IHSG Diperkirakan Melemah Besok

Featured Image

Prediksi Pergerakan IHSG Pekan Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak dalam kondisi yang bervariasi, cenderung melemah terbatas pada perdagangan awal pekan, yaitu Senin, 11 Agustus 2025. Seorang analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menyatakan bahwa IHSG kemungkinan akan berada dalam rentang level support 7.470 dan resistance 7.660. Prediksi ini didasarkan pada berbagai faktor yang memengaruhi pasar saham.

Salah satu sentimen negatif yang menjadi perhatian adalah penantian pasar terhadap rilis data inflasi Amerika Serikat. Data tersebut diperkirakan menunjukkan kenaikan sebesar 3 persen secara tahunan pada Juli 2025. Hal ini dapat memengaruhi kebijakan moneter Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed), yang masih belum sepenuhnya dovish. Dampaknya, pasar saham cenderung mengalami tekanan negatif.

Berdasarkan analisis tersebut, Oktavianus merekomendasikan beberapa saham pilihan dengan analisis teknikal. Dua saham yang disarankan adalah EXCL dan TLKM. Untuk EXCL, prediksi pergerakannya berada di level support 2.540 dan resistance 2.780. Sementara itu, saham TLKM diperkirakan berada di level support 2.890 dan resistance 3.100.

Pergerakan IHSG dalam Seminggu Terakhir

Dalam seminggu terakhir, IHSG mengalami pelemahan terbatas sebesar 0,06 persen, dengan posisi terakhir berada di level 7.533. Selama periode tersebut, terjadi aliran modal asing yang masuk ke pasar modal Indonesia sebesar Rp 560 miliar. Beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG antara lain rilis kinerja keuangan sepanjang paruh pertama tahun ini (1H25).

Selain itu, IHSG juga terpengaruh oleh hasil rebalancing indeks MSCI Global Standard dan MSCI Small Cap oleh Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada bulan Agustus ini. Perubahan dalam indeks tersebut dapat memengaruhi arus investasi di pasar saham.

Pada Jumat sore lalu, IHSG ditutup menguat seiring optimisme potensi masuknya kembali aliran dana investor asing (capital inflow) ke pasar modal Indonesia. IHSG naik sebesar 43,21 poin atau 0,58 persen ke posisi 7.533,39. Sementara itu, indeks LQ45 turun sebesar 2,69 poin atau 0,34 persen ke posisi 792,88.

Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Pasar

Dari sisi dalam negeri, pelaku pasar memperhatikan rilis data ekonomi yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2025 sebesar 5,12 persen year on year (yoy). Selain itu, data cadangan devisa Indonesia pada Juli 2025 tercatat sebesar US$ 152 miliar, sedikit lebih rendah dibandingkan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 152,6 miliar.

Data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2025 juga menunjukkan tingkat keyakinan yang optimistis, dengan indeks berada pada level 118,1, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 117,8. Dari luar negeri, tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai berlaku pada Kamis lalu dan berdampak terhadap puluhan negara mitra dagang AS.

Saat ini, impor dari hampir 200 negara dikenakan bea masuk ke AS sebesar 10-50 persen, dengan mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan menghadapi tarif baru sebesar 15 persen.

Prediksi Kebijakan Moneter The Fed

Di sisi lain, pelaku pasar memprediksi adanya peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC 16-17 September 2025, dengan probabilitas sebesar 95 persen. Sedangkan untuk pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 28-29 Oktober 2025, probabilitasnya sebesar 68 persen. Prediksi ini menunjukkan harapan pasar terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar dari bank sentral AS.