Mereka yang Rela Beli Lapangan untuk Main Padel

Padel: Olahraga yang Menarik Perhatian Berbagai Kalangan
Padel kini menjadi olahraga yang semakin populer di kalangan masyarakat. Banyak orang memilih untuk menghabiskan waktu dan uang dalam jumlah besar demi bermain padel. Tidak hanya sebagai hobi, olahraga ini juga mulai dianggap sebagai gaya hidup yang sehat.
Melanie Saskia adalah salah satu contoh dari banyak orang yang beralih dari kebiasaan nongkrong ke aktivitas bermain padel. Sejak Januari tahun ini, ia sudah aktif bermain 3-4 kali dalam seminggu. Tarif sewa lapangan padel biasanya berkisar antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per jam, dan sering disewa secara patungan. Meski biaya tersebut tergolong mahal, Melanie merasa tidak boros karena ia mengalihkan dana yang biasanya digunakan untuk nongkrong ke aktivitas olahraga.
“Saya jadi lebih memperhatikan pola makan setelah aktif bermain padel. Budget bulanan saya untuk padel mencapai sekitar Rp 2,5 juta, dan sekarang saya tidak lagi menghabiskannya untuk nongkrong,” kata Melanie.
Selain biaya sewa lapangan, Melanie juga menghabiskan dana tambahan untuk membeli perlengkapan bermain. Ia membeli raket padel merek Bullpadel Vertex dengan harga Rp 3,7 juta, baju olahraga dengan kisaran harga Rp 500.000 hingga Rp 1 juta, serta sepatu olahraga seharga Rp 2,5 juta.
Biaya yang Menguras Kantong
Tidak hanya Melanie, Ametia juga mengakui bahwa biaya bermain padel bisa sangat mahal. Saat awal memulai, ia menghabiskan dana sebesar Rp 10 juta untuk membeli raket dan sepatu. Raket yang ia beli memiliki harga antara Rp 3 juta hingga Rp 4 juta, sedangkan sepatu olahraga sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta.
“Aku membeli raket seharga Rp 3-4 juta dan sepatu sekitar Rp 2-3 juta. Dengan outfit lengkap, totalnya sampai Rp 10 juta,” ujarnya.
Ametia juga menyebutkan bahwa dulu biaya sewa lapangan lebih mahal karena belum ada aplikasi pemesanan online. Sekali main, harga sewa bisa mencapai Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per jam. Namun, saat ini dengan adanya aplikasi seperti Re-club, harga sewa bisa turun hingga Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per jam.
Berbagai Kalangan Terlibat
Pemain padel bukan hanya anak muda. Mardiani, yang berusia 62 tahun, juga aktif bermain padel. Ia menghabiskan dana sekitar Rp 2 juta per bulan untuk bermain. Ia bermain 2-3 kali seminggu dan merasa senang dengan olahraga ini meskipun harus mengeluarkan uang cukup besar.
“Padel tidak terlalu menguras tenaga seperti olahraga lain. Selain itu, harga sewa lapangan masih terjangkau dan bisa dimainkan bersama banyak orang,” ujarnya.
Ridwan, seorang dokter berusia 25 tahun, baru saja memulai bermain padel bulan lalu. Ia mengaku olahraga ini lebih mudah dibandingkan tenis. “Basic-nya nggak sesusah tenis. Lapangannya juga lebih kecil, jadi effort untuk mengejar bola tidak terlalu berat,” katanya.
Khadijah Shahnaz, yang berusia 28 tahun, juga mengaku menemukan harga sewa lapangan yang lebih murah. Ia membayar antara Rp 175.000 hingga Rp 205.000 per sesi. “Biasanya aku cari yang Rp 175.000, jadi sekitar Rp 1,4 juta per bulan,” ujarnya.
Masalah Calo Lapangan
Meski banyak yang menikmati olahraga ini, Shahnaz juga mengungkapkan masalah yang muncul, yaitu maraknya calo lapangan. Ia mengatakan bahwa harga sewa lapangan bisa dinaikkan oleh calo hingga 40% dari harga asli.
“Misalnya harga satu jam Rp 350.000 hingga Rp 500.000, tapi ada yang jual Rp 1,4 juta untuk dua jam. Itu namanya calo, dan menurut saya merusak ekosistem padel,” ujarnya.
Sekretaris Jenderal Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI), Bugi Setiawan, mengatakan bahwa masalah calo adalah masalah permintaan dan penawaran. Ia menegaskan bahwa PBPI tidak bisa mengatur hal ini. “Dengan adanya pemesanan online, siapa pun bisa memesan dan langsung membayar,” jelasnya.