Mengenal Proses RLE untuk Mengatasi Mata Tua dan Rabun Dekat

Presbiopia: Ancaman Kesehatan Mata yang Tidak Boleh Diabaikan
Presbiopia, atau mata tua, adalah kondisi yang terjadi akibat penurunan kemampuan lensa mata untuk berakomodasi. Kondisi ini umumnya mulai muncul pada usia 40 tahun dan semakin jelas setelah usia 45 tahun. Diperkirakan sekitar 86,3 juta penduduk Indonesia yang berusia 45 tahun ke atas mengalami presbiopia. Angka ini menunjukkan bahwa hampir 83% dari populasi tersebut terkena gangguan penglihatan ini.
Kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan dalam melihat objek dekat, seperti membaca buku atau membaca label barang. Penderitanya sering kali harus menjauhkan benda tersebut agar bisa terlihat lebih jelas. Selain itu, gejala seperti kelelahan mata, sakit kepala, dan membutuhkan pencahayaan yang lebih terang saat membaca juga sering dialami oleh penderita presbiopia.
Dampak Psikologis dan Ekonomi
Presbiopia tidak hanya memengaruhi kualitas hidup secara fisik, tetapi juga memiliki dampak psikologis dan ekonomi. Penelitian menunjukkan bahwa pasien presbiopia cenderung merasa kurang percaya diri karena ketergantungan pada kacamata bifokal yang dianggap tidak menarik. Selain itu, kesulitan dalam melakukan tugas sehari-hari dapat memicu tekanan mental dan mengurangi produktivitas.
Dalam studi global, ditemukan bahwa hilangnya produktivitas akibat presbiopia yang tidak dikoreksi mencapai US$11 miliar bagi individu berusia 50 tahun ke bawah, dan hingga US$25,4 miliar bagi mereka yang berusia 65 tahun ke bawah. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak presbiopia terhadap ekonomi masyarakat.
Solusi Medis untuk Presbiopia
Untuk mengatasi presbiopia tanpa ketergantungan pada kacamata, JEC Eye Hospitals and Clinics memperkenalkan prosedur Refractive Lens Exchange (RLE). Prosedur ini melibatkan penggantian lensa alami mata yang sudah tidak berfungsi optimal dengan lensa tanam (intraokular lens/IOL).
Prosedur RLE diperkuat teknologi Femtosecond Laser-Assisted Cataract Surgery (FLACS) yang memberikan presisi tinggi dan risiko minimal. Dengan teknologi ini, pasien dapat segera terbebas dari ketergantungan kacamata atau lensa kontak. RLE juga efektif untuk mengoreksi gangguan refraksi lainnya seperti miopia, hipermetropia, dan astigmatisme dalam satu tindakan.
Keunggulan Proses RLE
Keberhasilan prosedur RLE mencapai rasio 98,5%, dengan risiko komplikasi sebesar 1,5% yang biasanya dapat dikoreksi dengan operasi lanjutan. Waktu pemulihan juga lebih cepat dibandingkan metode lain. Durasi tindakan RLE berkisar antara 10-15 menit per mata, tergantung kondisi pasien.
Layanan RLE dengan FLACS tersedia di beberapa cabang JEC Eye Hospitals and Clinics, termasuk RS Mata JEC @ Menteng, RS Mata JEC @ Kedoya, dan RS Mata JEC Orbita @ Makassar. Proses RLE juga dapat diberikan di seluruh cabang JEC.
Pilihan Teknologi Lensa Tanam
Pemilihan lensa tanam dalam prosedur RLE disesuaikan dengan kebutuhan visual pasien dan rekomendasi dokter spesialis mata. Berikut beberapa jenis lensa yang tersedia:
- IOL Multifocal: Memberikan penglihatan yang baik untuk jarak dekat, menengah, dan jauh tanpa perlu kacamata.
- IOL Extended Depth of Focus (EDOF): Menawarkan penglihatan yang lebih alami dengan fokus dominan pada jarak jauh dan menengah.
- IOL Monofocal: Terdiri dari beberapa variasi, termasuk lensa Non-Aspheric, Aspheric, dan Monofocal Plus yang masing-masing memiliki keunggulan dalam kualitas penglihatan.
- IOL Toric: Dirancang untuk mengoreksi astigmatisme atau silinder dalam satu prosedur operasi.
Dengan berbagai pilihan teknologi lensa tanam, JEC Eye Hospitals and Clinics menawarkan solusi optimal untuk setiap pasien, sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan visual mereka.