Megawati, Pemimpin Partai Terlama di Indonesia

Featured Image

Kembali Menjabat Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri Memperpanjang Masa Kepemimpinan

Pada Jumat, 1 Agustus 2025, Kongres VI Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) digelar secara tertutup di Nusa Dua Convention Center, Kuta Selatan, Badung, Bali. Dalam kongres tersebut, Megawati Soekarnoputri secara resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDIP untuk periode kepemimpinan 2025-2030. Pengukuhan ini dilakukan setelah ia sebelumnya terpilih dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) sebelumnya.

Menurut Komarudin Watubun, Ketua Steering Committee Kongres VI PDIP, peserta kongres meminta pengukuhan Megawati dilakukan secepat mungkin. Ia menjelaskan bahwa Megawati tidak dipilih dalam forum kongres ini karena sudah terpilih sebelumnya. “Ini hanyalah pengukuhan ulang,” ujarnya saat berada di lokasi kongres.

Setelah mengambil sumpah, Megawati kini fokus pada penyusunan struktur kepengurusan partai. Hal ini menunjukkan komitmennya untuk menjalankan tugas dengan baik dan memastikan kinerja partai tetap optimal.

Sejarah Karier Politik Megawati

Megawati lahir pada 23 Januari 1947. Ia adalah Presiden Republik Indonesia yang kelima, menjabat dari 23 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Sebelum menjadi presiden, ia telah aktif dalam dunia politik sejak 1987 ketika terpilih sebagai anggota DPR dari PDI.

Karier politiknya terus berkembang, dan pada 22 Januari 1993, ia terpilih sebagai Ketua Umum PDI, menggantikan Soerjadi. Pemilihan ini diiringi dengan konflik internal yang cukup intens. PDI, yang dibentuk pada 10 Januari 1973, sering mengalami perpecahan, terlebih ketika pemerintahan Orde Baru turut campur dalam urusan partai.

Konflik mencapai puncaknya saat Megawati diusulkan sebagai Ketua Umum dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Asrama Haji Sukolilo pada 2-6 Desember 1993. Meski pemerintah melarang dukungan terhadap pencalonannya, para anggota PDI yang hadir mengabaikan larangan tersebut dan secara de facto menetapkan Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDI periode 1993-1998.

Pada Musyawarah Nasional (Munas) PDI pada 22-23 Desember 1993 di Jakarta, Megawati secara resmi dikukuhkan sebagai Ketua Umum DPP PDI. Namun, dukungan internal masih belum sepenuhnya bulat.

Perjalanan Panjang dalam Dunia Politik

Pada awal 1996, pemerintah Orde Baru mengetahui rencana Megawati akan dicalonkan sebagai Presiden. Pada akhir 1995, beredar formulir di kalangan Fraksi PDI DPR RI untuk mencalonkan Megawati sebagai Presiden untuk Sidang Umum MPR 1998. Usulan ini datang dari Wakil Ketua Komisi VI DPR dari Fraksi PDI, Aberson Marle Sihaloho.

DPP PDI terpecah antara kubu yang mendukung Megawati dan kubu yang didukung oleh pemerintah. Sebanyak 16 fungsionaris DPP PDI di bawah komando Fatimah Ahmad berusaha menggelar kongres sesuai keinginan 19 DPD dan 215 DPC PDI. Sementara itu, sebagian besar fungsionaris lainnya tetap mendukung Megawati dan menolak kongres.

Pemerintah kembali menugaskan Soerjadi untuk memimpin PDI setelah terpilih secara aklamasi pada Kongres V PDI di Asrama Haji Pangkalan Masyhur Medan pada 20-22 Juni 1996. Satu bulan kemudian, Sekretariat DPP PDI yang dikuasai kubu Megawati diambil alih oleh kubu Soerjadi dengan bantuan aparat keamanan, hingga meletus kerusuhan Sabtu Kelabu pada 27 Juli 1996.

Meskipun demikian, Megawati tetap bertahan dan memimpin PDI hingga rezim Orde Baru tumbang pada 20 Mei 1998. Setelah itu, partainya berganti nama menjadi PDI Perjuangan (PDIP).

Keberhasilan dalam Pemilu dan Jabatan Presiden

Pada Pemilu 1999, PDIP pimpinan Megawati memenangi pemilu legislatif. Meski begitu, Sidang Umum MPR 1999 hanya menempatkan Megawati sebagai Wakil Presiden dalam pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Pada 23 Juli 2001, Megawati resmi menjadi Presiden Republik Indonesia, menggantikan Gus Dur yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR. Ia menjadi perempuan pertama yang memimpin partai politik sekaligus perempuan pertama yang menjabat sebagai Presiden RI.

Jabatan presidennya berlangsung hingga 20 Oktober 2004, dengan Hamzah Haz sebagai Wakil Presiden. Setelah itu, ia kembali fokus pada politik dan kembali menjabat sebagai Ketua Umum PDIP.

Riwayat Kongres PDIP

PDIP telah melakukan enam kali kongres. Kongres I digelar pada 27 Maret-1 April 2000 di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah. Hasilnya, Megawati Soekarnoputri ditetapkan sebagai Ketua Umum PDIP periode 2000-2005.

Kongres PDIP ke-4 digelar di Bali pada 8-12 April 2015, Megawati kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum PDIP periode 2015-2020. Lalu Kongres V PDIP di Bali dengan keputusan serupa, Megawati jadi Ketum hingga 2024.

Kini, ia kembali menempati posisi pucuk pimpinan partai banteng untuk periode kepemimpinan 2025-2030. Dengan demikian, Megawati telah menjadi ketua umum partai politik dengan jabatan terlama sejauh ini di Indonesia.