Komdigi dan Kemensos Pastikan Akses Digital CKGS ke Pelosok via Satelit

Kesiapan Infrastruktur Digital untuk Mendukung Program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis di Sekolah (CKGS). Program ini bertujuan untuk memastikan kesehatan siswa, termasuk di wilayah yang dianggap tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Salah satu aspek penting yang menjadi perhatian adalah kesiapan infrastruktur digital, khususnya jaringan internet, agar pengumpulan data dapat berjalan secara masif.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menjelaskan bahwa di wilayah perkotaan, kapasitas internet dan bandwidth sudah cukup memadai. Menurutnya, operator telah menyiapkan layanan fixed broadband yang mampu mendukung kebutuhan data dari sekolah-sekolah dalam pelaksanaan CKGS.
“Wilayah perkotaan saat ini aman. Kapasitas internet dan bandwidth sudah cukup memadai. Operator juga memiliki banyak pilihan, termasuk fixed broadband,” ujarnya saat ditemui dalam acara Kick Off CKGS di SMPK Penabur Gading Serpong, Tangerang, Banten.
Wayan menegaskan bahwa pengukuran kualitas jaringan telah dilakukan, dan hasilnya menunjukkan bahwa infrastruktur fixed broadband di wilayah tersebut sudah mencukupi. Hal ini sangat penting karena sebagian besar data dari program CKGS menggunakan jaringan tetap, bukan seluler.
Namun, ia mengakui bahwa daerah-daerah terpencil masih menghadapi tantangan dalam hal akses jaringan. Untuk mengatasi hal ini, Komdigi bekerja sama dengan Kementerian Sosial (Kemensos) dan penyelenggara satelit nasional seperti Telkom serta pihak lainnya. Solusi teknologi sudah tersedia, sehingga akses digital bisa sampai ke pelosok.
“Sudah ada kerja sama antara Kemensos dan penyelenggara satelit. Misalnya dengan Telkom. Solusinya sudah memungkinkan,” tambahnya.
Dalam pelaksanaan CKGS, Komdigi juga berkoordinasi intensif dengan penyelenggara telekomunikasi untuk memastikan kualitas sinyal baik dari segi seluler maupun fixed broadband. Tujuannya adalah agar tidak ada data yang terlewat atau tidak terkirim.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, turut hadir dalam pelaksanaan kick-off CKGS yang digelar serentak di 12 lokasi sekolah di seluruh Indonesia pada Senin (4/8/2025). Dalam kunjungannya ke SMPK Penabur Gading Serpong, Meutya menegaskan bahwa kehadiran Komdigi dalam program ini tidak hanya membawa unsur komunikasi, tetapi juga memastikan kesiapan teknologi untuk mendukung keberlanjutan program kesehatan.
“Kami hadir untuk memastikan program pemerintah disampaikan dengan baik dan transparan. Selain itu, kami juga menyediakan infrastruktur yang bisa mempercepat koneksi,” ujarnya.
Meutya juga menekankan pentingnya integrasi sistem pendataan, mengingat CKGS akan menghasilkan data dalam jumlah besar. Pemerintah menargetkan program ini dapat menjangkau sekitar 53 juta siswa dari seluruh Indonesia.
Selain itu, Meutya menyampaikan bahwa program ini sangat penting untuk mendeteksi dini masalah kesehatan akibat perkembangan zaman, termasuk gangguan penglihatan akibat paparan layar (screen time).
“Anak-anak dan remaja harus diukur kesehatan matanya. Di era digitalisasi ini, paparan layar sangat tinggi,” katanya.
Program CKGS merupakan bagian dari agenda prioritas Presiden Prabowo Subianto di sektor kesehatan. Pemeriksaan yang dilakukan di sekolah meliputi status gizi, tekanan darah, kesehatan mata, gigi, telinga, mental, hingga kebugaran. Untuk jenjang SMP dan SMA, pemeriksaan juga mencakup anemia, talasemia, dan kesehatan reproduksi.
Berikut adalah beberapa lokasi kick-off CKGS yang dilaksanakan pada 4 Agustus 2025:
- SD Cideng 02 Jakarta Pusat
- MIN 8 Jagakarsa Jakarta Selatan
- SMKN 26 Jakarta Timur
- Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya, Jakarta Barat
- SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
- SD Prestasi Global, Depok
- SMPN 5 Kota Bandung
- MTs Persis 1-2 Kota Bandung
- SLB Negeri Semarang
- SMPN 1 Padangan Bojonegoro
- Pesantren Al-Amanah, Sidoarjo
- SMPK Penabur Gading Serpong