Nasib Miris Prada Lucky Namo, Tewas Disiksa Senior, Korban Diminta Sadar Diri

Nasib Miris Prada Lucky Namo, Tewas Disiksa Senior, Korban Diminta Sadar Diri

Peristiwa Meninggalnya Prada Lucky Namo yang Menimbulkan Kekhawatiran

Keluarga Prada Lucky Namo sedang mengalami kesedihan mendalam setelah kehilangan anggota keluarganya. Ibu dan ayahnya sangat terpukul dengan kondisi yang dialami putranya. Prada Lucky Namo meninggal akibat gagal ginjal dan kerusakan paru-paru yang parah. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Menurut informasi yang diberikan oleh Letkol Inf Amir Syarifudin, Wakapendam IX/Udayana, Prada Lucky Namo dikenal sebagai pribadi yang baik. Ia menyampaikan bahwa jika seseorang berperilaku baik, maka orang lain juga akan merespons secara positif. Hal ini menjadi pernyataan penting dalam konteks kejadian yang terjadi.

Ibu dari Prada Lucky Namo, Epi Seprina Mirpey, mengungkapkan bahwa kondisi anaknya sudah sangat memprihatinkan saat dirawat di ICU RSUD Aeramo, Nusa Tenggara Timur (NTB). Saat tiba di rumah sakit, ia melihat kondisi Prada Lucky Namo dalam keadaan koma dan dipasang selang ventilator. Ia tidak sadarkan diri dan hanya terbaring tak berdaya di atas ranjang rumah sakit.

Epi mengungkapkan bahwa Pasi Intel yang berkomunikasi dengannya sebelumnya menyampaikan bahwa kondisi Prada Lucky Namo baik-baik saja. Namun, setelah tiba di rumah sakit, ia melihat kondisi yang jauh lebih buruk dari yang diperkirakan.

"Anak saya sudah di ICU koma, dia bilang tidak mama, ini baik, ada istirahat, tidur, video call cuma muka Pasi Intel. Katanya sudah mama, Lucky masih istirahat. Ternyata itu Lucky sudah koma di ICU," kata Epi dalam sebuah video yang beredar di media sosial.

Karena tidak percaya dengan penjelasan Pasi Intel, Epi langsung membeli tiket pesawat untuk menemui anaknya. Saat tiba di rumah sakit, ia melihat kondisi anaknya yang sangat memprihatinkan. Meskipun dalam keadaan koma, Prada Lucky sempat memberi respon saat ibunya datang.

"Saya bilang Lucky mama datang nak, dia langsung berontak bergerak," ujarnya lagi. Sayangnya, kondisi Prada Lucky semakin memburuk dan akhirnya meninggal dunia.

Dokter menjelaskan bahwa organ tubuh Prada Lucky Namo sudah tidak berfungsi lagi. "Dokter panggil saya katanya anak saya itu sudah gagal ginjal, organ paru-paru sudah rusak semua, cairan sudah banyak. Dokter bilang itu karena memar," ungkap Epi.

Mengenai dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh senior Prada Lucky Namo, Wakapendam IX/Udayana, Letkol Inf Amir Syarifudin menyampaikan rasa prihatin. Ia menyatakan bahwa jika ada cidera atau kerusakan yang begitu parah, maka logikanya memang keras. Namun, ia menegaskan bahwa hal tersebut tidak terkait dengan barang-barang yang disebut-sebut dalam isu sebelumnya.

Namun, ia mengatakan bahwa dugaan penganiayaan bisa saja terjadi karena adanya pemicu dari korban. "Tapi proses itu tidak langsung muncul, bisa saja mungkin dari awal kejadian sudah ada mungkin, akumulasi," katanya.

Letkol Inf Amir Syarifudin juga menyarankan agar korban menyadari diri sendiri apakah selama ini sudah berbuat baik kepada orang lain atau belum. "Kita harus menyadari diri kita, kalau kita sudah baik, orang juga baik sama kita. (ada trigger) iya," tandasnya.

Pihak TNI telah memeriksa 20 anggota TNI yang diduga terlibat dalam penganiayaan tersebut. Dari jumlah tersebut, empat orang diamankan untuk mencegah adanya aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh rekan, keluarga, atau masyarakat. "Mereka diamankan dalam rangka mencegah korban lebih banyak, jangan sampai main hakim sendiri," katanya lagi.

Sementara ini, tim investigasi belum memberikan hasil apakah keempat orang tersebut melakukan kesalahan atau tidak. "Jangan karena isu yang beredar di masyarakat, mereka sampaikan empat orang ini yang bersalah, kalau kita tidak amankan nanti main hakim sendiri. Timbul kerugian yang lebih besar," tandasnya.

Soal kondisi luka Prada Lucky Namo, Letkol Inf Amir Syarifudin masih enggan memberikan komentar apapun. "Saya tidak bisa konfirmasi, foto beredar itu, silakan saja masyarakat menerjemahkan bagaimana. Nanti tim investigasi menerangkan itu sebenarnya apa," pungkasnya.