanya soal peraturan, tetapi soal membentuk generasi yang kritis, empatik, dan tangguh. OSIS adalah mitra strategis dalam misi ini.