Gubernur Jatim Khofifah Bantu Renovasi 300 Rumah Tidak Layak Huni

Gubernur Jawa Timur Siap Perbaiki 300 Rumah Tidak Layak Huni di Tahun 2025
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengumumkan rencana untuk merenovasi 300 unit rumah tidak layak huni menjadi tempat tinggal yang layak di tahun 2025. Program ini akan bekerja sama dengan Lantamal V dan telah berjalan konsisten selama sepuluh tahun terakhir.
Hingga tahun 2024, sebanyak 7.727 unit rumah tidak layak huni telah direnovasi oleh tim Lantamal V di wilayah Jawa Timur. Dalam upacara pembukaan Renovasi Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu) di Halaman Kantor Bupati Probolinggo Kraksaan pada Senin (4/8/2025), Gubernur Khofifah menyatakan bahwa 300 unit tambahan akan direnovasi pada tahun ini.
Program Bhakti TNI AL Tahun Anggaran 2025 ini akan menjangkau 300 unit rutilahu yang tersebar di beberapa daerah. Di Kabupaten Probolinggo, ada 100 unit; di Kota Probolinggo juga 100 unit; di Kabupaten Pasuruan sebanyak 70 unit; dan di Kabupaten Magetan sebanyak 30 unit.
Jika target penyelesaian program ini adalah 90 hari, maka pada bulan Oktober, Pemprov Jatim bersama Lantamal V Surabaya akan menyelesaikan 8.027 rumah dari rumah tidak layak huni menjadi rumah tinggal layak huni.
Lebih lanjut, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa program renovasi rutilahu bukan hanya upaya dalam pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman yang layak. Lebih dari itu, ini merupakan bentuk komitmen pemerintah provinsi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan program ini, Pemprov Jatim ingin memastikan semua warga memiliki tempat tinggal yang layak, akses fasilitas dasar, serta harapan hidup yang lebih baik.
Sasaran program ini adalah masyarakat dalam kategori rumah tangga miskin yang berpedoman pada enam indikator kemiskinan. Contohnya, lantai rumah masih berupa tanah, dinding rumah terbuat dari bilik bambu/sesek/gedek, tidak memiliki jendela dan ventilasi udara, tanah milik pribadi dan tidak bermasalah, tidak memiliki aset lain selain rumah, penghasilan sekitar Rp 500 ribu, dan penghasilan tidak tetap seperti buruh serabutan, di bawah UMP, janda, atau jompo.
“Rutilahu ini terminologi yang dulu saya yang menginisiasi dari rumah tidak layak huni atau rumah tinggal yang tidak layak huni menjadi rumah tinggal layak huni,” kata Khofifah. “Dari rutilahu ke rutilahu, dari rumah tidak layak huni menjadi rumah tinggal layak huni.”
Ia juga menambahkan bahwa rumah tidak layak huni bisa disebabkan oleh atap, tembok, lantai, atau sanitasi. Oleh karena itu, bersama-sama perlu mencari solusi untuk mengatasinya.
Program ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo yang menargetkan lima tahun ini ada 3 juta rumah yang dibangun, baik baru maupun dalam bentuk renovasi. Gubernur Khofifah optimis bahwa program penyediaan rumah tinggal layak huni menjadi prioritas sekaligus respon atas tantangan pembangunan di Jawa Timur, khususnya dalam urusan perumahan dan kawasan permukiman.
“Taraf hidup masyarakat menjadi tugas kita bersama untuk meningkatkannya. Maka kerja sama ini merupakan bukti sinergi kuat antara pemerintah daerah dan masyarakat,” ujarnya.
Di akhir, Khofifah menyampaikan apresiasi kepada Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut V (Danlantamal V) beserta jajaran yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam program yang luar biasa ini.
“Kolaborasi dan sinergi apik ini adalah wujud nyata dari komitmen kita bersama membangun masa depan yang lebih baik untuk Jawa Timur,” tambahnya. “Dengan membaca basmalah pada hari ini, Karya Bakti TNI AL di bidang Rutilahu saya nyatakan dimulai. Mudah-mudahan semua diberikan kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT.”