Mengapa Banyak Orang Pamer Karya di Sosmed Meski Skill Biasa? Ini Penjelasan Psikolog

Fenomena Karyawan yang Sering Pamer Pekerjaan di Media Sosial
Media sosial kini menjadi tempat bagi banyak orang untuk berbagi aktivitas sehari-hari, termasuk pekerjaan mereka. Namun, terdapat sebuah fenomena yang menarik perhatian warganet, yaitu adanya karyawan yang cenderung membagikan aktivitas kerja mereka secara rutin di media sosial, meskipun skill atau hasil kerjanya tidak terlalu mencolok.
Beberapa netizen mengungkapkan keheranan terhadap hal ini. Mereka melihat bahwa orang-orang yang sering membagikan tips sukses, portfolio, atau pengalaman kerja biasanya tidak memiliki prestasi yang luar biasa. Sebaliknya, mereka yang lebih rendah hati dan jarang bersuara justru mungkin memiliki kesuksesan yang lebih besar.
Ini memicu diskusi luas tentang alasan di balik perilaku tersebut. Banyak yang bertanya, apakah mereka membagikan informasi itu karena ingin validasi atau karena kurang percaya diri?
Tiga Alasan Psikologis di Balik Perilaku Ini
Menurut Ratna Yunita Setiani Subardjo, dosen psikologi dari UNISA Yogyakarta, ada beberapa alasan psikologis yang bisa menjelaskan fenomena ini:
-
Merasa Kurang Percaya Diri
Menurut teori kompensasi, individu yang merasa kurang percaya diri sering kali mencoba untuk mengompensasi kelemahan mereka dengan menunjukkan kelebihan di bidang lain. Di media sosial, mereka mungkin berusaha menonjolkan pencapaian atau keahlian mereka, bahkan jika itu tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataannya. -
Kebutuhan Akan Pengakuan
Manusia memiliki kebutuhan dasar untuk diakui dan dihargai oleh orang lain. Jika seseorang merasa tidak mendapatkan pengakuan yang cukup di tempat kerja, mereka mungkin mencoba untuk mendapatkan perhatian melalui media sosial. Dengan membagikan aktivitas kerja mereka, mereka berharap bisa mendapatkan apresiasi dari rekan atau publik. -
Sifat Narsistik
Beberapa individu memiliki kecenderungan narsistik, yakni kebutuhan berlebihan untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain. Mereka mungkin menggunakan media sosial sebagai sarana untuk membangun citra diri yang lebih baik, bahkan jika itu hanya sekadar tampilan.
Tips Mengatasi Rasa Iri dan FOMO
Ratna juga memberikan beberapa saran untuk mengatasi rasa iri dan Fear of Missing Out (FOMO) akibat konten produktif di media sosial:
-
Jangan Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Fokus pada pencapaian pribadi dan tujuan sendiri, bukan pada apa yang dilakukan orang lain. -
Atur Batasan Penggunaan Media Sosial
Batasi waktu yang dihabiskan untuk mengakses media sosial dan pilih konten yang positif serta inspiratif. -
Kenali Motivasi dan Kebutuhan Pribadi
Cari cara untuk memenuhi kebutuhan dan motivasi dengan cara yang sehat dan positif. -
Kembangkan Kepercayaan Diri
Dengan meningkatkan kepercayaan diri, seseorang tidak akan terlalu bergantung pada pengakuan dari orang lain.
Kesimpulan
Dengan memahami alasan psikologis di balik fenomena ini, kita dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Tidak semua orang yang sering membagikan aktivitas kerja mereka di medsos memiliki skill yang luar biasa. Ada banyak faktor yang memengaruhi perilaku ini, dan penting untuk tidak terlalu cepat menilai seseorang hanya berdasarkan apa yang mereka unggah di media sosial.