Karnaval Budaya Jombang Dihadiri Ribuan Orang dengan Musik Horeg

Karnaval Budaya Bandung Tampilkan Keanekaragaman Budaya Nusantara
Karnaval budaya yang bertajuk “Bandung Carnival Sesion 3” berlangsung di Desa Bandung, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Sabtu (2/8/2025). Acara ini menarik perhatian ribuan pengunjung yang memadati seluruh rute pawai. Sebagai bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan RI, karnaval ini merupakan edisi ketiga setelah digelar pada 2023 dan 2024.
Salah satu daya tarik utama acara ini adalah hadirnya sound horeg, yang memberikan nuansa meriah dan menarik minat masyarakat untuk menyaksikan langsung. Banyak warga dari luar desa bahkan rela datang jauh-jauh hanya untuk mendengarkan suara sound horeg yang mengiringi pawai budaya tersebut.
Astuti, warga Jogoroto, mengatakan bahwa ia tidak hanya tertarik melihat pawai budaya, tetapi juga ingin mencoba mendengarkan sound horeg secara langsung. "Ini pertama kalinya saya tahu dan mendengarkan sound horeg," ujarnya saat ditemui di lokasi acara.
Fitriyah, ibu satu anak asal Mojowarno, juga menyampaikan hal serupa. Menurut dia, kehadiran sound horeg menjadi alasan utama ia datang ke acara tersebut. "Seru karena ada sound horeg," katanya dengan antusias.
Peserta Karnaval Tampilkan Kreasi Budaya Lokal dan Nasional
Pawai budaya ini menampilkan berbagai bentuk seni dan kesenian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap kelompok peserta menampilkan kreasi tari atau peragaan kesenian yang berasal dari wilayah mereka masing-masing. Selain itu, setiap grup juga diiringi oleh sound horeg yang menciptakan suasana meriah selama prosesi pawai berlangsung.
Kepala Desa Bandung Anang Fauzi menjelaskan bahwa karnaval ini diikuti oleh 17 kelompok peserta. Kelompok-kelompok tersebut terdiri dari warga Desa Bandung yang tergabung dalam RT dan kelompok pemuda. Ia menegaskan bahwa meskipun diiringi sound horeg, inti dari karnaval ini adalah kreativitas peserta dalam menampilkan budaya dan seni tradisional.
"Karnaval ini bukan karnaval sound horeg. Sound system yang digunakan adalah properti yang disewa oleh peserta. Tujuannya adalah untuk menambah semarak acara," kata Anang.
Ia juga mengakui bahwa kehadiran sound horeg menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari luar desa. Hal ini terlihat dari banyaknya pedagang yang turut serta dalam acara tersebut. "Estimasi jumlah pengunjung tahun ini mencapai belasan ribu orang," tambahnya.
Izin dan Aturan Penggunaan Sound Horeg
Anang menjelaskan bahwa karnaval budaya yang diiringi sound horeg telah mendapatkan izin tertulis dari Kepolisian. Izin tersebut diberikan setelah Pemkab Jombang memberikan lampu hijau dan penyelenggara menyatakan kesanggupan untuk mematuhi aturan yang ditetapkan.
Beberapa aturan penting yang harus dipatuhi, antara lain:
- Volume suara tidak boleh melebihi ambang kebisingan rata-rata 85db tiap 10 menit.
- Penggunaan sound horeg hanya diperbolehkan di tempat terbuka.
- Aktivitas sound horeg harus dihentikan pada pukul 22.00 WIB.
Peraturan ini dikeluarkan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani oleh Bupati Jombang, Ketua DPRD Kabupaten Jombang, Polres Jombang, serta Kodim 0814 Jombang, pada tanggal 31 Juli 2025.
Karnaval sebagai Bentuk Pelestarian Budaya
Karnaval budaya ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi ajang pelestarian budaya lokal dan nasional. Dengan menggabungkan berbagai kesenian tradisional dan elemen modern seperti sound horeg, acara ini membuktikan bahwa budaya bisa hidup dan berkembang dengan cara yang kreatif dan inovatif.
Selain itu, karnaval ini juga menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keberagaman budaya nusantara. Dengan adanya partisipasi aktif dari berbagai kelompok masyarakat, acara ini berhasil menciptakan iklim yang kondusif untuk pelestarian dan pengembangan budaya lokal.