Gelagat Diplomat Arya Daru di Kasus Kematian Akibat Henti Napas, Kini Tewas dengan Lakban Kuning

Kehadiran Diplomat dalam Pelatihan Psikologis
Seorang diplomat dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, tampak menunjukkan ekspresi yang berbeda saat mengikuti pelatihan psikologis. Pelatihan ini dilakukan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara (PPSDMPU) di Curug, Tangerang, pada 28-29 Oktober 2024. Dalam pelatihan tersebut, ia memperhatikan setiap materi yang disampaikan oleh pakar mikro ekspresi, Poppy Amalya.
Poppy Amalya adalah seorang motivator perempuan pertama di Indonesia dengan latar belakang psikologi. Ia memiliki gelar Master Psikologi dan menjadi psikolog, motivator, serta trainer yang ahli dalam bidang mikro ekspresi. Selain itu, ia juga mendirikan Biro Psikologi Psikodinamika.
Pelatihan yang diikuti oleh Arya Daru Pangayunan berjudul "Persuasive Communication: Humanis For Lecture (pengasuh, pendidik, instruktur)". Dalam sesi pelatihan, Poppy membahas tentang gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Ia menjelaskan bahwa ekspresi wajah muncul terlebih dahulu sebelum gerakan tubuh.
Dalam video yang diposting oleh Poppy, Arya Daru Pangayunan tampak duduk sendirian di baris ujung. Ia memakai baju batik lengan pendek dan celana panjang hitam. Saat Poppy menyampaikan materi, ia tidak melihat ke arahnya, tetapi fokus ke depan sambil sesekali menunduk.
Pada satu kesempatan, Poppy membahas situasi di mana seseorang meninggal. Ia mengatakan, "Orang yang masuk di situ, yang berada di situ, yang meninggal di situ semua." Pada momen ini, Arya Daru Pangayunan tampak menunduk dan fokus pada gadget yang ada di tangannya.
Poppy juga menyampaikan pentingnya kecerdasan emosi dan postur tubuh. Ia menjelaskan bahwa untuk menjadi profesional, seseorang harus memiliki kestabilan emosional. Ia meminta peserta untuk memperhatikan postur tubuh dan bahu mereka. Di tengah sesi, Poppy menyebutkan, "Ini korban henti napas."
Selain itu, Arya Daru Pangayunan tampak berinteraksi dengan beberapa orang sambil berdiri. Namun, ketika foto bersama, ia tidak terlihat lagi.
Penyebab Kematian Diplomat
Polisi mengaitkan kematian Arya Daru Pangayunan dengan kondisi kesehatan mental. Tim Digital Forensik Polri menemukan riwayat komunikasi Daru dengan lembaga amal di luar negeri yang berisi tentang konsultasi psikologi. Ia mengikuti 11 segmen pelatihan antara 2013 dan 2021 dengan 9 segmen lainnya.
Salah satu curhatannya, Daru mengaku memiliki keinginan mencari cara melompat ketika melihat gedung tinggi dan menenggelamkan diri saat melihat pantai. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan bahwa ia meninggal akibat pertukaran oksigen pada saluran nafas, yang menyebabkan mati lemas.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Tripurta, menyimpulkan bahwa kematian Arya Daru Pangayunan tidak melibatkan pihak lain. Ia tidak menegaskan apakah daru meninggal akibat mengakhiri hidup sendiri atau kecelakaan.
Arya Daru Pangayunan ditemukan tak bernyawa dalam keadaan kepala terlilit lakban kuning di kamar kos nomor 105 Gondia International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Utara, pada Selasa (8/7/2025). Atas dasar hasil pemeriksaan medis, polisi menyatakan bahwa tidak ada tindak pidana dalam kasus ini.