Firasat Ibu Prada Lucky Namo Sebelum Anaknya Tewas, Ucapan Almarhum Jadi Nyata

Peristiwa Mengerikan yang Menimpa Prada Lucky Namo
Ibu dari Prada Lucky Chepril Saputra Namo, Epi Seprina Mirpey, mengungkapkan firasat aneh yang ia alami sebelum kejadian tragis menimpa anaknya. Saat berbicara melalui telepon dengan Prada Lucky, sang anak menyampaikan hal-hal yang tidak biasa dan terasa aneh baginya. Awalnya Epi tidak memperhatikan firasat itu, namun akhirnya menjadi kenyataan.
Pada saat itu, Prada Lucky Namo mengatakan bahwa ibunya akan datang menemuinya di bulan Agustus menggunakan pesawat. Benar saja, beberapa hari kemudian, ibu Prada Lucky tiba di lokasi tersebut untuk bertemu anaknya, tetapi justru menjemput jenazahnya pulang ke Kupang.
Prada Lucky Namo adalah anggota dari Batalyon Yonif Teritorial Pembangunan/834 Wakanga Mere (Yonif TP/834/WM). Ia merupakan putra dari Serma Christian Namo, seorang anggota TNI. Meski ayahnya seorang tentara, Prada Lucky justru meninggal dunia akibat penganiayaan oleh seniornya sendiri.
Kondisi Prada Lucky sangat mengerikan. Ia disiksa hingga dilarikan ke rumah sakit dan harus dipasang ventilator. Bahkan, kondisi kesehatannya yang buruk disembunyikan dari keluarganya. Epi awalnya kesulitan menghubungi anaknya karena ponsel Prada Lucky dipegang oleh Pasi Intel.
Setelah berkali-kali mencoba menghubungi atasannya, Epi akhirnya bisa berkomunikasi dengan Prada Lucky. Namun, ia hanya bisa mendengar suara lemah anaknya. Dalam percakapan singkat itu, Prada Lucky mengucapkan salam dan mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja. Ia juga menyampaikan kerinduan kepada ibunya dan mengatakan bahwa ibunya akan datang menemuinya pada bulan depan.
Percakapan antara Epi dan Prada Lucky terjadi pada akhir Juli 2025. Pada tanggal 5 Agustus 2025, Epi memutuskan untuk pergi ke lokasi tempat Prada Lucky bertugas setelah merasa khawatir. Sayangnya, pada hari berikutnya, Prada Lucky meninggal dunia di ruang ICU setelah kedua orangtuanya tiba di rumah sakit.
Sebelum meninggal, Prada Lucky jujur kepada ibunya tentang penyiksaan yang dialaminya. Melalui video call dari ibu angkatnya, Prada Lucky meminta pertolongan. Ia mengaku kabur dari Batalyon karena dipukuli oleh para seniornya. Dengan luka-luka di sekujur tubuh, ia meminta bantuan ibu angkatnya.
Namun, tak lama setelah itu, Prada Lucky kembali dijemput oleh seniornya ke Batalyon. Epi menyampaikan bahwa ia menyesal karena tahu bahwa anaknya mungkin kembali dianiaya. Setelah itu, ia tidak lagi bisa menghubungi Prada Lucky meskipun anaknya sudah dilarikan ke rumah sakit. Pasi Intel memberi penjelasan bahwa kondisi Prada Lucky baik-baik saja, tetapi ternyata Prada Lucky sedang dalam keadaan koma.
Epi membeli tiket pesawat untuk menemui anaknya. Saat tiba di rumah sakit, ia melihat anaknya dalam keadaan tidak sadar dan terpasang ventilator. Meski begitu, Prada Lucky sempat memberi respons saat ibunya datang. Namun, kondisinya semakin parah. Dokter menyampaikan bahwa organ-organ tubuh Prada Lucky seperti ginjal dan paru-paru sudah rusak akibat luka memar.
Akhirnya, Prada Lucky meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025) setelah ayahnya tiba di rumah sakit. Ayahnya, Serma Christian Namo, menyatakan bahwa ia akan terus mengejar pelaku pemukulan terhadap anaknya. Ia menegaskan bahwa tentara tidak boleh main-main dengan nyawa seseorang.
Sementara itu, Wakapendam IX/Udayana Letkol (Inf) Amir Syarifudin mengatakan bahwa pihaknya masih dalam tahap investigasi. Hingga saat ini, belum ada kesimpulan pasti apakah kejadian ini termasuk penganiayaan. Empat orang yang diamankan sementara bukan karena unsur pidana, tetapi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Proses investigasi masih berlangsung dan informasi lebih lanjut akan diperoleh dari tim investigasi.