Elnusa (ELSA) Siapkan Strategi Menghadapi Gejolak Energi Global

Featured Image

Tantangan dan Peluang di Sektor Energi Nasional

Fluktuasi harga minyak dunia yang tidak menentu tetap menjadi tantangan utama bagi sektor energi global, termasuk di Indonesia. Namun, pemerintah terus berkomitmen untuk memperkuat sektor hulu dan hilir migas guna mencapai ketahanan dan swasembada energi. Komitmen ini terlihat dari tren kenaikan investasi migas dalam lima tahun terakhir, yang tercatat melalui data dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Data SKK Migas menunjukkan realisasi investasi hulu migas pada 2020 sebesar US$ 10,5 miliar, 2021 sebesar US$ 10,1 miliar, 2023 sebesar US$ 13,72 miliar, 2024 sebesar US$ 15,3 miliar, dan hingga semester I-2025 tercatat sebesar US$ 7,19 miliar dengan proyeksi hingga akhir tahun mencapai US$ 16,5 miliar hingga US$ 16,9 miliar. Lonjakan investasi ini memberikan peluang bagi PT Elnusa Tbk (ELSA) untuk memperluas pangsa pasar di tengah dinamika sektor energi.

Strategi Utama Elnusa dalam Menghadapi Tantangan

Arief Prasetyo Handoyo, Direktur Pengembangan Usaha Elnusa, menjelaskan bahwa Elnusa telah menyiapkan tujuh strategi utama untuk menghadapi tantangan industri migas dan mendukung transisi menuju energi bersih. Strategi pertama adalah memperkuat sinergi dengan Pertamina Group sebagai captive market utama. Saat ini, 80% dari pasar Elnusa berasal dari Pertamina grup dengan produknya berupa crude oil, gas, bbm, serta petrochemical.

Strategi kedua adalah menjalin kemitraan strategis baik di lingkungan internal Pertamina maupun dengan penyedia teknologi eksternal. Tujuannya adalah mitigasi risiko dan efisiensi biaya. Elnusa juga mendorong peningkatan kolaborasi dengan seluruh subholding Pertamina untuk mendukung pencapaian rencana kerja grup energi pelat merah tersebut.

Strategi ketiga adalah selektif dalam memilih investasi. Dengan keterbatasan sumber daya, Elnusa memastikan investasi dilakukan secara prudent agar tetap efisien dan berdampak maksimal. Strategi keempat adalah pengembangan bisnis baru, seperti digital pipeline cleaning dan bahan kimia peningkat performa sumur.

Strategi kelima adalah menjaga produktivitas kerja baik dari sisi manusia maupun aset. Keenam, membangun kapabilitas dan budaya perusahaan yang adaptif terhadap perubahan. Dan yang terakhir, memperkuat kondisi keuangan melalui efisiensi dan selektivitas investasi.

Belanja Modal dan Fokus Strategi di Semester II-2025

Untuk menjalankan strategi-strategi tersebut, tahun ini Elnusa mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 594 miliar. Angka tersebut meningkat dari tahun 2023 sebesar Rp 525 miliar, tahun 2023 sebesar Rp 495 miliar, dan 2022 sebesar Rp 409 miliar. Hingga semester I-2025, realisasi capex baru mencapai Rp 234 miliar atau 39% dari target.

Arief optimistis realisasi capex akan dikejar di semester II-2025. Semester II-2025 akan menjadi periode ekspansi investasi yang signifikan. Elnusa akan menambah alat di sektor hulu seperti rig, logging tool, dan well testing, serta memperluas distribusi energi dengan pembangunan terminal LPG di Kolaka, penambahan armada, dan peremajaan tangki BBM. Di sektor pendukung, investasi diarahkan untuk warehouse, kapal, dan mesin di anak usaha IFK.

Bisnis Energi Bersih dan Peran SDM

Menjawab arah kebijakan energi pemerintah menuju rendah karbon, Elnusa mulai masuk ke bisnis gas dan energi rendah karbon sejak dua tahun lalu. Salah satu proyek prioritasnya adalah pengembangan mini LNG dari sumber gas marginal dan flare gas yang sebelumnya tak termanfaatkan. Selain itu, Elnusa juga menyiapkan bisnis stasiun pengisian baterai kendaraan listrik bekerja sama dengan PLN, serta mendalami ekosistem carbon capture utilization and storage (CCUS).

Di sektor jasa, sumber daya manusia (SDM) menjadi aset utama untuk menopang pengembangan bisnis Elnusa. Direktur SDM dan Umum Elnusa Hera Handayani menekankan pentingnya pengembangan kompetensi pekerja. Melalui program Elnusa Leaders Development Program, perusahaan menggabungkan pelatihan internal, coaching, dan kelas formal untuk mencetak talenta masa depan.

Kinerja Semester I-2025

Berdasarkan catatan, anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi yang tergabung dalam Subholding Upstream Pertamina ini pendapatan pada semester I-2025 sebesar Rp 6,9 triliun, atau tumbuh 10% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini menjadi sinyal positif atas solidnya kinerja Elnusa di tengah tantangan industri migas dan dinamika makroekonomi global yang masih berlangsung.

Kontribusi yang kuat dari seluruh lini bisnis dengan segmen penjualan barang dan jasa distribusi & logistik energi menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi Elnusa, yaitu 56% dari total pendapatan. Segmen jasa hulu migas terintegrasi berkontribusi 33% dengan mempertahankan kinerja melalui layanan teknis dan proyek-proyek strategis. Segmen jasa penunjang migas berkontribusi sebesar 11% yang ditopang oleh kinerja positif dari lini bisnis fabrikasi, marine support, hingga warehouse dan data management.

Di sisi lain, EBITDA Elnusa tercatat sebesar Rp 742 miliar, sedangkan laba bersih Elnusa mencapai Rp 336 miliar pada semester I-2025. Kinerja operasional Elnusa pada semester I-2025 mencerminkan kapabilitas yang terus berkembang. Di segmen jasa hulu migas terintegrasi, Elnusa mencatat pencapaian penting melalui survei seismik 3D seluas 564,85 kilometer (km) persegi dan 2D 13,14 km, serta penyelesaian 551 pekerjaan wireline dan 7.401 aktivitas well testing.