Info dari Penyidik, Pensiunan Jenderal Bocorkan Alasan Arya Daru Buang Ponsel: Sangat Sensitif

Fakta Tersembunyi Mengenai Hilangnya Handphone Diplomat Muda yang Tewas
Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol Purn, Aryanto Sutadi, mengungkapkan bahwa ada satu fakta yang disimpan oleh pihak penyidik terkait kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan (39). Fakta tersebut berkaitan dengan hilangnya handphone korban. Menurut penjelasannya, handphone tersebut sengaja dihilangkan oleh Arya Daru.
Aryanto menyatakan bahwa penyidik dari Polda Metro Jaya telah menyatakan bahwa handphone itu pasti dibuang dan jejaknya dihilangkan. Ia menilai hal ini dilakukan untuk menghindari kecurigaan atau pengungkapan informasi yang mungkin bersifat sensitif. "Dari kacamata penyidik, itu dilakukan untuk menghilangkan jejak," ujarnya dalam acara Si Paling Kontroversi di Metro TV.
Menurut Aryanto, kemungkinan besar handphone tersebut berisi informasi penting yang tidak boleh diketahui orang lain. Ia juga menegaskan keyakinannya bahwa handphone itu memang sengaja dibuang oleh Arya Daru. Hal ini didasarkan pada komunikasi yang ia lakukan dengan istrinya sekitar pukul 21.00 WIB, setelah itu handphone korban tidak lagi bisa dihubungi.
Aryanto menolak membahas dugaan-dugaan lain seperti pencopetan atau perampasan paksa. Ia meyakini bahwa handphone tersebut tidak hilang karena tindakan orang lain. "Tidak mungkin (hilang dicopet) handphone itu off. Setelah sekitar jam 21.00 WIB ditanya istrinya, 'Oh ini lagi mau nyari taksi, ternyata dia naik ke rooftop kemudian itu hilang enggak ada dicopet enggak ada apa-apa. Off aja enggak bisa dihubungi lagi," jelasnya.
Meski memiliki keyakinan yang sama dengan penyidik, Aryanto tidak ingin membicarakan motif kematian Arya Daru. Menurutnya, informasi tersebut tidak pantas dipublikasikan dan hanya keluarga yang tahu. "Saya bisa (jelaskan) tapi enggak enak lah. Saya enggak mau ngomong yang lebih dalam lagi. Karena itu nanti yang selama ini dirahasiakan oleh polisi ya demi menjaga nama korban itu, makanya saya enggak akan mengatakan itu," ujarnya.
Sebelumnya, pihak kepolisian masih belum berhasil menemukan handphone Samsung Galaxy S22 Ultra milik Arya Daru. Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menyatakan bahwa handphone tersebut hingga kini belum ditemukan. "Handphone Samsung Ultra 22 yang sehari-hari dipergunakan oleh korban sampai sekarang belum diketemukan," ujarnya dalam konferensi pers.
Ia menjelaskan bahwa handphone terakhir kali terdeteksi di mall salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. "Ini terakhir berada di Grand Indonesia (GI)," tambahnya. Menurutnya, alasan sulitnya melacak handphone adalah karena perangkat tersebut mati (off). "Ya kalau namanya handphone off (mati), kita ya susah untuk melacaknya," jelasnya.
Selain itu, ia menyebutkan bahwa handphone yang diamankan sebagai barang bukti ditemukan di kamar kos korban. "Handphone yang ada di sini adalah handphone yang ketemu di kamar. Menurut keterangan, handphone itu memang tidak dipakai tapi ada di kamar," ungkapnya.
Ahli Digital Forensik Polri, Ipda Saji Purwanto, menjelaskan bahwa handphone yang diperiksa pihak kepolisian terakhir kali digunakan untuk berkomunikasi pada 2022 lalu. "Handphone yang kami terima pertama kali dinyalakan tahun 2019 bulan Juni, kemudian kami melakukan penelitian, digunakan komunikasi instant messenger di September 2022. Dinyalakan Januari 2024. Jadi handphone yang kami periksa adalah handphone yang terakhir kali digunakan komunikasi pada 2022," ucapnya.
Sebelumnya, Arya Daru ditemukan tewas di kamar kos daerah Menteng, Jakarta Pusat pada Selasa (8/7/2025) pagi. Ia ditemukan dalam kondisi wajah terlilit lakban. Sebelum ditemukan tewas, ia diketahui sempat ke mall Grand Indonesia dan Gedung Kemlu lantai 12 atau rooftop.