Kisah Prada Lucky Namo: 7 Kali Gagal Tes, Tapi Dibunuh Saat Jadi Prajurit

Kehidupan dan Kematian Prada Lucky Namo yang Menyentuh Hati
Prada Lucky Namo, seorang pemuda yang gigih dalam mengejar mimpinya menjadi anggota TNI, menghadapi akhir yang tragis. Setelah tujuh kali gagal dalam tes TNI, ia akhirnya berhasil lolos pada percobaan kedelapan dan menjadi prajurit TNI AD. Ia mengikuti jejak ayahnya, Sersan Mayor Christian Namo.
Perjuangan Lucky untuk menjadi TNI tidaklah mudah. Ia membagikan momen kelulusannya di akun TikTok-nya, @luckynamo6, di mana ia terlihat menangis di pelukan ibunya, Sepriana Paulina Mirpey, setelah akhirnya berhasil menjadi prajurit TNI. Namun, kebahagiaan Lucky tidak berlangsung lama. Baru dua bulan bertugas, ia menjadi korban penganiayaan oleh 20 seniornya di Nusa Tenggara Timur, yang berakhir dengan kematiannya.
Kasus ini menyisakan duka yang mendalam dan pertanyaan tentang bagaimana kekerasan semacam itu bisa terjadi di lingkungan militer. Nasib pilu yang dialami Prada Lucky Namo membuat netizen iba. Mereka memberikan doa baik dan harapan agar kasus ini diusut tuntas.
Curhat ke Mama
Sebelum meninggal, Prada Lucky pernah menceritakan kelakuan jahat seniornya ke Sepriana. Ia mengatakan bahwa saat pertama kali dipukul, ia melarikan diri ke bawah dan badannya hancur. Sepriana memberikan kompres dan minyak untuk membantunya. Lucky juga mengungkap nama-nama senior yang menyiksanya. Mendengar hal tersebut, Sepriana emosi dan menuntut agar para pelaku dihukum berat.
Ia mengatakan bahwa ada 20 orang pelaku, bukan hanya empat orang. Semua pukulan dilakukan secara proses tanpa pilih kasih. Sepriana menyampaikan rasa sakit hatinya dan berharap agar para pelaku dihukum sesuai aturan.
Firasat Buruk Ibu
Sepriana juga mengaku memiliki firasat buruk sebelum putranya meninggal. Biasanya, Lucky selalu melakukan video call setiap hari. Namun, beberapa waktu sebelum kematian, ia merasa tidak enak. Lucky pernah berkata, "Mama tinggal di sini biar tinggal sama saya." Ia masih sehat dan ceria. Sepriana menyesal karena tidak bisa menjemputnya pulang.
Sosok Prada Lucky di Mata Rekan
Di sisi lain, rekan Prada Lucky, Glen Fangidae, mengaku terkejut ketika mendengar kabar kematian sahabatnya. Ia tak menyangka Lucky meninggal dalam kondisi mengenaskan. Glen mengatakan bahwa Lucky adalah orang yang ringan tangan, gampang bergaul, dan sangat terbuka. Mereka sering duduk bersama setiap pagi, membuat teh, dan berbicara apa saja sebelum ke sekolah.
Penyebab Kematian Prada Lucky
Dalam laporan intelijen yang ditujukan kepada Asintel Kasdam IX/Udayana, terungkap bahwa ada 20 orang yang terlibat dalam penganiayaan. Pemukulan menggunakan selang dilakukan oleh 16 orang, sedangkan 4 orang menggunakan tangan kosong. Penganiayaan terjadi akibat dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Prada Lucky Chepril Saputra Namo dan Prada Ricard Junimton Bulan.
Pemeriksaan terhadap Prada Lucky dilakukan oleh Staf-1/Intel Yonif 834/WM. Pada Senin, ia kabur saat ijin ke kamar mandi dan ditemukan di rumah salah satu warga. Setelah dibawa kembali, ia diperiksa dan kembali disiksa oleh senior-seniornya. Pada Rabu, 4 orang personel memukul Prada Lucky dan Prada Ricard Junimton Bulan menggunakan tangan kosong.
Pada Sabtu, Prada Ricard demam, sedangkan Prada Lucky mengalami muntah-muntah dan dirujuk ke RSUD Aeramo. Kondisi Prada Lucky membaik, namun pada Senin malam, kondisinya menurun dan dipindahkan ke ICU. Pada Selasa pagi, ventilator dipasang untuk membantu pernapasannya. Sayangnya, Prada Lucky meninggal dunia setelah mengalami perawatan intensif.