Menteri Israel Berdoa di Al Aqsa, Turki dan Arab Saudi Menentang

Kunjungan Menteri Israel ke Masjid Al-Aqsa Memicu Kekacauan
Menteri Keamanan Nasional ekstremis sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, melakukan kunjungan ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Lokasi ini menjadi pusat perhatian yang sangat sensitif di kawasan Timur Tengah. Dalam kunjungannya, ia menegaskan bahwa dirinya berdoa di sana, mengabaikan aturan yang telah berlaku selama bertahun-tahun.
Menurut perjanjian "status quo" antara Israel dan otoritas Muslim, kompleks Al-Aqsa dikelola oleh sebuah yayasan keagamaan Yordania. Meskipun orang Yahudi diperbolehkan berkunjung, mereka tidak diperkenankan untuk berdoa di tempat tersebut. Namun, kunjungan Ben-Gvir kali ini menimbulkan ketegangan yang besar.
Video yang dirilis oleh organisasi Yahudi kecil bernama Temple Mount Administration menunjukkan Ben-Gvir memimpin sekelompok orang berjalan di dalam kompleks tersebut. Video lain yang beredar secara daring tampaknya menunjukkan bahwa ia sedang berdoa. Namun, isi video tersebut belum dapat diverifikasi.
Kunjungan ini terjadi pada hari Tisha B'av, yaitu hari puasa yang digunakan untuk mengenang penghancuran dua kuil Yahudi kuno yang pernah berdiri di lokasi tersebut. Wakaf, yayasan yang mengelola kompleks tersebut, menyatakan bahwa Ben-Gvir termasuk di antara 1.250 orang lainnya yang naik ke situs tersebut. Mereka dilaporkan berdoa, berteriak, dan menari.
Secara resmi, pemerintah Israel menerima aturan yang membatasi ibadah non-Muslim di kompleks tersebut. Situs ini merupakan salah satu lokasi suci bagi umat Islam dan juga memiliki arti penting dalam agama Yahudi. Sebelumnya, Ben-Gvir pernah mengunjungi situs tersebut dan menyerukan agar ibadah Yahudi diizinkan di sana. Ia juga mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengeluarkan pernyataan bahwa hal ini bukanlah kebijakan Israel.
Dalam pernyataannya, Ben-Gvir menyampaikan doanya untuk kemenangan Israel atas kelompok pejuang Palestina Hamas dalam genosida Gaza dan untuk kembalinya sandera Israel yang ditawan. Ia juga mengulangi seruannya agar Israel menaklukkan seluruh wilayah Gaza.
Kompleks di lereng bukit, di Kota Tua Yerusalem, merupakan salah satu lokasi paling sensitif di Timur Tengah. Dugaan bahwa Israel akan mengubah aturan di kompleks tersebut telah memicu kemarahan di dunia Muslim dan memicu kekerasan di masa lalu. Namun, tidak ada laporan langsung mengenai kekerasan pada hari Ahad.
Respons Negara-negara Muslim
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan negara-negara Arab mengecam keras provokasi Israel yang berulang di kompleks Masjid Al Aqsa. Dalam sebuah pernyataan, OKI menyebut penyusupan Ben-Gvir sebagai bagian dari upaya Israel untuk mengubah status quo historis dan hukum di Masjid Al-Aqsa. Organisasi tersebut menyerukan kepada masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya guna menghentikan pelanggaran serius Israel yang menargetkan situs-situs suci Islam dan Kristen di Yerusalem Timur yang diduduki.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi memperingatkan bahwa praktik Israel yang dilakukan oleh pejabat pemerintah di Masjid Al-Aqsa "hanya akan memicu konflik di wilayah tersebut." Kerajaan menekankan bahwa tindakan tersebut "melanggar hukum dan norma internasional" dan merusak upaya perdamaian. Riyadh juga menegaskan tuntutan berkelanjutannya agar komunitas internasional menghentikan praktik-praktik pejabat pendudukan Israel dan menyerukan intervensi internasional yang mendesak.
Kementerian Luar Negeri Yordania menyebut intrusi Ben-Gvir sebagai "pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional" serta "provokasi dan eskalasi yang tidak dapat diterima." Seorang juru bicara Palestina, Presiden Mahmoud Abbas, mengecam kunjungan Ben-Gvir, yang menurutnya "melewati semua batas merah."
Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengecam intrusi Ben-Gvir sebagai "tindakan kriminal" yang menimbulkan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional. Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyatakan bahwa serangan itu merupakan bagian dari "kejahatan yang semakin intensif terhadap Masjid Al-Aqsa" dan perluasan dari serangan Israel yang lebih luas terhadap rakyat, tanah, dan tempat-tempat suci Palestina.
Turki juga mengecam aksi Ben-Gvir, secara terbuka memimpin salat Jumat Yahudi di kompleks masjid tersebut. Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan menyatakan bahwa keamanan Masjid Al-Aqsa dan pelestarian identitas suci Yerusalem bukan hanya prioritas regional tetapi juga tanggung jawab utama atas nama hati nurani kolektif umat manusia.
Setelah kunjungan Ben-Gvir, Netanyahu menyatakan bahwa kebijakan Israel untuk mempertahankan status quo di kompleks tersebut "tidak berubah dan tidak akan berubah." Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Umat Yahudi menyebut area itu sebagai Temple Mount, mengklaim bahwa area tersebut merupakan lokasi dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Israel mencaplok seluruh kota pada 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.