Harga Air Bersih di Lereng Merapi Tembus Rp400 Ribu, Pemkab Siapkan 1.000 Tangki Bantuan

Warga Klaten Menghadapi Kekeringan, Pemerintah Siapkan Bantuan Air Bersih
Di wilayah lereng Gunung Merapi, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dampak musim kemarau mulai dirasakan oleh warga. Empat desa di Kecamatan Kemalang kini mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Desa-desa tersebut adalah Kendalsari, Tlogowatu, Sidorejo, dan Tegalmulyo. Akibatnya, warga terpaksa membeli air bersih untuk keperluan konsumsi dan kebutuhan lainnya.
Pemerintah setempat telah merespons dengan segera. Sejak Senin (4/8/2025), bantuan air bersih mulai didistribusikan melalui truk tangki ke wilayah-wilayah yang terdampak. Harga air bersih pun bervariasi, tergantung lokasi dan jarak dari pusat layanan. Di Desa Tegalmulyo, misalnya, harga satu tangki air mencapai Rp300.000 hingga Rp400.000. Untuk daerah dekat balai desa, harga lebih murah, yaitu sekitar Rp270.000 per tangki berisi 8.000 liter.
Subur, salah satu warga dan relawan desa, menjelaskan bahwa satu tangki air biasanya cukup untuk digunakan selama 10 hingga 20 hari, tergantung jumlah anggota keluarga. Meski begitu, kondisi ini tetap memberatkan, terutama bagi keluarga dengan penghasilan terbatas. Beberapa warga juga mulai memanfaatkan embung desa untuk kebutuhan ternak dan menyiram tanaman, demi menghemat pasokan air bersih untuk konsumsi harian.
Fokus Distribusi di Wilayah Kemalang
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Syahruna, mengatakan bahwa fokus distribusi air bersih saat ini masih berada di Kecamatan Kemalang. Tiga armada tangki air telah dikerahkan ke Desa Tegalmulyo. Ia menekankan bahwa wilayah ini mendapat prioritas karena permintaan terbanyak dan kondisinya paling mendesak.
Menurut Syahruna, kemarau tahun ini diprediksi lebih pendek dibanding tahun lalu yang tergolong kemarau panjang. Berdasarkan data dari BMKG, puncak kekeringan diperkirakan berlangsung pada akhir Agustus hingga September 2025. Namun, ada potensi hujan lokal yang bisa meringankan kondisi. “Ini termasuk kemarau basah. Diperkirakan mulai Oktober sudah ada hujan. Tapi kita tetap siaga,” ujarnya.
Distribusi air bersih dilakukan ke bak penampungan umum seperti musala, masjid, dan bak permanen desa, agar warga bisa mengakses air dengan mudah dan tertib.
1.000 Tangki Air Disiapkan Pemkab
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, memastikan bahwa pemerintah daerah siap menghadapi kekeringan dengan menyiapkan 1.000 tangki air bersih sebagai bantuan untuk masyarakat. Ia menegaskan bahwa kebutuhan dasar ini tidak akan diabaikan, meskipun beberapa daerah sering mengalami krisis air saat musim kemarau.
Selain bantuan air tangki, Pemkab Klaten juga berupaya menemukan solusi jangka panjang, seperti optimalisasi sumber air terdekat di desa-desa rawan kekeringan. Hamenang juga mengajak partisipasi masyarakat dan pihak swasta untuk turut serta dalam meringankan beban warga terdampak.
Ancaman Tahunan yang Terus Terulang
Kekeringan di lereng Merapi bukanlah hal baru. Setiap tahun, sejumlah desa di kawasan ketinggian seperti Kemalang menjadi langganan krisis air bersih saat musim kemarau. Meski sebagian warga memiliki tandon dan sistem penyimpanan, kebutuhan air tetap tinggi karena banyak dari mereka bergantung pada sumur dangkal yang mulai mengering.
BPBD dan Pemkab Klaten berharap masyarakat tetap waspada dan bijak dalam penggunaan air. Sementara itu, distribusi air bersih akan terus dilakukan selama kondisi kemarau berlangsung.