Marsma Fajar Adriyanto, Perwira TNI AU yang Gugur dalam Kecelakaan Pesawat di Bogor

Featured Image

Kehilangan Berat di Dunia Penerbangan Militer Indonesia

Dunia penerbangan militer Indonesia kembali berduka. Seorang perwira tinggi TNI Angkatan Udara gugur dalam menjalankan tugasnya pada awal Agustus 2025. Marsma TNI Fajar Adriyanto, seorang penerbang senior yang dikenal luas, meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat latih. Kepergiannya menyisakan duka mendalam, terutama bagi keluarga besar TNI AU dan masyarakat yang menghormatinya.

Kecelakaan terjadi di wilayah Ciampea, Bogor, Jawa Barat, saat Fajar sedang menjalani penerbangan pelatihan dengan pesawat microlight Quicksilver GT500 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Pesawat mengalami kendala teknis hingga jatuh di area terbuka, menewaskan Marsma Fajar di tempat. Kejadian ini menjadi momen yang sangat menyedihkan bagi seluruh komunitas penerbangan militer.

Karier Cemerlang di Dunia Penerbangan Militer

Fajar Adriyanto adalah sosok yang tidak sembarang dalam dunia penerbangan. Ia adalah pilot tempur F-16 yang berpengalaman dengan hampir 3.000 jam terbang dan memiliki reputasi cemerlang dalam berbagai posisi strategis di TNI AU. Bahkan, ia pernah terlibat dalam insiden udara dengan jet tempur Angkatan Laut Amerika Serikat.

Lahir pada 20 Juni 1970, Fajar lulus dari Akademi Angkatan Udara tahun 1992 setelah menyelesaikan pendidikan SMA Negeri 1 Malang pada 1989. Karier penerbangnya dimulai sebagai pilot pesawat tempur F-16 Fighting Falcon di Skadron Udara 3 Lanud Iswahyudi. Di sana, ia mengasah kemampuannya hingga menjadi salah satu pilot F-16 terbaik di Indonesia.

Pada periode 2007 hingga 2010, Fajar menjabat sebagai Komandan Skadron 3 Lanud Iswahyudi. Jabatan strategis lain pun ia emban, termasuk sebagai Komandan Lanud Manuhua di Biak dari 2017 hingga 2019. Pada tahun 2019, ia ditunjuk sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispen AU), posisi penting dalam komunikasi publik TNI AU.

Sejak Desember 2024, Fajar menjabat sebagai Kapoksahli Kodiklatau, hingga akhirnya berpulang pada 3 Agustus 2025. Setiap langkah kariernya mencerminkan dedikasi dan integritas tinggi sebagai perwira dan patriot bangsa.

Terlibat dalam Sejarah Duel Udara TNI AU-AS

Fajar Adriyanto tercatat dalam sejarah saat terlibat insiden udara di atas Pulau Bawean tahun 2003. Dalam insiden tersebut, F-16 TNI AU menghadapi dua jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Situasi kala itu menegangkan, namun Fajar dan koleganya menunjukkan profesionalisme dalam menghadapi potensi konflik udara. Kejadian itu memperkuat posisinya sebagai salah satu pilot tempur yang piawai dan tenang dalam tekanan.

Fajar dikenal memiliki call sign "Red Wolf", sebuah julukan yang merepresentasikan gaya terbangnya yang agresif dan terlatih. Selama kariernya, Fajar mencatatkan hampir 3.000 jam terbang, sebuah pencapaian luar biasa untuk seorang pilot tempur. Ia juga aktif dalam pelatihan dan pembinaan generasi muda penerbang di lingkungan TNI AU.

Gugur dalam Misi Pelatihan, Dikebumikan di Probolinggo

Pada 3 Agustus 2025, Fajar gugur saat menerbangkan pesawat latih ringan Quicksilver GT500 milik FASI. Kecelakaan terjadi di Ciampea, Bogor, saat Fajar menjalani latihan rutin sebagai bagian dari pelatihan Aero Sport. Pesawat mengalami kendala teknis dan jatuh di area terbuka, menewaskan Marsma Fajar di tempat. TNI AU menyampaikan belasungkawa mendalam dan menyebutnya sebagai kehilangan besar bagi institusi.

Jenazah Fajar Adriyanto dimakamkan di kampung halamannya, Probolinggo, Jawa Timur, secara militer. Upacara pemakaman dilakukan dengan penuh penghormatan, dihadiri para perwira tinggi dan anggota keluarga. Kehadirannya akan selalu dikenang sebagai figur panutan dalam dunia penerbangan militer Indonesia.

Biodata Marsma TNI Fajar Adriyanto

  • Nama Lengkap: Fajar Adriyanto
  • Tempat/Tanggal Lahir: 20 Juni 1970
  • Wafat: 3 Agustus 2025 (usia 55 tahun)
  • Pendidikan: SMA Negeri 1 Malang (1989), Akademi Angkatan Udara (1992)
  • Profesi: Pilot tempur F-16, Perwira Tinggi TNI AU
  • Posisi Terakhir: Kapoksahli Kodiklatau
  • Julukan Penerbang: "Red Wolf"
  • Total Jam Terbang: Hampir 3.000 jam

Marsma Fajar Adriyanto adalah sosok perwira TNI AU yang berdedikasi, profesional, dan inspiratif sepanjang karier militernya. Kepergiannya menjadi duka mendalam tidak hanya bagi keluarga besar TNI AU, tetapi juga bangsa Indonesia. Ia meninggalkan jejak kepemimpinan, keahlian terbang, dan pengabdian yang akan selalu dikenang sepanjang masa. Sosok "Red Wolf" kini telah tiada, namun semangat dan warisannya akan terus hidup di langit Indonesia.