Mengunjungi Rumah Soekarno di Blitar, Kini Jadi Wisata Sejarah

Mengunjungi Rumah Soekarno di Blitar, Kini Jadi Wisata Sejarah

Sejarah dan Keberlanjutan Rumah Keluarga Soekarni di Blitar

Di tengah keindahan kota Blitar, terdapat sebuah bangunan rumah tua yang masih kokoh berdiri. Lokasinya berada di Kelurahan Sumberdiren, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar. Pada 14 Juli 1916, tempat ini menjadi tempat kelahiran seorang pahlawan nasional Indonesia, Soekarni Kartodiwirjo. Ia dikenal sebagai tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan RI.

Rumah tersebut memiliki atap dengan gaya limasan yang khas. Halaman depannya luas dan sudah dipaving, sementara bangunannya sendiri cukup besar. Terdapat beberapa bagian seperti rumah induk, balai, ruang penerima tamu, dan garasi. Di teras depan pintu masuk, tergantung papan bertuliskan "Ndalem Soekarni", menandai bahwa tempat ini memiliki nilai sejarah yang tinggi.

Penjaga rumah, Supriyanto (66 tahun), mengatakan bahwa rumah ini masih asli seperti dulu. Hanya sedikit perubahan yang dilakukan, seperti penggantian kayu usuk atap. Saat Zonza Kreasi berkunjung, ia sedang mengecat tembok garasi. Ia menjelaskan bahwa setiap momen Agustusan, ia selalu melakukan pengecatan pagar dan bangunan rumah. Tujuannya adalah agar rumah tetap bersih dan siap digunakan untuk kegiatan perayaan HUT Kemerdekaan RI oleh warga sekitar.

Supriyanto juga menyebutkan bahwa rumah ini merupakan peninggalan orang tua Soekarni, yaitu Dimoen Kartodiwirjo. Ayah Soekarni ini dikenal sebagai jagal atau penjual daging sapi yang cukup terkenal pada masa itu. Adik Soekarni, Karmiyem, sempat tinggal di rumah ini hingga akhir hayatnya. Supriyanto sendiri telah menjaga rumah ini sejak 1979 dan masih diminta keluarga untuk merawat serta membersihkannya.

Pada 2014, rumah Soekarni resmi dijadikan sebagai tempat wisata sejarah dan dibuka untuk umum. Pembukaan ini dilakukan bersamaan dengan penetapan Soekarni sebagai pahlawan nasional. Sejak saat itu, rumah ini mulai ramai dikunjungi oleh pelajar dan masyarakat umum yang ingin belajar tentang sejarah.

Soekarni dikenal sebagai tokoh penting dalam peristiwa Rengasdengklok. Bersama tokoh muda lainnya, ia mendesak Soekarno dan Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 1945. Mereka membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk menjauhkan dari pengaruh Jepang dan mempercepat proses proklamasi.

Sejak ditetapkan sebagai pahlawan nasional, keluarga Soekarni memutuskan untuk membuka rumah orang tuanya sebagai tempat wisata sejarah. Hal ini membuat banyak pengunjung, terutama pelajar, datang untuk belajar sejarah. Khususnya di momen HUT Kemerdekaan RI dan Hari Pahlawan, rumah ini selalu ramai dikunjungi.

Selain itu, rumah Soekarni juga menjadi tempat kegiatan warga di lingkungan Sumberdiren. Berbagai acara seperti rapat RT, posyandu, dan peringatan HUT Kemerdekaan RI sering diadakan di sini. Bahkan, saat pemilu, rumah ini digunakan sebagai Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Di dalam rumah, masih tersimpan sejumlah barang milik keluarga, seperti lemari, meja kursi, jam dinding, dan tempat tidur. Di ruangan depan, terpajang beberapa foto dan lukisan wajah Soekarni. Selain itu, ada patung Soekarni yang ditempatkan di sudut ruangan.

Supriyanto berharap keluarga dapat terus merawat rumah ini. Ia menegaskan bahwa rumah ini tidak hanya memiliki nilai sejarah, tetapi juga tempat lahirnya seorang pahlawan nasional yang berjasa dalam memerdekakan Indonesia. Dengan tetap menjaga dan merawat rumah ini, generasi muda dapat terus belajar dan menghargai perjuangan para pahlawan.